Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-03-03 13:38:49    
Pengadilan Terhadap Pejabat Senior Bekas Rezim Irak Berjalan Alot

cri

Pihak kepolisian Irak kemarin mengumumkan, "Seorang hakim pengadilan khusus, Barwez al-Merwani dan puteranya, Aryan al-Merwani yang juga seorang pengacara yang akan mengadili mantan pemimpin Irak, Saddam Husein pada hari Selasa ditembak mati." Ini merupakan peristiwa pembunuhan pertama terhadap hakim dan pengacara yang terlibat pengadilan khusus sejak dibentuknya Mahkamah Istimewa untuk mengadili tokoh-tokoh rezim lama.

Marwez dan puteranya terbunuh setelah Mahkamah Istimewa mengumumkan akan mengajukan gugatan terhadap mantan pemimpin Irak itu. Mahkamah Istimewa Senin lalu mengumumkan akan mengajukan gugatan terhadap Barzan al-Tikriti, salah seorang saudara tiri dari mantan Presiden Irak, Saddam Hussein dan mantan Wakil Presiden, Taha Yassin Ramadan serta 3 pejabat senior lainnya.

Mahkamah Istimewa Irak yang dibentuk pada bulan Desember tahun 2003 dengan mengalokasikan dana 75 juta dolar Amerika oleh pemerintah Bush bertanggung jawab untuk mengadili kejahatan Saddam Hussein dan pejabat senior lainnya selama lebih dari 30 tahun masa pemerintahannya. Tak lama setelah dibentuknya Mahkamah Istimewa, 5 orang yang kemungkinan akan menjadi calon hakim Mahkamah terbunuh sehingga banyak tokoh dari kalangan hukum Irak tidak berani menerima undangan.

Opini umum Arab berpendapat, sejak pembentukan Mahkamah Istimewa sampai terbunuhnya Barwez dan anaknya, pengadilan terhadap pejabat senior mantan pemerintah Irak selalu berjalan alot, ada beberapa sebab sebagai berikut:

Pertama, keadilan dan kesahan pengadilan mengundang keraguan secara luas. Pengadilan Istimewa yang didominasi oleh AS sejak dibentuk terus mendapat kritikan, karena arah kepentingannya terlihat jelas, rombongan pengacara pembela Saddam pernah berulang kali menuduh Mahkamah kurang bersikap transparan dan tidak mengakui kesahannya.

Kedua, sejak perang utama Irak berakhir, situasi keamanan di Irak terus belum diperbaiki dan kedua belah pihak penggugat dan pembela sulit mengajukan kesaksian. Pengeluaran untuk keamanan Mahkamah Istimewa walaupun telah digunakan separoh dari anggaran belanja sebanyak 75 juta dolar Amerika, pekerjaan untuk mencari kesaksian mengenai kejahatan Saddam Hussein dan pejabat senior lainnya tetap sulit dilakukan.

Ketiga, bagaimana cara menyelidiki kejahatan Saddam dan pejabat senior lainnya masih berada dalam masa yang sulit. Mengadili pejabat senior lain dianggap sebagai dasar untuk menyelidiki kejahatan Saddam. Barzan al-Tikriti dan 4 orang lainnya digugat melakukan pembunuhan masal di Irak Selatan pada tahun 1982, kemungkinan akan dijatuhi hukuman mati. Sehari setelah diumumkan berita itu oleh Mahkamah Istimewa, di Baghdad segera terjadi pembunuhan terhadap hakim dan pengacara Mahkamah Istimewa, juga terjadi dua kali serangan peledakan bom mobil yang menewaskan 12 orang. Maka apakah Saddam Hussein akan dijatuhi hukuman mati akan mendatangkan ketidak-senangan dari Muslim Sekte Sunni yang pro Saddam dan Muslim Sekte Shiah dan orang Kurdi yang pernah ditindas oleh Saddam dan kemungkinan akan mengakibatkan bentrokan kekerasan.

Analis berpendapat, Mahkamah Istimewa dengan tergesa-gesa mengumumkan gugatan terhadap mantan pejabat senior, tak terpisahkan dari keinginan untuk melenyapkan pengaruh bekas pemerintah, memukul kekuatan anti AS dan mencari tahun reaksi psikologis massa rakyat terhadap hukuman kepada Saddam.Dalam keadaan belum memadainya syarat penyidangan dan situasi keamanan sekarang ini, perbuatan tersebut akan membuahkan hasil yang sebaliknya dan memperuncing kontradiksi di dalam negeri Irak serta mempengaruhi pembentukan pemerintah transisi secara lancar.