Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-04-13 18:47:11    
Pidato utama Zhou Enlai di depan Konferensi Bandung

cri

Ketua dan para wakil yang terhormat:

Konferensi Asia-Afrika yang mengundang perhatian dunia telah dimulai . Delegasi Republik Rakyat Tiongkok merasa sangat gembira dapat bersama-sama dengan delegasi berbagai negara membahas masalah bersama yang dihadapi negara-negara Asia dan Afria dalam konferensi ini. Kita dapat bertemu di sini, terutama harus berterima kasih atas gagasan dan upaya 5 negara sponsor Burma, Ceylon, India dan Indonesia. Kita harus berterima kasih pula kepada pemerintah Republik Indonesia sebagai tuan rumah konferensi kali ini yang telah mengadakan pengaturan sangat baik.

Ini adalah pertama kali dalam sejarah begitu banyak negara dari kedua benua Asia dan Afrika berkumpul mengadakan pertemuan.

Di bumi kedua benua Asia dan Afrika bermukim rakyat yang merupakan separoh lebih dari jumlah total rakyat seluruh dunia. Rakyat Asia dan Afrika telah mencipkan budaya zaman kuno yang gilang gemilang dan memberikan sumbangan maha besar kepada umat manusia. Sejak jaman modern, mayoritas besar negara Asia-Afrika pernah mengalami perampokan dan penindasan kolonialisme dalam batas-batas berbeda, sehingga terpaksa berada dalam keadaan macet yang miskin dan terbelakang. Seruan kita dikekang, keinginan kita diinjak-injak dan nasib kita diombang-ambingkan orang lain , oleh karena itu kita tidak dapat tidak bangkit melawan kolonialisme. Kita tertimpa malapetaka karena dengan sebab yang sama dan kita mengadakan perjuangan dengan tujuan yang sama. Oleh karena itu rakyat berbagai negara Asia dan Afrika lebih mudah saling mengerti serta saling simpati dan memperhatikan dalam jangka panjang.

Sekarang keadaan di kawasan Asia Afrika telah mengalami perubahan sangat besar. Semakin banyak negara Asia dan Afrika telah atau sedang membebaskan diri dari belenggu kolonialisme. Negara-negara kolonial sudah tidak dapat menggunakan cara masa lalu untuk melakukan perampok dan penindasan. Dewasa ini Asia dan Afrika bukan lagi Asia dan Afrika masa dulu. Banyak negara Asia dan Afrika telah menguasai nasib di tangannya sendiri melalui upaya dalam jangka panjang. Konferensi kali ini telah mencerminkan perubahan sejarah yang mendalam itu.

Sekalipun demikian, dominasi kolonialisme di kawasan tersebut masih belum berakhir, dan kaum kolonialis baru kini sedang berupaya menggantikan kedudukan kolonialis lama. Tidak sedikit rakyat di Asia dan Afrika masih berada dalam kehidupan sebagai budak di tanah jajahan. Sementara itu tidak sedikit rakyat Asia dan Afrika tetap mengalami diskriminasi rasial dan hak asasi mereka diinjak-injak.

Proses untuk memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan rakyat berbagai negara Asia dan Afrika tidak sama; Akan tetapi keinginan kita untuk mencapai dan memperkokoh kebebasan dan kemerdekaan masing-masing adalah sama. Biarpun bagaimana berbedanya keadaan konkret setiap negara, tetapi sebagian besar negara Asia-Afrika sama-sama perlu mengatasi keterbelakangan yang diakibatkan penguasaan kolonialisme. Kita seharusnya bertindak menurut keinginan rakyat di negerinya masing-masing tanpa intervensi dari luar, negara kita masing-masing mendapat perkembangan secara merdeka.

Rakyat Asia-Afrika sudah kenyang menderita kesengsaraan yang diakibatkan agresi dan perang dalam jangka panjang. Rakyat Asia-Afrika membenci perang agresi. Mereka tahu bahwa ancaman perang baru tidak hanya membahayakan perkembangan dan kemerdekaan negaranya sendiri, tapi juga akan meningkatkan merajalelanya kolonialisme. Dengan demikian, rakyat Asia-Afrika secara lebih mendalam menyadari betapa berharganya perdamaian dunia dan kemerdekaan nasional. Berdasarkan keadaan itulah, menjamin perdamaian dunia, memperjuangkan dan memelihara kemerdekaan nasional, serta mendorong kerjasama bersahabat antara berbagai negara untuk tujuan itu secara wajar merupakan keinginan bersama rakyat berbagai negara.

