Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-03-30 14:45:04    
Songpan

cri

Songpan yang sudah bersejarah lebih 2.300 tahun adalah kabupaten yang paling tua di Keresidenan Aba. Pada tahun 1379, Zhu Yuanzhang mendirikan Dinasti Ming dan mendirikan Benteng Songzhou dan kemudian diganti namanya menjadi Songpan setelah menggabungkan daerah sekitarnya. Kota Songpan di masa lalu terkenal sebagai pusat perdagangan di pertemuan provinsi-provinsi Sichuan, Gansu dan Qinghai.

Jarum jam menunjukkan waktu pukul 5 ketika kami tiba di Jin'an, pusat Songpan, sebuah kota kabupaten kuno di bawah yurisdiksi Keresidenan Otonom Tibet dan Qiang Aba Sichuan. Kami cepat-cepat mendaftarkan diri untuk menginap di sebuah hotel sebelum memulai petualangan untuk membuka rahasia kuno Songpan.

Kota Songpan dilindungi oleh tembok kuno dengan gerbang utaranya yang terpelihara paling baik sampai sekarang. Dua huruf Tionghoa yang terukir di atas gerbang kota itu menunjukkan nama lama kota itu yakni Songzhou. Ditinjau dari kedudukan strategis yang penting kota itu, kerajaan konon menugaskan seorang jendral yang terkenal untuk membangun tembok kota itu. Setiap bata untuk membangun tembok itu beratnya 30 kilogram, dan perekatnya terbuat dari ketan yang dimasak, kapur dan minyak tung. Bangunan tembok itu panjangnya 6.200 meter dan tingginya lebih dari 10 meter. 7 pintu berbentuk lengkung menghias tembok itu dan pada setiap pintu terdapat ukiran timbul. Pintu gerbang utara yang terpelihara sampai sekarang ini dihias dengan ukiran gambar burung jenjang dan rusa.

Songpan terkenal karena tambang emas Zhangla yang beroperasi selama Periode Republik Tiongkok antara tahun 1912 dan 1949. Ada cerita yang beredar di daerah itu mengatakan bagaimana ketika melarikan diri dari daerah itu, sebuah pesawat terbang Kuomintang yang sarat muatan emas jatuh hancur di gunung dekat kota itu. Banyak pencari kekayaan emas itu sampai sekarang masih melakukan petualangan ke gunung tersebut dengan harapan dapat menemukan harta karun itu.

Sejarah modern Songpan penuh dengan kisah permusuhan dan musibah. Selama masa Perang Anti-Jepang antara tahun 1937 dan 1945, angkatan udara Jepang melancarkan pemboman terhadap tambang emas Zhangla untu memperlemah ekonomi Tiongkok. Tapi serangan itu tidak mengenai sasaran, melainkan menghantam kota Songpan yang letaknya 20 kilometer dari tambang itu. Songpan berada di garis yang salah dan enam kali dilanda gempa bumi yang menghancurkan sejak tahun 1933. Yang paling akhir terjadi pada tahun 1976. Akibat gempa itu, tembok kuno tersebut hampir runtuh seluruhnya. Telah dilakukan upaya untuk membangun kembali tembok itu, namun masih banyak yang perlu dikerjakan. Kini, suatu rencana pemugaran besar-besaran sedang dilakukan berkat perkembangan pesat pariwisata di Aba pada tahun-tahun terakhir ini.

Meski Aba adalah suatu keresidenan otonom Tibet dan Qiang, kita di jalan-jalan sering menjumpai banyak laki-laki lanjut usia berjenggot mengenakan kupiah putih. Budaya Islam tersebar luas di Aba yang sejumlah besar penduduknya adalah etnis Hui yang beragama Islam. Di jalan-jalan kota itu, banyak penduduk Muslim menjual kue-kue. Di Songpan terdapat sejumlah desa etnis Hui. Kelompok etnis lainnya yang menghuni kabupaten itu adalah etnis-etnis Tibet, Qiang dan Han. Songpan dulu pernah menjadi tempat singgah reguler bagi saudagar yang mengadakan perjalanan, namun kedudukan pentingnya di bidang perdagangan kini sudah menjadi sejarah masa lalu.

