Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-02-03 09:42:26    
Olahraga Tenis Tiongkok Masuki Masa Perkembangan Pesat [foto-suara]

cri

Bagi olahraga tenis Tiongkok yang pernah dianggap sebagai nomor olahraga yang lemah di Tiongkok, tahun 2004 yang baru lewat merupakan tahun panen raya. Dalam tahun 2004, pasangan ganda puteri Tiongkok berhasil masuk 8 besar dalam Turnamen Tenis Australia Terbuka, salahsatu dari 4 Grandslam. Ini merupakan suatu kejutan bagi masyarakat Tiongkok; sedangkan dalam Olimpiade Athena, pasangan Tiongkok Li Ting/ Sun Tiantian berhasil tampil sebagai juara ganda puteri. Akhir tahun lalu, petenis Tiongkok Li Na dalam Turnamen Guangzhou Terbuka meraih gelar juara turnamen keliling WTA pertama bagi petenis Tiongkok. Tenis Tiongkok tahun 2004 mencapai hasil yang menonjol, tapi bagaimana arah perkembangan tenis Tiongkok di tahun 2005? Dalam Ruangan Olahraga edisi kali ini, akan kami sampaikan laporan wartawan kami mengenai olahraga tenis di Tiongkok.

Terobosan pada olah raga tenis Tiongkok tahun 2004 dimulai dari Turnamen Australia Terbuka awal tahun itu. Setelah Turnamen Australia Terbuka tahun 2005 dimulai pada tanggal 17 Januari lalu, penampilan petenis Tiongkok lebih mengejutkan. Walaupun prestasinya dalam Australia Terbuka kali ini tidak sebaik tahun lalu, tapi mutu permainan jauh meningkat, lebih-lebih di nomor tunggal.

Di dunia olahraga tenis profesional, prestasi nomor di tunggal lebih dipentingkan, karena tehnik ganda harus didasarkan pada nomor tunggal, sedangkan peringkat pasangan ganda ATP dan WTA juga didasarkan pada peringkat prestasi tunggal pemain. Petenis Tiongkok dalam pertandingan dan Olimpiade tahun lalu memilih nomor ganda yang selalu tidak mengundang perhatian besar negara-negara lain sebagai titik terobosan. Walalupun telah dicapai prestasi baik, tapi tidak dapat sepenuhnya menunjukkan kekuatan sejati olah raga tenis Tiongkok, tapi lain halnya kalau mencapai prestasi unggul di nomor tunggal. Pelatih Kepala Tim Tenis Nasional Tiongkok, Jiang Hongwei mengatakan,

"Setelah meraih gelar juara ganda puteri dalam Olimpiade, olah raga tennis Tiongkok merasakan tekanan yang lebih besar. Semua orang menganggap taraf tenis puteri Tiongkok sudah cukup tinggi. Padahal ini pengertian yang salah. Olah raga tenis Tiongkok hanya lebih mendekati taraf maju dunia dan lebih banyak kesempatan untuk bertanding dengan lawan yang kuat, tapi masih terdapat kesenjangan. Tenis lebih mengutamakan nomor tunggal. Peringkat di nomor tunggal makin tinggi, prestasi di nomor ganda juga akan lebih baik, sedangkan tingginya peringkat di nomor ganda tidak berarti Tiongkok telah mencapai terobosan penting di cabang tenis. Dilihat dari sudut profesional, taraf nomor tunggal perlu ditingkatkan. Kalau prestasi di nomor tunggal kurang baik, akan tertutup kesempatan untuk ikut serta dalam pertandingan ganda."