Setelah tercapainya gencatan senjata Perang Korea, Konferensi Jenewa mencapai gencatan senjata mengenai perang di Indo-Cina di atas dasar penghormatan kemerdekaan nasional dan dukungan lima negara Konferensi Kolombo. Pada waktu itu, ketegangan situasi internasional mereda pada derajat tertentu, dan mendatangkan harapan baru kepada rakyat di seluruh dunia, khususnya rakyat di Asia. Akan tetapi situasi internasional setelah itu berkembang ke arah sebaliknya yang bertentangan dengan harapan rakyat. Baik di Timur maupun di Barat, bahaya akan terjadinya perang sama-sama meningkat. Keinginan rakyat Korea Utara dan Jerman yang meminta penyatuan kembali secara damai mengalami hambatan. Pelanggaran terhadap Persetujuan Koferensi Jenewa mengenai pemulihan perdamaian di Indo-Cina sewaktu-waktu dapat terjadi. Amerika terus menimbulkan ketegangan situasi di kawasan Taiwan. Pangkalan militer di kawasan Asia-Afrika yang didirikan negara-negara di luar Asia dan Afrika semakin bertambah. Mereka secara terbuka mengkhotbahkan bahwa senjata atom adalah senjata konvensional, dan siap melakukan perang senjata atom. Rakyat Asia seharusnya tidak melupakan bahwa bom atom pertama justru dijatuhkan di tanah Asia, dan orang pertama yang tewas dalam uji coba peledakan bom hidrogen adalah orang Asia. Rakyat berbagai negara Asia-Afrika sama dengan rakyat di dunia lainnya mau tak mau harus memperhatikan ancaman perang yang semakin meningkat.

Akan tetapi orang yang melakukan agresi dan mempersiapkan perang memang berjumlah kecil. Mayoritas rakyat di dunia, tak peduli hidup di bawah sistem sosial apa pun mendambakan perdamaian dan menentang perang. Gerakan perdamaian rakyat berbagai negara mengalami perkembangan yang lebih luas dan mendalam. Mereka menuntut penghentian perlombaan persenjataan Mereka menuntut melarang senata atom dan segala senjata pemusnah massal dalam skala besar. Mereka menuntut pemanfaatan tenaga atom untuk tujuan damai dan menciptakan kebahagiaan untuk umat manusia.

Himbauan mereka pantang diabaikan, karena kebijakan agresi dan perang sudah semakin tidak terpuji. Gembong perang kerap kali mengancam negara lain dengan perang dan menggunakannya sebagai alat pelaksanaan strategi agresi. Akan tetapi, rakyat yang bertekad melawan agresi sekali-kali tidak akan takhluk kepada ancaman perang, yang hanya akan mengakibatkan pemain ancaman sendiri terjerumus dalam keadaan lebih terisolasi. Kami yakin, perdamaian akan terpelihara asal kita bersama dengan semua negara dan rakyat di dunia yang cinta akan perdamaian bertekad memelihara perdamaian.

Kebanyakan negara Asia-Afrika termasuk Tiongkok, masih sangat terbelakang di bidang ekonomi karena sudah lama menderita penjajahan kolonial. Karena itulah, kami tidak hanya menuntut kemerdekaan di bidang politik, juga menuntut kemerdekaan di bidang ekonomi. Tentu saja, kami menuntut kemerdekaan di bidang politik tidak berarti kami mengambil kebijakan eksklusif terhadap negara-negara di luar kawasan Asia-Afrika. Akan tetapi kini zaman di mana nasib kita dikontrol oleh negara Barat sudah lewat, nasib negara-negara Asia-Afrika harus dipegang oleh rakyat berbagai negara Asia-Afrika sendiri. Kita harus berupaya mewujudkan kemerdekaan ekonomi, itu juga tidak berarti kami menolak bekerjasama dengan negara-negara di luar kawasan Asia-Afrika di bidang ekonomi. Akan tetapi kami ingin mengubah kondisi penindasan negara kolonial Barat terhadap negara terbelakang di Timur, kami ingin mengembangkan ekonomi negara-negara Asia-Afrika secara berdikari. Memperjuangkan kemerdekaan menyeluruh merupakan tujuan perjuangan bagi sebagian terbesar negara dan rakyat di Asia dan Afrika dalam jangka panjang.