Banyak wisatawan datang ke Songpan untuk naik kuda. Rute yang digemari, khususnya oleh wisatawan asing adalah perjalanan dua sampai tiga hari dengan menunggang kuda melalui Lembah Muni yang indah pemandangannya. Kuil Chaggar yang terletak di pintu masuk lembah itu konon adalah satu-satunya tempat di Songpan untuk melakukan kegiatan agama bagi penganut Sekte Gelukpa dari agama Buddha Tibet. Bagi wisatawan yang berpengalaman, mereka lebih menyukai situs warisan budaya dunia Huanglong dan Xuebaoding atau Puncak Gunung Salju.

Keesokan harinya pukul 08:00 pagi, kami meninggalkan kota itu dengan menunggang kuda. Suhu udara yang dingin semalam telah mengubah pemandangan menjadi dunia kristal yang gemerlapan. Kami sebenarnya mengharapkan didampingi seorang pemandu wisata etnis Tibet, namun ternyata pemandu wisata kami adalah Muslim etnis Hui yang mengenakan pakaian tradisional etnis Tibet. Tak lama kemudian kami melihat sebuah desa indah dengan warga wanita Tibet yang sedang membawa air mendaki gunung.

Ini adalah yang pertama kali bagi kami menunggang kuda di jalan, tapi kami tiba di lembah yang indah itu tanpa terjadi sesuatu insiden. Konon, Buddha Sakyamuni pernah bersembahyang di Lembah Muni. Nama Muni diambil dari nama Sakyamuni. Dua tempat pemandangan indah di lembah itu ialah Air Terjun Chaggar dan Erdaohai atau Danau Kedua.

Danau Erdaohai terletak beberapa kilometer di dalam lembah itu. Kami menyusuri jalan papan dan tiba di danau itu siang harinya. Cahaya matahari yang terang menembus celah-celah pohon cemara yang tinggi memantul dari tanah yang tertutup salju. Tidak tampak seorang pun di sana. Tak lama kemudian muncul sebuah paviliun, di depannya tampak seperti ada sebuah parit. Setelah kami dekati, ternyata parit itu adalah Toudaohai atau Danau Pertama, sebuah danau musiman yang kering hampir sepanjang tahun.

Erdaohai sekitar 20 menit perjalanan dari Toudaohai. Di Toudaohai kami menyaksikan beberapa gua sedalam kira-kira 10 meter, tersebar di sekeliling danau. Di sana terdapat sebuah sumber "air panas" di pinggir danau, meski itu adalah sumber air panas paling dingin yang pernah kami saksikan. Ada beberapa anak muda dari kota Chengdu dengan berani terjun ke sumber air itu, tapi segera mereka keluar dengan muka pucat sambil menggigil.

Kuil Chuanzhu terletak 17 kilometer sebelah utara Jin'an. Beberapa tahun yang lalu, pemandu wisata kami pernah menyebut kuil tersebut dan pilar prasastinya yang terkenal ketika kami berkunjung ke Lembah Jiuzhai. Keesokan harinya, setelah berjalan-jalan mengelilingi kota itu, kami memutuskan untuk berkunjung ke kuil tersebut dan menyaksikan sendiri pilar prasasti itu. Kami bermobil menuju arah utara dan setelah melalui sebuah stasiun tol, terhampar tanah yang lapang di depan kami. Sebelah kanan adalah sebuah bukit di mana berdiri sebuah patung perunggu berkilauan ditimpa sinar matahari. Kami memasuki kota yang mengelilingi kuil itu dan mendapati bahwa sebagian besar dari bangunan-bangunan di sana adalah hotel dan toko suvenir. Diresmikannya Bandara Chuanzhusi baru-baru ini telah memudahkan untuk mengadakan perjalanan ke daerah ini. Taman Peringatan Long Mars adalah obyek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan pada musim wisata.