Para pemain Tiongkok kini sedang membuktikan pandangan Jiang Hongwei itu dengan tindakannya. Seluruhnya 5 pemain tunggal puteri Tiongkok ikut serta dalam pertandingan tunggal Australia Terbuka tahun ini, suatu rekor tertinggi dalam sejarah. Walaupun hanya Li Na dan Peng Shuai masuk putaran kedua, tapi prestasi itu boleh dikata meurpakan suatu kemajuan lompatan dibandingkan dengan prestasi tahun lalu. Sebelum dimulainya pertandingan Australia Terbuka, pemain tunggal puteri Tiongkok telah mencetak serentetan prestasi unggul. Dalam Turnamen Tenis Internasional Sydney sebagai pertandingan pemanasan menjelang Australia Terbuka, Peng Shuai yang berumur 19 tahun berhasil mengalahkan pemain favorit Rusia, Anastasia Myskina, juara Perancis Terbuka tahun lalu, sehingga ia menjadi pemain Tiongkok pertama yang menaklukkan juara Grand Slam dan senyusul itu ia berhasil menyisihkan pemain unggulan Rusia yang lain, Nadia Petrova. Meskipun ia akhirnya gagal masuk final, tapi penampilannya cukup menggemparkan dunia. Sementara itu, Zhen Jie dalam Turnamen Tenis Hobart berhasil meraih gelar juara WTA pertamanya yang juga merupakan sebuah kejutan.

Olah raga tenis Tiongkok maju pesat karena menempuh jalan profesional. Ini juga merupakan jalan yang harus dilalui bagi perkembangan tenis. Melalui gemblengan pertandingan profesional dalam jumlah besar, petenis Tiongkok telah mengalami peningkatan sangat besar dalam waktu satu tahun saja. Ini sangat menyenangkan pelatih kepala tim tenis nasional Tiongkok Jiang Hongwei. Ia lebih-lebih merasa gembira terhadap peningkatan taraf keseluruhan pemain tenis Tiongkok. Dikatakannya,

"Dulu di antara pemain Tiongkok hanya satu dua orang saja yang prestasinya dapat dikatakan baik, tapi sekarang kami sudah memiliki satu kelompok. Rusia yang memiliki 4 sampai 5 orang di antara 10 pemain top dunia menjadi negara kuat tenis. Sedangkan di antara 100 pemain terdepan dunia atau di antara pemain terdepan yang ikut 4 Turnamen Terbuka besar kini terdapat 4 sampai 5 pemain Tiongkok. Tingkat keberhasilan pemain Tiongkok juga akan meningkat setapak demi setapak."

Kemajuan pesat pemain Tiongkok di nomor tunggal mengundang perhatian besar dunia tenis internasional. Petenis terkenal AS, Lindsay Davenport yang berada di peringkat teratas WTA mengatakan, pemain Tiongkok sudah tampil. Seorang petenis lain AS yang terkenal, Venus Williams yang berhasil mengalahkan Peng Shuai dalam putaran kedua juga memuji Peng Shuai seorang pemain yang unggul. Media Australia bahkan meramalkan bahwa petenis Tiongkok akan meraih gelar juara tunggal puteri Grand Slam dalam waktu 4 tahun mendatang.

Menghadapi kata-kata pujian itu, pelatih dan pemain Tiongkok merasa gembira tapi tetap berkepala dingin. Peng Shuai sebagai petenis Tiongkok pertama yang mengalahkan juara Grand Slam ketika menyinggung kesenjangannya dari Myskina dan Venus Williams menyatakan, bahwa dirinya perlu berupaya keras mengejar pemain-pemain top di bidang tehnik, fisik dan pengalaman. Dibandingkan kemajuan di bidang tenis puteri, pemain putera Tiongkok kini masih sangat terbatas kemajuannya. Selain itu, olah raga tenis Tiongkok kalau ingin berkembang secara kontinu dan pesat masih menghadapi masalah adanya patahan dasar profesionalisasi. Menurut keterangan, karena terbatas oleh banyak faktor riil, banyak pemain Tiongkok yang berbakat masih tidak mungkin ikut serta dalam pertandingan profesional dan ini pasti akan mempengaruhi peningkatan taraf keseluruhan olah raga tenis Tiongkok.

Tapi bagamimanapun, olah raga tenis Tiongkok kini telah menempuh jalan perkembangan pesat. Kalangan tenis Tiongkok sangat yakin akan masa depan olah raga tennis di Tiongkok.