Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-02-11 18:24:54    
Penyelesaian Masalah Nuklir Semenanjung Korea Melalui Perundingan Damai Merupakan Kesepahaman Internasional [Suara-foto]

cri

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara kemarin dalam pernyataannya mengumumkan terpaksa menghentikan tanpa batas waktu untuk menghadiri Pembicaraan 6 Pihak yang bertujuan menyelesaikan masalah nuklir Semanjung Korea, sementara untuk pertama kali dengan jelas menyatakan, Korea Utara " berhasil memproduksi senjata nuklir untuk bela diri ". Pernyataan Korea Utara itu segera mengundang perhatian keras masyarakat internasional. Dilihat dari reaksi berbagai pihak terkait, segera menghidupkan Pembicaraan 6 Pihak putaran baru, meyelesaikan msalah nuklir Semenanjung Korea melalui perundingan damai merupakan kesepahaman masyarakat internasional. Terhitung sampai bulan Juni tahun lalu, keenam negara yaitu, Tiongkok, Korea Utara, Amerika Serikat, Korea Selatan, Rusia dan Jepang telah mengadakan tiga putaran Pembicaraan 6 Pihak, tapi Pembicaraan putaran keempat akhir bulan September tahun lalu yang semulanya disetujui oleh berbagai pihak, sejauh ini belum dapat terwujud. Korea Utara berkali-kali menuding politik bermusuhan yang diambil Amerika merupakan sebab fundamental terjerumusnya dalam kemacetan Pembicaraan 6 Pihak. Presiden Amerika George W. Bush dalam pidato amanat kenegaraan dalam masa jabatan kedua tak lama berselang menyatakan, Amerika sedang mengadakan kerja sama yang erat dengan pemerintah negara Asia, untuk melobi Korea Utara melepaskan ambisi nuklirnya. Korea Utara dalam pernyataan kemarin menunjukkan, sikap terkait Bush itu tidak menunjukkan Amerika telah mengubah politik bermusuhan terhadap Korea Utara, pendirian pemerintah Amerika adalah sebab fundamental yang mengakibatkan situasi dewasa ini. Media secara merata mencatat, sikap Korea Utara dalam pernyataannya kemarin lebih keras daripada sebelumnya, tapi bersamaan dengan itu, Korea Utara juga menyatakan target definitif Korea Utara untuk mewujudkan denuklirisasi Semenanjung Korea tidak berubah, Korea Utara tetap mempertahankan ' penyelesaian masalah tersebut melalui perundingan damai'.

Setelah dikeluarkannya pernyataan Korea Utara, kelima negara lainnya peserta Pembicaraan 6 Pihak masing-masing memberikan reaksinya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Kong Quan menyatakan, Tiongkok mengharapkan Pembicaraan 6 Pihak dapat diteruskan; Menteri Luar Negeri Amerika Condoleezza Rice menyebut, tindakan Korea Utara itu hanya membuat sendirinya lebih terisolasi dalam masyarakat internasional. Rice menekankan, Amerika tidak bermaksud melancarkan pukulan militer terhadap Korea Utara, Amerika mengharapkan Korea Utara dapat kembali ke meja Pembicaraan 6 Pihak; Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi menyatakan, Jepang tetap memelihara kerja sama dengan berbagai negara, berupaya menggelar kembali Pembicaraan 6 Pihak, tapi Koizumi menekankan pula, untuk mengupayakan penyelesaikan paket, yaitu masalah-masalah pengembangan nuklir, peluncuran peluru kendali, penculikan sandera dan lain sebagainya, Jepang perlu mengadakan dialog dengan Korea Utara dan memberikan tekanan kepada Korea Utara, serta menunjukkan kepada Korea Utara bahwa melepaskan pengembangan nuklirnya sesuai dengan kepentingan Korea Utara; sedangkan Rusia dan Korea Selatan menyatakan penyesalan terhadap pernyataan Korea Utara itu, Rusia menekankan, Pembicaraan 6 Pihak adalah mekanisme terbaik penyelesaian masalah nuklir Semenanjung Korea, dan mengharapkan digulirnya kembali Pembicaraan 6 Pihak; Korea Selatan bahkan menyatakan, kalau berseberang pendapat dengan Amerika atau negara lainnya, Korea Utara dapat menyelesaikan masalah melalui perundingan. Korea Selatan mendesak Korea Utara segera menyatakan sikapnya untuk berpartisipasi dalam Pembicaraan 6 Pihak. Pemerintah Korea Selatan akan mengadakan upayanya sendiri untuk diselenggarakannya sedini mungkin Pembicaraan 6 Pihak dan mencapai hasil. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa ( PBB ) Kofi Annan menyatakan, berbagi pihak terkait diharapkan dapat terus mengadakan kontak dengan Korea Utara, sedini mungkin menggulir kembali Pembicaraan 6 Pihak.

Analis berpendapat, walaupun Persetujuan Kerangka Nuklir Jenewa memungkinkan Amerika dan Korea Utara melewatkan krisis nuklir pertama pada tahun 90-an, tapi juga memendam bahaya laten sekarang. Seiring dengan berjalannya waktu, saling tidak percaya antara Amerika dan Korea Utara semakin hebat. Pembicaraan 6 Pihak menyediakan kesempatan dan peluang baik bagi kedua pihak untuk meningkatkan komunikasi dan berangsur-angsur membina kepercayaan, juga menyediakan kemungkinan untuk dengan sungguh-sungguh menyelesaikan masalah nuklir Semenanjung Korea. Masyarakat internasional secara merata mengharapkan Pembicaraan 6 Pihak dapat diadakan sedini mungkin.