Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-04-11 13:16:57    
Li Dongsheng dengan Perusahaannya TCL

cri

23 tahun yang silam, Li Dongsheng, seorang tamatan universitas kembali ke kampung halamannya di Huizhou, kota pesisir di Propinsi Guangdong, Tiongkok selatan, dan menjadi seorang teknisi biasa di sebuah perusahaan kecil yang membuat alat-alat listrik rumah tangga. Kini, Li Dongsheng sudah menjadi salah satu pemimpin Perusahaan Perseroan Grup TCL Tiongkok. Sedangkan perusahaan yang dipimpin oleh Li Dongsheng itu dengan menempuh jalan internasionalisasi kini sudah menjadi perusahaan pembuatan pesawat televisi berwarna yang paling besar di dunia.

Li Dongsheng yang kini berusia 48 tahun berpenampilan anggun dan besikap rendah hati. Dua puluh tahun lebih yang silam, Li Dongsheng yang baru saja tamat dari universitas bekerja di sebuah perusahaan patungan yang membuat alat-alat listrik. Kemudian, perusahaan kecil itu berangsur-angsur berkembang menjadi sebuah perusahaan ukuran besar dengan pendapatan perusahaan hampir 30 miliar Yuan RMB, namanya Perusahaan Perseroan Grup TCL.

Pada tahun 1996, Li Dongsheng yang pernah menjadi teknisi, manajer proyek dan wakil direktur utama, kini memangku jabatan presiden Perusahaan TCL dengan kemampuannya di bidang pengelolaan dan teknik. Ketika itu, perusahaan pembuatan alat-alat listrik Tiongkok baru saja mengusahakan bisnisnya di luar negeri dengan mengutamakan pengolahan produk dari perusahaan asing. Krisis moneter yang terjadi di Asia Tenggara memberi pukulan berat kepada bisnis perusahaan pembuatan alat-alat listrik rumah tangga Tiongkok di luar negeri, termasuk TCL. Hal itu menyadarkan Li Dongsheng, bahwa perlu mempromosikan produk merek diri sendiri di pasar luar negeri apabila ingin memperluas bisnisnya di luar negeri.

" Krisis moneter di Asia Tenggara mengakibatkan devaluasi mata uang di banyak negara Asia, sedangkan nilai tukar mata uang RMB Tiongkok stabil. Dalam keadaan seperti itu, kami kehilangan banyak pesanan. Pada tahun 1998 dan 1999, ekpor perusahaan kami menurun selama dua tahun berturut-turut. Pada saat itulah, saya sadar bahwa sangat sulit menstabilkan perkembangan perusahaan, apabila kami tidak mempromosikan produk merek kami di luar negeri. "

Setelah krisis moneter Asia Tenggara, Li Dongsheng menetapkan strategi perkembangan internasionalisasi yang jelas untuk TCL. Dia menjadikan produk pesawat televisi yang berkualitas di dalam negeri sebagai trobosan untuk merintis pasar internasional, sementara mengambil taktik perkembangan yang berbeda sesuai dengan pasar luar negeri yang berbeda pula.

Lima tahun yang silam, TCL mempromosikan produknya di negara-negara Asia Tenggara. Menurut penjelasan, Li Dongsheng mengambil keputusan itu dengan menahan tekanan yang sangat besar. Direktur Utama TCL cabang Vietnam Yi Chunyu mengatakan kepada wartawan, menurut penyelidikan ketika itu, kapasitas produksi pesawat televisi Vietnam setiap tahun sudah melampaui jumlah penjualan pasar. Mayoritas orang TCL menganggap Vietnam tidak memiliki prospek perkembangan yang baik. Namun, setelah meneliti keadaan pasar Vietnam, Li Dongsheng menunjukkan, tingkat pemopuleran pesawat televisi di keluarga Vietnam hanya mencapai 45% ketika itu, dan terpusat di kota-kota besar dan menengah, sedangkan pasar di kota kecil dan desa sangat luas dan potensi pasarnya juga sangat besar. Oleh karena itu, Li Dongsheng menyatakan dukungan khusus terhadap proyek pemasaran di Vietnam. Yi Chunyu mengatakan, "Pada awal tahun 2000, pendapat utama di TCL ialah mengundurkan diri dari pasar Vietnam, karena menganggap di Vietnam tidak tersedia peluang dan risikonya sangat besar. Hanya kami beberapa manajer yang menganggap ada banyak peluang di Vietnam."

Li Dongsheng berhasil karena ketegarannyanya. Sesuai dengan ciri khas pasar Vietnam, TCL telah mengembangkan produk pesawat televisi tipe baru.

Setelah mencapai keberhasilan di Vietnam, Li Dongsheng dengan sukses maju ke negara-negara Asia Tenggara lainnya, dan kemudian beralih ke pasar Eropa dan Amerika Serikat ( AS ). Tidak sama dengan pasar di negara-negara Asia Tenggara, ketika memasuki pasar Eropa dan AS, TCL mengambil taktik merestrukturisasi merek terkenal setempat. Tiga tahun yang silam, TCL mengucurkan dana sebesar 8 juta Euro untuk membeli sebuah perusahaan Jerman yang bersejarah ratusan tahun, yaitu Perusahaan Schneider Electronics, dan dengan ini TCL langsung memasuki pasar Eropa. Li Dongsheng mengatakan, karena konsumen di Eropa dan AS mengenal produk negerinya sendiri, maka dengan membeli perusahaan setempat untuk memperoleh produk merek yang matang serta jalur pemasaran dan basis risetnya, akan sangat membantu bagi perkembangan TCL di pasar Eropa dan AS.

Bagi TCL yang menempuh jalan internasionalisasi, membeli perusahaan asing tidak berarti berakhirnya semua pekerjaan. Masalah utama yang dihadapi Li Dongsheng ialah bagaimana selanjutnya perusahaan bisa beroperasi secara lancar. Li Dongsheng mengatakan, dalam proses pembelian perusahaan asing, TCL sangat mementingkan pemaduan kebudayaan dan cara pengelolaan di antara negara dan perusahaan yang berbeda. Pandangan itu mendapat kesepahaman dari pihak patungan. Manajer utama bagian teknik Perusahaan Perseroan TCL-Thomson Electronics, Jean-Claude Favreau mengatakan kepada wartawan, " Saya sangat menyetujui pilihan Li Dongsheng. Kami Perusahaan Thomson mempunyai cara dan prosedurnya sendiri, sedangkan dalam kebudayaan TCL mempunyai cara dan prosedurnya sendiri pula, maka perlu diadakan integrasi di bidang kebudayaan, hal itu tidak saja merujuk pada perpaduan antara kebudayaan negara, juga termasuk perpaduan antara kebudayaan perusahaan, terwujudnya perpaduan itu merupakan prasyarat bagi keberhasilan dalam strategi kerja sama secara keseluruhan. "

Demikian tadi saudara pendengar laporan tentang TCL, perusahaan pembuatan pesawat televisi terbesar di dunia. Kita berjumpa lagi minggu depan.