Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-04-22 17:50:17    
Cakrawala Tiongkok : Bazaar Untuk Kaum Dhuafa dan Pelajar Putus Sekolah

cri

Cerita tsunami yang telah melanda beberapa negara di kawasan Asia Selatan ternyata belum putus-putus juga, hingga kini kenangan bencana tersebut masih membekas di hati masing-masing warga di dunia ini.

Seiring dengan kenangan tersebut, ternyata bencana ini telah mengetuk hati para warga di dunia, salah satunya Organisasi Persatuan Wanita di Beijing yang kerap melaksanakan kegiatan bazaar untuk pengumpulan dana bagi kaum dhuafa, tapi kegiatan bazaar yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 April yang lalu ditujukan untuk korban bencana tsunami dan pelajar Tiongkok yang putus sekolah. Menurut informasi yang diberikan oleh Ibu Pan Chi, salah seorang panitia penyelenggara kegiatan bazaar kegiatan ini mengatakan, "kegiatan ini diadakan sedikit terlambat, karena pada tahun 2004 yang lalu telah terjadi bencana besar tsunami yang mengguncang kawasan di Asia Selatan. Untuk itulah maka kami memutuskan untuk melaksanakan kegiatan pengumpulan dana ini setelah pascabencana, namun para pengurus yang terlibat dalam kegiatan ini mengusulkan untuk menggalang dana tidak hanya bagi negara-negara yang terkena tsunami, juga bagi pelajar Tiongkok yang putus sekolah, maka bazaar tahun ini mempunyai dua tujuan tersebut."

Ada sekitar 50 negara yang berpartisipasi dalam kegiatan bazaar ini, kesemuanya dilakukan oleh istri-istri dari para duta besar yang berada di Beijing, praktis semua stan yang menjajakan beraneka barang dan produk pada hari Sabtu lalu itu dilakoni oleh kaum ibu. Sebut saja seperti Indonesia, Thailand, Bangladesh, Kuwait, Argentina, Pakistan, Ukraina, dan lain sebagainya, ikut memeriahkan kegiatan bazaar ini, dengan menampilkan stan berwarna-warni berhiaskan warna bendera dari masing-masing negara. Barang-barang yang ditampilkan berupa barang-barang kerajinan tangan khas negara masing-masing dan juga bahan makanan. Stan Indonesia mereka menjual topeng untuk hiasan dinding, baju batik, tas, perhiasan perak, serta beberapa jajanan pasar, seperti kue lapis, risol, kue lumpur, dan kue kacang hijau. Kesemua ini dipersiapkan oleh para istri staf Kedutaan Besar Indonesia.

Menurut Ibu Pan Chi para ibu dari duta besar di sini sangat aktif dan rajin menyiapkan kegiatan ini, dan tidak ada pungutan biaya bagi mereka untuk menggelar stan dan menggunakan halaman gedung ini, kecuali mungkin ada beberapa biaya yang ditanggung oleh mereka sendiri yaitu biaya untuk membayar pekerja-pekerja peralatan, itupun dipotong dari biaya yang terkumpul dari kegiatan ini.

Selanjutnya sisa dana keseluruhan nanti melalui departemen luar negeri akan diteruskan kepada bagian-bagian terkait untuk disalurkan kepada negara-negara yang terkena bencana tsunami dan juga para pelajar Tiongkok yang putus sekolah.

Tentu bagi negara-negara yang terkena bencana tsunami, diadakannya kegiatan bazaar seperti ini memiliki makna yang dalam dan besar sekali, sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Djudjur Hutagalung, istri dari seorang pejabat KBRI bagian Kebudayaan dan Penerangan mengatakan, "bahwa beliau dan juga para ibu warga negara Indonesia yang terlibat dalam tugas amal ini merasa terharu dan gembira sekali dengan diadakannya kegiatan untuk menghimpun dana bagi negara korban bencana tsunami."

Sementara kesan yang saya tangkap dari kegiatan bazaar ini, ialah kegiatan ini sungguh bermanfaat dan menarik, di mana bazar ini tidak saja berfungsi untuk mengumpulkan dana, selain itu juga merupakan kesempatan baik bagi para duta besar di Beijing untuk memperkenalkan atau mempromosikan kebudayaan dan produk-produk dari masing-masing negara kepada khalayak ramai, yang belum tentu mengetahui atau melihat bagaimana barang-barang khas dari negara-negara Asia, Eropa, dan Amerika latin ini. Yang lebih menariknya lagi, para penjaga stan juga mengenakan pakain tradisional dari negara mereka masing-masing, dari situ kami para pengunjung merasa beruntung bisa mengetahui bagaimana pakaian tradisional dari negara Eropa dan Amerika Latin. Di samping itu juga ini merupakan suatu kesempatan baik pula untuk mengenal dan memperoleh barang-barang khas dari negara-negara tersebut tanpa harus pergi ke negaranya bagi kami para pengunjung.