Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-02-21 14:05:01    
Perubahan Pandangan Perkawinan Warga Tiongkok Dewasa Ini

cri

Saudara pendengar, lagu yang kami perdengarkan itu mengekspresikan kedambaan terhadap cinta asmara yang tulus. Seiring dengan semakin meningkatnya taraf materiil dan kehidupan budaya masyarakat Tiongkok, kebutuhan atas perasaan warga Tiongkok sekarang juga semakin beraneka ragam. Sementara itu sejalan dengan semakin terbukanya iklim masyarakat, warga Tiongkok yang berani mengejar percintaan dan kebahagiaan pernikahan juga kian hari kian banyak. Dalam acara kali ini saudara pendengar, mari kita memasuki dunia perasaan warga Tiongkok dewasa ini.

Guan Wanqiang adalah seorang pemuda asal timur laut Tiongkok. Ia yang berwajah cerah itu bekerja di sebuah perusahaan besi dan baja Beijing. Meski pekerjaannya sibuk dan melelahkan, tetapi ia tampak gembira. Teman-teman sekitarnya mengetahui ia mempunyai keluarga bahagia. Ia bermigrasi ke Beijing dari bagian timur laut justru karena kekasihnya. Ia menceritakan kepada wartawan." Pada waktu itu tak ada lagi pikiran apa-apa, selain merasa tak dapat berpisah dengan dia. Sekarang kami berdua sangat bahagia hidup bersama. Penghasilan saya lumayan dan ia bekerja sebagai guru. Setiap tahun, kami bersama-sama berlibur ke kampung halamanku dan bermain-main, pantai laut." Demikian cerita pemuda itu.

Dua sejoli itu mulai menjalin percintaannya waktu belajar di universitas. Gadis Kota Beijing istri Guan Wanqiang adalah anak tunggal. Setelah tamat ia ingin kembali ke Beijing bergabung dengan orang tua. Guan Wanqiang memutuskan ikut kekasihnya ke Beijing, tetapi ditentang orang tuanya. Meski demikian dikatakannya ia tetap tidak mau melepaskan perasaan itu. Kini mereka menirnikah, mendapat pekerjaan yang stabil dan membeli rumah di kota. Guan Wanqiang suami itu juga mendapat pengertian orang tuanya.

Sekarang di Tiongkok pemuda pemudi seperti dua sejoli itu yang mengejar kebahagian dalam percintaan itu semakin banyak. Mereka tidak terikat lagi oleh pandangan lama, berani mengejar percintaan dan juga dengan sepuasnya menikmati kehidupan yang berwarna-warni.

Pakar wanita terkenal yang meneliti masalah perkawinan dan keluarga di Tiongkok nyonya Chen Xinxin mengatakan kepada wartawan:"Dengan bertambahnya pendapatan ekonomi, kualitas hidup warga Tiongkok meningkat pula, misalnya rumah semakin besar. Di atas dasar itu permintaan atas kualitas pernikahan juga meningkat. Antara lain misalnya apakah rukun hidup keluarga, harmonis atau tidak hubungan seksual antara suami istri dan apakah keluarga memberikan kesenangan hidup. Sudah barang tentu siapa pun tidak mengharapkan pernikahan dapat menciptakan suasana yang bahagia dan nyaman". Demikian dikatakan Pakar yang meneliti masalah pernikahan dan keluarga. Pakar wanita itu mengatakan pula, dalam penelitian selama bertahun-tahun, ia menemukan pandangan perkawinan warga Tiongkok tengah mengalami perubahan nyata. Misalnya pada masa lampau, apabila perkawinan mengalami krisis, banyak orang bersikap menahan diri untuk menjaga keutuhan keluarga; tetapi sekarang lebih banyak orang dengan berani memilih perceraian.

Kini di Tiongkok banyak situs web membuka forum untuk menyediakan kesempatan pertukaran bagi mereka yang bercerai. Zhang Bin seorang laki-laki yang berusia 40 tahun adalah salah satu di antaranya. Ia yang baru mengakhiri perkawinannya selama 8 tahun menceritakan dengan terus terang sebab penyebab perceraian dengan istri:" Lama-lama hidup bersama menemukan banyak yang tidak hormonis dan hidup menjadi boyak. Kemudian kami berdua cerai dengan tenang".

Sekarang Zhang Bin hidup seorang diri dengan tenang dan bebas. Pada akhir pekan ia ikut serta perkumpulan teman atau mengakses QQ. Dikatakannya kalau pada suatu hari dia ketemu seorang wanita yang menggugah hatinya , ia akan kembali menganyam hidupnya yang baru.

Menurut statistik, kasus perceraian di Tiongkok cenderung meningkat. Pada tahun 1990, tingkat perceraian di seluruh Tiongkok mencapai 1,38%; Sampai tahun 2003, kasus perceraian di seluruh negeri tercatat 1,33 juta. Angka statistik menunjukkan pula, kasus perceraian bukan saja cenderung meningkat, melainkan usianya cenderung memuda. Sedangkan jumlah orang yang memohon surat nikah di catatan sipil cenderung berkurang. Banyak orang memilih hanya tinggal serumah, tapi tidak memohon surat nikah di catatan sipil, dan gejala itu bahkan dimengerti dan diterima oleh opini masyarakat. Oleh karena itu apakah dapat dikatakan warga Tiongkok sekarang bersikap kurang serius terhadap perkawinan. Pakar wanita masalah perkawinan itu memberikan jawaban yang negatif. Dikatakannya: "Pada kenyataannya, tertimbul gejala tersebut justru karena mereka bersikap serius terhadap perkawinan. Banyak orang muda mengatakan, mereka tinggal serumah adalah untuk menguji harmonis atau tidak hidup bersama, setelah itu baru mengambil keputusan untuk melangsungkan perkawinan".

Pakar wanita masalah perkawinan itu dalam kesimpulan penelitiannya menunjukkan, biarpun tingkat perkawinan dan perceraian mengalami perubahan, bagi warga Tiongkok perkawinan selalu adalah urusan yang paling serius dalam kehidupan mereka. Yang berbeda hanyalah peningkatan kebebasan perkawinan memberikan ruang lebih luas kepada mereka untuk mewujudkan kebahagiaan perkawinan.