Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-04-06 14:32:01    
Gulangyu

cri

Sebuah musik melatari "Pianis Di Atas Laut", sebuah film yang mendapat hadiah musik film terbaik Golden Globe Award Amerika. Alunan irama piano yang fantastis bergema mengikuti gelombang laut, perpaduan deru gelombang dan irama piano membentuk sebuah musik yang merdu. Di Xiamen, sebuah kota pantai di Tiongkok selatan juga terdapat suatu daerah seperti itu, di mana kita bisa mendengarkan perpaduan deru gelombang dan irama piano, itulah Gulangyu yang dijuluki sebagai Pulau Piano. Dalam Ruangan Bertamasya di Tiongkok edisi ini, saudara akan kami ajak berkunjung ke pulau kecil itu untuk memulai suatu perjalanan mendengarkan musik di laut.

Gulangyu terletak di sebelah barat daya kota Xiamen, Provinsi Fujian, Tiongkok tenggara, berhadapan dengan kota Xiamen terpisah oleh perairan laut. Sejak menginjakkan kaki di pulau itu, anda telah menekan tuts "Pulau Piano" itu. Dermaga Gulangyu yang dibangun pada tahun 1976 berbentuk seperti piado segi tiga yang terbuka, sedang anak tangga di dermaga bagaikan tuts piano.

Gulangyu yang luasnya hanya 17.000 kilometer persegi itu dihuni tidak sampai 20.000 penduduk, namun memiliki lebih 500 piano, rata-rata satu piano untuk setiap 40 orang. Kepadatan pemilikan piano itu tergolong nomor satu di Tiongkok, dan terhitung agak jarang pula di dunia. Ketika anda berjalan-jalan menyusuri jalan dan gang di pulau itu setiap pagi atau senja, anda akan mendengar alunan musik dari piano. Pemandu wisata Yang Yan mengatakan,"Wisatawan umumnya berkunjung ke Gulangyu pada siang hari. Ketika itu warga Gulangyu sedang masuk kerja. Hanya pada waktu pagi atau senja kita dapat mendengarkan alunan musik piano yang merdu."

Barangkali anda ingin tahu, bagaimana piano yang merupakan alat musik dari Barat itu memasuki keluarga penduduk Gulangyu?

Bahwasanya pada pertengahan abad ke-19, pendeta-pendeta Kristen membawa alat musik itu ke Gulangyu. Pada waktu itu, para pendeta sering melakukan kegiatan agama di gereja-gereja Gulangyu. Dalam acara-acara itu selalu ada paduan suara. Bersamaan dengan itu, sekolah-sekolah yang diselenggarakan gereja di pulau itu juga mengadakan kurikulum paduan suara. Dengan demikian, musik Barat dengan iringan piano mulai populer di Gulangyu.

Di Gulangyu terdapat banyak keluarga yang mahir memainkan piano turun temurun. Sebagian besar anggota keluarga itu dapat memainkan piano dengan baik atau memiliki bakat musik lainnya. Setiap akhir pekan atau hari raya, para anggota keluarga penggemar piano itu akan berkumpul menggelar konser mini keluarga. Pemandu wisata Yang Yan mengatakan,"Banyak keluarga di sini turun temurun gemar akan musik. Orangtua sangat menggemari musik dan anak-anak juga mahir memainkan piano. Ketika hari mulai gelap, anggota-anggota keluarga ada yang menggesek biola, ada yang memainkan piano, dan ada yang menyanyi dalam konser mini keluarga."

Dalam konser keluarga itu, tiga generasi bersama-sama menunjukkan kebolehannya. Kadang-kadang orangtua adalah vokalis atau pemain piano amatur, sedang anak-anak adalah mahasiswa akademi kesenian, pemain biola di orkes sekolah lanjutan atau sekolah dasar. Seisi keluarga bekerja sama membentuk sebuah orkes kecil dengan menyajikan pertunjukan musik yang menarik. Pertunjukan itu menambah pula suasana riang dan harmonis keluarga.

Barangkali pengaruh nuansa musik dalam waktu lama, di Gulangyu tidak terdengar hiruk pikuk kendaraan yang lalu lalang, yang ada hanya angin sepoi dari laut dan alunan musik piano. Berjalan-jalan di daerah perbelanjaan Gulangyu, tidak pula terdengar hingar bingar suara penjaja. Di sana pun anda dapat menikmati ketenangan. Pemilik toko kebanyakan duduk santai menunggui dagangannya sambil menyaksikan wisatawan yang lalu lalang. Pemilik toko akan menyambut dan menyapa tamunya hanya apabila anda melangkah masuk ke tokonya.

Di Gulangyu, Museum Piano adalah tempat yang tak boleh dilewatkan wisatawan. Itu adalah museum profesional piano tua buatan berbagai negeri satu-satunya di Tiongkok dewasa ini dan jarang ada pula di dunia. Di museum itu kini dipamerkan lebih 70 piano terkenal buatan berbagai negeri antara lain Inggris, Perancis, Jerman, Amerika, Austria dan Australia.

Saudara pendengar, musik ini bukan berasal dari piano biasa melainkan dari sebuah piano otomatis buatan Amerika tahun 1836. Begitu papan kakinya diinjak, piano itu akan memainkan musik merdu secara otomatis. Petugas museum itu, Fang Shuangyan mengatakan,"Piano otomatis ini dibuat pada waktu itu untuk memenuhi kebutuhan putri-putri bangsawan yang tidak bisa bermain piano. Ketika piano ini memainkan musik, mereka bisa berlagak memainkannya. Jenis piano seperti ini dapat digunakan pula untuk menghibur diri."

Selain piano otomatis, di museum ini tersimpan pula banyak piano yang terkenal dan mahal harganya, antara lain piano gading buatan Berlin, Jerman pertengahan abad ke-19, piano segi empat yang paling besar di dunia, piano tangan yang dimainkan di pinggir jalan pada zaman dulu, dan lain sebagainya. Seorang wisatawan yang berkunjung ke museum itu, Wei Yuyu mengatakan,"Saya mengambil kuliah musik dan mempunyai perasaan khusus terhadap piano. Museum ini telah memperluas cakrawala pengetahuan saya. Saya sangat senang berkunjung ke museum ini."

Kalau anda ingin merasakan sendiri pesona "Pulau Piano", maka datanglah anda ke Gulangyu untuk mendengarkan sendiri alunan musik piano yang merdu dan merasakan kesejukan angin dari laut.