Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-03-21 13:25:32    
Kehidupan Warga Makau

cri

Sejak Tiongkok memperoleh kembali kedaulatan atas Makau pada tahun 1999, sampai sekarang sudah berlalu 5 tahun lebih. Selama 5 tahun ini, ekonomi Daerah Administrasi Khusus Makau berkembang terus, kesempatan kerja stabil, keadaan keamanan masyarakat mengalami perubahan mendasar dan warga Makau menikmati kehidupan harmonis dan tenang. Dalam acara kali ini saudara pendengar, mari ikuti wartawan kami memasuki kehidupan warga biasa Makau.

Di jalan Xinmalu yang kental bergaya Portugal terdapat banyak restoran ala Tiongkok dan ala Portugal. Di antaranya sebuah restoran yang dinamakan "xilaike" meskipun tampaknya tidak begitu mewah, tetapi sangat ramai pengunjungnya. Pemilik restoran yang berusia 45 tahun itu bernama Wang Chongyang, berperawakan tinggi dan bersifat jujur. Ia memberitahukan wartawan, restorannya dibuka 8 tahun yang lalu. Sejak Tiongkok menjalankan kedaulatan terhadap Makau, bisnis restorannya menjadi semakin laris dan jumlah pengunjung bertambah dari tahun ke tahun, di antaranya tamu-tamu dari daratan Tiongkok bertambah paling cepat. Dikatakannya:" Selama 5 tahun Makau kembali ke tanah air, laba restorannya meningkat 15% dibanding masa sebelumnya. Yang datang makan kebanyakan adalah tamu Hongkong dan setempat dan 30% tamu dari daratan Tiongkok. Sekarang bisnis restorannya berlangsung stabil."

Dikatakan pemilik restoran itu, karena penghasilannya baik ia bersama istri setiap tahun satu dua kali bertamasya ke daratan untuk menikmati pemandangan indah tanah air.

Di dekat hotel tempat wartawan kami tinggal terdapat sebuah toko buah-buahan besar. Karena sering mendatangi toko itu wartawan kami berkenalan dengan pemiliknya. Dari obrolan dengan pemilik toko itu, wartawan mengetahui, sebelum Makau kembali ke Tiongkok, ekonominya lesu dan masyarakatnya juga kurang tenteram. Banyak orang yang menganggur bergelandang dan bermalas-malas serta perkelahian sering terjadi, tetapi sekarang keadaannya berubah. Pemilik toko itu mengatakan, setelah Makau kembali ke TK, ekonomi mulai memperlihatkan kencenderungan bangkit, tingkat kesempatan kerja meningkat dalam batas besar dan keamanan masyarakat juga mengalami perubahan mendasar. Toko buah-buahannya dikatakan pemilik itu juga bisa bangkit dari rugi menjadi untung. Kini pemilik toko buah-buahan itu menjabat pula sebagai sekretaris komunitasnya. Berbicara tentang keadaan kehidupan komunitas, ia mengatakan:" Keamanan masyarakat Makau mengalami perubahan sangat besar setelah kembali ke Tiongkok. Sebelum itu, keamanan masyarakat buruk, penghidupan dan tingkat kesempatan kerja warga Makau kurang stabil. Sekarang tingkat penempatan kerja meningkat besar, penghidupan juga cenderung stabil." Demikian dikatakan pemilik toko itu.

Makau memperlihatkan daya tariknya yang unik karena keadaban bangsa Tionghoa dan kebudayaan Portugal berbaur selama 400 tahun. Di Makau di mana-mana bisa menyaksikan restoran ala Portugal dan bangunan bergaya Portugal. Selain itu masih ada badan penerbitan buku bahasa Portugal. Sekarang di Makau 3% warganya adalah keturunan atau imigran Portugal. Mereka dan warga Makau sama-sama merasakan perubahan dan perkembangan yang terjadi di wilayah tersebut.

Di Jalan Banzhangtang, salah satu jalan perbelanjaan utama Makau, terdapat sebuah toko buku bahasa Portugal yang bertingkat dua. Jenis buku di toko itu lengkap dengan buku-buku sejarah, hukum, sastra dan bacaan anak-anak dan tersedia pula sofa dan meja teh untuk para pengunjung. Direktur toko buku itu adalah seorang perantau Portugal di Makau yang sudah 8 tahun hidup di Makau. Ia memberitahu wartawan, istrinya juga bekerja di Makau dan seorang putrinya tengah belajar bahasa Mandarin. Ia dengan terkesan mengatakan:" Saya suka Makau, di sini saya mempunyai banyak sahabat. Saya sangat percaya pada sahabat-sahabat tersebut dan juga sangat percaya pada pemerintah daerah administrasi khusus. Kelak hari kalau ada kemungkinan, saya ingin membuka sebuah toko buku dan galeri lukisan yang milik sendiri." Perantau Portugal di Makau itu memberitahukan pula kepada wartawan, selama Makau kembali ke Tiongkok, hubungan berbagai kelompok dalam masyarakat menjadi lebih harmonis daripada masa lalu. Sebagian orang Portugal yang asalnya menetap di Makau dan kemudian kembali ke Portugal, kini kembali lagi menetap ke Makau.