Di Tiongkok, sejak rakyat menjadi tuan rumah atas negaranya, semua upaya yang kami lalukan adalah untuk menanggulangi keadaan terbelakang peninggalan masyarakat setengah jajahan yang telah berlangsung lama, dan membangun Tiongkok menjadi negara industri. Kami menggunakan waktu lima tahun untuk memulihkan ekonomi nasional yang dirusak oleh perang yang berlangsung dalam waktu panjang, dan memulai rencana lima tahun pertama pembangunan ekonomi. Sebagai hasil kerja keras itu, produksi di berbagai sektor utama telah melampaui taraf pada masa manapun dalam sejarah Tiongkok. Akan tetapi, prestasi itu masih sangat kecil dibanding dengan kebutuhan aktual kami, dan juga masih sangat terbelakang dibanding dengan negara-negara industri maju. Sebagaimana negara-negara lain di Asia, kami sangat membutuhkan suatu linkungan internasional yang damai untuk mengembangkan ekonomi yang bebas merdeka.

Negara-negara Asia Afrika yang melawan kolonialisme dan memelihara kemerdekaan nasional lebih menghargai hak nasionalnya sendiri. Semua negara, baik besar atau kecil, kuat atau lemah, sudah seharusnya memiliki hak yang sama derajat dalam hubungan internasional, kedaulatan dan keutuhan wilayah mereka harus dihormati, dan tidak seharusnya dilanggar. Semua rakyat negara tergantung sudah seharusnya memiliki hak menentukan nasib bangsanya sendiri dan tidak seharusnya menderita persekusi dan pembunuhan. Rakyat semua etnis sudah seharusnya memiliki hak asasi dengan tidak pandang ras dan warna kulit, dan tidak seharusnya mengalami aniaya dan diskriminasi apapun. Akan tetapi, kami tak dapat tidak mencatat bahwa penindasan kekerasan terhadap rakyat Tunisia, Maroko, Aljazair dan rakyat negara-negara tergantung lain yang memperjuangkan kemerdekaan masih belum dihentikan. Diskriminasi rasial dan persekusi rasialis yang sedang berlangsung di Afrika Selatan dan daerah-daerah lain masih belum dihentikan; dan masalah pengungsi Arab Palestina masih belum diselesaikan.

Kini, harus dikatakan bahwa menentang diskriminasi rasial, menunut hak asasi manusia yang pokok, menentang kolonialisme, menuntut kemerdekaan nasional, dan dengan tegas memelihara kedaulatan dan keutuhan wilayah negaranya sendiri telah menjadi tuntutan bersama negara dan rakyat Asia Afrika yang telah bangun. Perjuangan yang dilancarkan rakyat Mesir untuk merebut kembali kedaulatan atas Terusan Suez dan perjuangan rakyat Iran untuk mengambil kembali kedaulatan atas minyak bumi, tuntutan India atas Goa dan tuntutan Indonesia untuk memulihkan hak wilayahnya atas Irian Barat telah memperoleh simpati banyak negara di kawasan Asia dan Afrika. Begitu pula, tuntutan Tiongkok untuk membebaskan Taiwan yang merupakan wilayahnya sendiri juga memperoleh dukungan semua rakyat yang menjunjung keadilan di kawasan Asia dan Afrika. Ini membuktikan bahwa rakyat negara-negara Asia Afrika adalah saling mengenal, saling simpati dan saling memperhatikan.

Perdamaian akan terjamin hanya apabila kita saling menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah. Pelanggaran terhadap kedaulatan dan wilayah negara manapun, dan interfensi terhadap urusan intern negara manapun tidak dapat dielakkan akan membahayakan perdamaian. Kalau berbagai negara menjamin saling tidak mengagresi, maka akan tercipta syarat untuk hidup berdampingan secara damai dalam hubungan antar negara. Kalau berbagai negara menjamin tidak saling menginterfensi urusan intern, maka rakyat berbagai negeri akan dapat memilih sistem politik dan cara hidupnya sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Persetujuan Konferensi Jenewa tentang pemulihan perdamaian di Indocina justru dicapai di atas dasar jaminan semua pihak yang terkait untuk menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesatuan dan keutuhan wilayah negara-negara Indocina, serta tidak mencampuri urusan intern negara-negara tersebut. Berdasarkan persetujuan itu, Konferensi Jenewa menetapkan, negara-negara Indocina tidak ambil bagian dalam persekutuan militer dan tidak membangun pangkalan militer asing. Inilah sebabnya mengapa Konferensi Jenewa dapat menciptakan syarat yang menguntungkan bagi pembangunan kawasan yang damai. Namun setelah Konferensi Jenewa, kita menyaksikan perkembangan situasi yang berbalikan. Ini tidak menguntungkan kepentingan rakyat negara-negara Indocina, juga tidak menguantungkan perdamaian. Kami berpendapat, persetujuan Konferensi Jenewa tentang pemulihan perdamaian Indocina harus dilaksanakan secara ketat dan setia. Pihak manapun tidak boleh menginterfensi dan menghalanginya. Masalah penyatuan kembali Korea secara damai juga harus diselesaikan berdasarkan prinsip yang sama.

