Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-05-09 13:14:23    
Pemerintah Tiongkok Mulai Mendinginkan Demam Harga Perumahan

cri

Harga properti yang membubung cepat sudah menjadi salah satu fokus yang menarik perhatian masyarakat Tiongkok dewasa ini. Para pakar terkait menunjukkan, harga properti yang membubung terlalu cepat dan spekulasi dalam demam properti itu berkemungkinan mengakibatkan timbulnya busa properti dan terjadinya risiko moneter, dan akan membawa dampak negatif bagi perkembangan sehat dan berkelanjutan ekonomi Tiongkok. Untuk menghendari timbulnya keadaan itu, pemerintah Tiongkok baru-baru ini mengeluarkan berbagai kebijakan di bidang-bidang moneter, kekuangan, perpajakan dan pertanahan, guna menstabilkan harga properti di samping mencegah spekulasinya.

Selama tahun-tahun terakhir ini, yang paling menarik perhatian di pasar properti Tiongkok ialah membubung tingginya harga perumahan. Menurut statistik, pada tahun 2004, harga perumahan komersial rata-rata naik 14% dari pada tahun 2003, yang merupakan tahun paling cepat naiknya harga perumahan selama 7 tahun ini. Memasuki tahun 2005 ini, momentum kenaikan itu belum melemah dengan nyata. Data statistik yang diumumkan Biro Statistik Negara Tiongkok baru-baru ini menunjukkan, pada triwulan pertama tahun ini, harga perumahan di 35 kota besar dan menengah naik kira-kira 10% dari pada masa sama tahun 2004, di sebagian kota, kenaikannya bahkan mendekati 20%, melampaui daya kemampuan warga biasa.

Profesor Zhao Xijun adalah Wakil Direktur Balai Riset Moneter dan Sekuritas Universitas Renmin Tiongkok, yang pernah mengkaji pasar properti Tiongkok dalam waktu panjang. Dia berpendapat, membubungnya harga perumahan Tiongkok disebabkan oleh berbagai faktor,

" Persoalan perumahan penduduk Tiongkok jauh belum diselesaikan, 80% pembeli rumah membeli rumahnya sendiri. Tiongkok sedang berada dalam masa pertumbuhan cepat ekonomi. Tiongkok telah menyelesaikan masalah sandang pangan pada beberapa tahun yang lalu, maka perumahan dan perjalanan kini menjadi persoalan penting yang perlu diselesaikan, khususnya perumahan. Sejumlah besar warga ingin memperbaiki syarat perumahannya, sehingga timbullah permintaan keras di seluruh negeri. Permintaan itu tak mungkin diselesaikan dalam waktu dekat, hubungan antara permintaan dan pensulaian menentukan kenaikan harga perumahan. "

Pasar properti yang panas di Tiongkok dewasa ini tidak saja menarik bola mata para warga yang mengharapkan perbaikan syarat perumahannya, tetapi juga menjadi bidang yang menggairahkan bagi sejumlah besar investor. Song Peng justru salah seorang di antaranya. Di suatu pasar transaksi properti di Kota Nanjing, Propinsi Jiangsu, Tiongkok timur, wartawan bertemu dengan Song Peng yang sedang membeli satu set perumahan untuk tujuan investasi. Dia mengatakan kepada wartawan,

" Saya membeli perumahan itu untuk investasi, bukan untuk tinggal diam, kiranya banyak orang menanam modal di bidang properti, dan apa gunanya uang itu disimpan saja."

Di Tiongkok sekarang ini, banyak orang berpikir sama dengan Song Peng, dan bahkan ada yang membeli puluhan set perumahan untuk tujuan investasi. Para pakar menunjukkan, investasi dalam jumlah besar dan spekulasi dalam bidang properti juga merupakan suatu sebab penting yang mendorong membubungnya terus harga properti. Sedangkan keadaan tersebut lebih merangsang bertambahnya terus pananaman modal di bidang properti dan menyebabkan ekspansi investasi di bidang-bidang besi dan baja, semen dan produk hulu, memperhebat ketegangan energi, bahan mentah serta perhubungan dan pengangkutan yang sudah ada di Tiongkok.

Kini, pemerintah Tiongkok mulai mencegat terlalu cepatnya kenaikan harga properti dan menjadikannya sebagai isi penting dalam kotrol makro ekonomi tahun ini.

Sebagai langkah pertama, pada pertengahan bulan Maret yang lalu, Bank Sentral Tiongkok menaikkan suku bunga kredit perumahan. Selanjutnya, bank komersial di berbagai tempat juga meningkatkan syarat keredit. Doktor Yin Zhongli dari Balai Riset Moneter Akademi Ilmu Sosial Tiongkok mengatakan kepada wartawan,

" Pada kenyataannnya, pengaturan kembali kebijakan oleh Bank Sentral merupakan langkah pertama dalam serangkaian kebijakan yang berkaitan dengan kebijakan kontrol makro properti, selanjutnya akan dikeluarkan sejumlah kebijakan yang terkait dengan tujuan mencegat kecenderungan terlalu cepatnya kenaikan harga properti."

Selain itu, pemerintah Tiongkok sedang mempelajari kebijakan mengenai pemungutan pajak properti untuk mengadakan pengontrolan tak langsung terhadap harga properti dengan mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan jumlah pensupalian pertanahan dan harganya. Kini, sebagian pemerintah daerah juga mengambil langkah positif untuk mencegah spekulasi properti. Kota Shanghai merupakan kota dengan kenaikan harga perumahan paling cepat, baru-baru ini pemerintahnya mengumumkan bahwa para pembeli rumah dengan kredit bank harus membayar habis kreditnya sebelum menjual rumahnya. Para ekonom menyatakan, seiring dengan pelaksanaan serangkaian langkah pengendalian harga perumahan yang diambil pemerintah pusat dan daerah, momentum kenaikan harga properti Tiongkok akan mereda, dan harga properti yang membubung tajam seperti pada tahun 2004 tidak mungkin terjadi.