Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-04-04 14:41:51    
Kehidupan Nyaman Dan Bersantai-santai Warga Kota Chengdu

cri

Chengdu ibu kota Provinsi Sichuan Tiongkok barat daya adalah suatu daerah yang subur dengan hasil melimpah, dan padat penduduk. Alam raya menganugerahkan iklim hidup yang baik bagi warga setempat, membuat mereka pandai menikmati kehidupan. Dalam acara edisi ini saudara pendengar, akan kami perkenalkan kehidupan yang nyaman dan bersantai-santai warga Kota Chengdu yang hidup di tanah subur itu.

Kota Chengdu yang iklimnya sedang sepanjang tahun diselimuti warna hijau bahkan dalam musim dingin. Oleh karena itu warga kota dalam waktu senggang biasanya suka bertamasya ke pedesaan di peluaran kota untuk mendekati alam raya.

Di peluaran Kota Chengdu, sekitar 10 ribu keluarga petani memanfaatkan pekarangan rumah dan ladangnya dengan menjadikannya rumah penginapan dan tempat rekreasi yang bersuasana nyaman dan indah untuk menerima penduduk kota yang datang berkunjung. Pada musim dingin dan musim semi, apabila hari raya atau akhir pekan penduduk kota yang datang berkunjung mencapai 300 sampai 400 ribu orang.

Pada suatu hari awal musim semi, wartawan kami ikut suatu keluarga yang bernama Chen bertamasya ke sebuah desa obyek wisata yang dinamakan Xingfu"mei"lin dengan mengendarai mobil 10 kilometer dari kota. Dinamakan Xingfu"mei"lin karena petani-petani disitu suka menanam pohon bunga "mei". Memandang dari jauh bunga "mei" yang berwarna merah bermekaran di depan dan di belakang pekarangan rumah petani, tampak sangat indah.

Chen kepala keluarga itu memberitahu wartawan, setiap liburan hari raya dan akhir pekan, warga kota sekeluarga-sekeluarga datang ke desa itu. Mereka menikmati bunga "mei" di bawah pohon, ngobrol atau berjalan-jalan di sawah dan ladang. Bagi warga kota yang hidup di rimba beton, udara segar dan mata hari yang cerah dan permai sangatlah berharga. Ia mengatakan:"Bangunan rumah yang bergaya kuno di desa itu sangat unik. Sebagian besar tanah di situ ditanami pohon bunga "mei", sehingga terbentuk hutan-hutan kecil pohon jenis itu. Selain itu, santapan ala keluarga petani setempat juga enak rasanya."

Pemandangan di desa Xingfumeilin itu sangatlah indah. Selain pohon bunga "mei", terdapat pula danau dan rumah petani yang bergaya kuno dan sederhana tersebar di kaki bukit. Di kedua pinggir jalan para warga desa menjajakan barang dagangannya kepada pengunjung. Di antaranya ada yang menjual bunga, layang-layang, makanan kecil dan barang kerajinan tangan. Suasana nyaman dan santai itu memenuhi setiap penjuru. Pada saat ini wartawan melihat kakek Chen sedang melepaskan layang-layang bersama cucunya di tepi danau, sedangkan istrinya merajut baju wol di bawah pohon bunga "mei". Mereka sekeluarga dengan sepuas-puasnya menikmati pemandangan musim semi di ruang terbuka.

Selama beberapa jam berekreasi di desa Xingfu"mei"lin, wartawan kami menyaksikan pengunjung dari kota mengalir tak putus-putusnya ke desa obyek wisata itu. Mereka ada yang naik bus umum, tapi lebih banyak orang menyupir mobil pribadi, sehingga kendaraan berantri panjang di pinggir desa. Bersantai-santai sehari di kampung itu, biayanya untuk satu orang tak seberapa mahal, hanya 20 Yuan Renminbi atau belum sampai 3 dolar Amerika, termasuk minum teh dan dua santapan. Desa obyek wisata tidak saja menganekaragamkan kehidupan warga kota, melainkan juga menambah pendapatan keluarga petani. Lin Shanfang, seorang wanita warga desa itu yang berusia 61 tahun, dulu keluarganya menanam bunga. Sejak tahun lalu ia mengalihkan usahanya ke restoran. Pekarangan rumahnya dihiasi kembali menjadi suatu ruangan restoran yang bergaya tradisional Tiongkok. Setelah membereskan sertifikat, anggota sekeluarga itu dengan pembawaan petani yang jujur dan sederhana mengusahakan restoran selera setempat itu. Liu Shanfang wanita petani itu mengatakan:"Bahan-bahan masakan yang dihidangkan restoran kami semuanya segar. Ayam adalah ayam kampung dan cara memasaknya juga bermacam-macam. Pengunjung dari kota yang makan di restoran kami sangat puas."

Wanita petani itu mengatakan pula, sekarang restorannya menerima seratus lebih pengunjung per hari, ia juga bekerja sampai 10 jam lebih setiap hari. Meskipun capek, tapi senang dalam hati, karena pendapatannya beberapa kali lipat daripada masa dulu.

Melalui pengalaman di desa obyek wisata peluaran kota Chengdu, wartawan kami menemukan bahwa orang Chengdu pandai menikmati kehidupan. Daripada kota-kota Tiongkok lainnya, Kota Chengdu memiliki lebih banyak desa obyek wisata serupa itu, warung teh dan tempat rekreasi. Tetapi wartawan kami merasa aneh, warga Kota Chengdu kok bisa begitu banyak waktu untuk berekreasi? Mengenai pertanyaan itu, seorang warga kota itu yang berusia 54 tahun namanya Li guizhen, menerangkan, Orang Chengdu terkenal suka bermain-main. Begitu lepas kerja, beberapa teman diajak bersama-sama pergi ke peluaran kota, di mana mereka bersantai-santai dengan menghirup udara segar.

Ini tidak berarti warga kota tersebut malas tidak suka bekerja, tetapi menunjukkan sikap mereka yang khas terhadap kehidupan, yaitu kerja memang penting, tetapi tujuan kerja adalah untuk menikmati kehidupan. Oleh karenanya, saat bekerja mereka konsentrasi, tapi selesai kerja mereka menikmati kehidupan sepuas-puasnya.