Negara-negara Asia Afrika perlu mengadakan kerja sama di bidang ekonomi dan kebudayaan untuk menanggulangi keadaan terbelakang di bidang ekonomi dan kebudayaan akibat perampokan dan penindasan kolonialisme dalam waktu panjang. Kerja sama antara negara-negara Asia Afrika harus dilakukan atas dasar sama derajat dan saling menguntungkan, dan tidak disertai syarat hak istimewa apapun.

Kini rakyat negara-negara Asia dan Afrika telah semakin menguasai nasibnya sendiri, meskipun kerja sama antara negara-negara Asia dan Afrika di bidang ekonomi dan kebudayaan masih tidak mungkin berskala besar, namun dapat dipastikan bahwa kerja sama yang dibangun di atas dasar sama derajat dan saling menguntungkan itu mempunyai hari depan perkembangan yang cerah. Kami yakin, seiring dengan perkembangan industrilisasi dan meningkatnya taraf hidup rakyat di negara-negara Asia Afrika, serta sejalan dengan dihapuskannya rintangan ekstern yang sengaja diletakkan dalam hubungan perdagangan antar negara, kontak perdagangan dan kerja sama ekonomi antara negara-negara Asia dan Afrika pasti akan terus meningkat, dan pertukaran di bidang kebudayaan juga akan semakin kerap.

Berdasarkan prinsip saling menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah, saling tidak mengagresi, saling tidak menginterfensi urusan dalam negeri, sama derajat dan saling menguntungkan, negara-negara yang berbeda sistem sosialnya dapat hidup berdampingan secara damai. Di atas dasar menjamin pelaksanaan prinsip-prinsip tersebut, konflik antar negara akan dapat diselesaikan melalui musyawarah.

Untuk memelihara perdamaian dunia, negara-negara Asia dan Afrika yang berada pada posisi hampir sama pertama-tama harus mengadakan kerja sama bersahabat dan mewujudkan hidup berdampingan secara damai. Ketidak rukunan dan kesalah pahaman antara negara-negara Asia dan Afrika akibat dominasi kolonial tidak seharusnya terus berlangsung. Negara-negara Asia Afrika harus saling menghormati, dan menghilangkan kecurigaan dan ketakutan yang mungkin ada antara satu sama lain.

Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok sepenuhnya menyetujui tujuan tentang Konferensi Asia Afrika yang digariskan perdana menteri lima negara Asia Selatan dalam komunike bersama Konferensi Bogor.

Zaman di mana nasib rakyat Asia Afrika dapat diombang-ambingkan dengan semaunya sudah lewat dan tak akan kembali untuk selama-lamanya. Kami yakin, kalau kita bertekad memelihara perdamaian dunia, siapapun tidak mungkin menyeret kita ke dalam kancah perang; kalau kita berketetapan hati memperjuangkan dan memelihara kemerdekaan nasional, siapapun tidak mungkin bisa terus memperbudak kita; kalau kita bertekad bekerja sama secara bersahabat, siapapun tidak mungkin memecah belah kita.

Yang dibutuhkan negara-negara Asia Afrika adalah perdamaian dan kemerdekaan. Kita negara-negara Asia Afrika tidak bermaksud mempertentangkan negara-negara Asia Afrika dengan negara-negara di kawasan lain, karena kita juga membutuhkan untuk membina hubungan damai dan kerja sama dengan negara-negara di kawasan lain.

Adalah tidak mudah mengadakan pertemuan seperti ini. Kendati antara kita terdapat banyak pendapat yang berbeda, namun itu tidak seharusnya mempengaruhi keinginan kita bersama. Konferensi kita ini harus menyatakan sikap terhadap keinginan bersama kita itu, agar ia menjadi lembaran yang patut dihargai dalam sejarah Asia Afrika. Sementara itu, kontak yang kita jalin dalam pertemuan ini hendaknya dapat terus dilangsungkan, agar kita dapat memberikan sumbangan yang lebih besar kepada perdamaian dunia.

Tepat seperti apa yang dikatakan oleh Presiden Republik Indonesia Soekarno, kita rakyat Asia Afrika harus bersatu padu.

Semoga konferensi mencapai sukses.