Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-03-30 15:01:45    
Beijing Berupaya Tingkatkan Mutu Warga Untuk Menyongsong Olimpiade

cri

Beijing yang berkembang pesat sedang menyongsong tibanya Olimpiade Tahun 2008. Kota Beijing sedang mensponsori sebuah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu peradaban warganya supaya prilaku warga Beijing sesuai dengan reputasi Beijing sebagai tuan rumah Olimpiade. Dalam Ruangan Olahraga kali ini kami sampaikan laporan wartawan kami mengenai hal itu.

Pada akhir tahun 2004, pemerintah kota Biejing memutuskan untuk melancarkan kegiatan praktek penyuluhan dan pendidikan tata adab ibukota dengan tema "Beijing bertata adab, Olimpiade Humaniora" selama tahun 2005 dalam rangka meningkatkan mutu peradaban warga Beijing. Kegiatan itu sejauh ini telah berlangsung selama 3 bulan. Ketua Kantor Komite Pembinaan Peradaban Spiritual Ibukota Beijing Zhang Huiguang yang bertanggung-jawab atas kegiatan itu mengatakan,

"Taraf peradaban warga Beijing sedang meningkat terus . Tapi terasa masih kurang , lebih-lebih di bidang tata adab dan kesopanan bila ditinjau dari status Beijing sebagai ibukota dan metropolitan. Ini mungkin karena kurang memperhatikan atau kurang memahami hal-hal tersebut. Oleh karena itu, perlu diadakan kegiatan praktek penyuluhan dan pendidikan tata adab supaya semua orang belajar dan mengetahui tata adab, memupuk kebiasaan baik yang memenuhi tuntutan standar tata adab supaya taraf peradaban warga Beijing ditingkatkan lebih lanjut.

Kegiatan kali ini menitik-beratkan 6 tema yaitu tata adab kehidupan, tata adab sosial, tata adab lapangan pertandingan, tata adab profesi, tata adab kampus dan tata adab dalam pergaulan dengan orang asing, dengan mengemukakan satu tema setiap dua bulan. Di bidang langkah-langkah kongkret, pertama diperbesar intensitas pempopuleran pengetahuan tata adab termasuk menerbitkan bahan pelajaran pendidikan dan penataran tata adab dan produk rekaman video dan audio yang bersangkutan dan menyelenggarakan ceramah penataran di seluruh kota; kedua, melalui media memperbesar intensitas penyuluhan dan mengkritik prilaku yang tidak sopan. Sejak memasuki bulan Maret, Harian Beijing secara periodik memuat pengetahuan tata adab yang bertema "Olimpiade Humaniora, tata adab", Stasion Televisi Beijing pada waktu emas setiap malam menayangkan film kartun 'Tata Adab 30 Detik' yang mengkritik gejala-gejala tidak beradab.

Sesudah memasuki bulan Maret, tata adab menjadi tema khusus. Titik berat penerangan berbagai media di Beijing yalah membahas tata tertib menumpang kendaraan. Mahasiswa Universitas Rakyat Tiongkok Zhen Min menyatakan, ia merasa sangat perlu membahas masalah itu. Dikatakannya, harus diakui bahwa Beijing adalah sebuah kota metropolitan dengan populasi 13 juta orang dan lalu lintas sangat memusingkan. Lebih-lebih pada jam-jam masuk dan lepas kerja, semua orang berharap mendapat tempat duduk di bus yang penuh sesak, tapi itu tidak seharusnya menjadi alasan tidak menaati tata tertib umum. Ia mengatakan,

"Ini adalah sebuah masalah etika sosial. Naik bus harus antre secara tertib, tapi tidak seharusnya beradu kekuatan untuk lebih dulu naik. Selama Olimpiade, akan datang banyak tamu asing dan banyak orang di antaranya akan memilih alat transportasi umum. Maka mulai dari sekarang haruslah dipupuk kesopanan-kesopanan terkait."

Selain masalah tersebut, media Beijing juga dengan aktif menghimbau warga kota Beijing memupuk kebiasaan baik tidak meludah sembarangan dan tidak buang sampah sembarangan.

Di samping aktif melakukan penerangan tentang kesopanan prilaku sosial sehari-hari, kota Beijing juga berupaya memberi penerangan kepada warganya mengenai pengetahuan tata adab yang kurang dikenal mereka. Misalnya bagaimana menonton sebuah konser dengan sopan. Ahli pendidikan tata adab Li Ting mengatakan, selama penyelenggaraan Olimpiade akan diadakan banyak pertunjukan kesenian , oleh karena itu, adalah sangat perlu untuk mengadakan penyuluhan tentang tata adab dan pengetahuan di bidang tersebut.

Sementara itu , Beijing juga mendidik warganya menaati tata adab lapangan ketika menonton pertandingan. Ketua Kantor Komite Pembinaan Peradaban Spiritual Ibukota Zhang Huiguang mengatakan, terciptanya suasana lapangan pertandingan yang baik dalam Olimpiade Beijing terutama tergantung pada para penonton tuan rumah, tapi dalam hal tersebut kesopanan para penonton masih perlu di tingkatkan. Ia mengatakan,

"Di lapangan pertandingan, lebih-lebih ketika diadakan pertandingan internasional, penonton haruslah berdiri sebagai pernyataan hormat ketika diperdengarkan lagu nasional negara lain. Ketika tim negeri lain berhasil mencetak gol, penonton negeri tuan rumah juga seharusnya memberi sorak tepuk tangan. Dan sebelum pertandingan berakhir penonton tidak seharusnya bergerak mondar mandir di lapangan."

Menurut keterangn, selain tata adab social dan tata adab lapangan pertandingan, kota Beijing pada akhir tahun ini akan mengorganisasi diplomat, wartawan dan tokoh professional lain yang berpengalaman bertahun-tahun di luar negeri mengadakan ceramah di berbagai instansi, sekolah dan komunitas untuk memperkenalkan ada istiada, kebiasaan kehidupan dan pantangan serta pengetahuan tata adab berbagai negara dunia.

Zhang Huiguang menyatakan keyakinan, melalui upaya satu sampai 3 tahun ke depan, mutu peradaban warga Beijing akan mengalami suatu lompatan besar dan tamu dari seluruh dunia selama penyelenggaraan Olimpiade Beijing tahun 2008 akan mendapat pelayanan sopan, cermat dan antusias.