Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-05-13 14:55:50    
Memelihara Kucing

cri

Warga lanjut usia di Beijing, umumnya sangat teliti dalam memilih hewan peliharaan seperti kucing. Secara umum dikatakan, kucing-kucing berambut panjang dipertimbangkan sebagai kucing yang lebih berharga. Sebagai tambahan, warna rambut juga merupakan ukuran lain untuk membedakan jenis kucing. Umumnya masyarakat berpikir bahwa kucing berambut putih atau kuning berasal dari kelas superior, sementara kucing berambut hitam atau warna-warna lainnya, berada di posisi kedua. Warga manula Beijing tidak gemar memelihara kucing berekor putih, sebagaimana mereka anggap bahwa kucing jenis tersebut kurang membawa keberuntungan.

Menurut warna dan garis bulu, masing-masing kucing piaraan diberkati dengan nama-nama yang anggun. Contohnya, kucing berambut putih dengan ekor hitam, dikenal sebagai arang di salju, sementara itu kucing yang memiliki rambut bewarna hitam di bagian atas tubuhnya, dan putih di bagian bawah tubuhnya, dijuluki dengan awan hitam yang menyelimuti salju.

Hal tersebut dikatakan, bahwa meskipun ada beberapa ratus jenis kucing yang berwarna, namun kucing istimewa sulit untuk ditemukan.

Seandainya kucing-kucing tersebut tidak memiliki rambut panjang dan tebal dari ujung kepala hingga kaki, selaiknya kucing kelas tinggi harus memiliki dua warna mata. Warga manula Beijing memiliki nama istimewa untuk kucing jenis ini, yaitu, "mata bebek mandarin" (juga terkenal sebagai mata-mata Yin Yang).

Dalam pikiran warga Beijing, memelihara kucing merupakan sikap mulia. Warga manula Beijing tidak akan membeli atau menjual kucing, karena mereka memandang bahwa menjual kucing sebagai lambang kebangkrutan. Mereka mempertimbangkan bahwa kucing bisa dianggap sebagai hadiah yang laiknya bisa ditukar-tukar antara sahabat dan kerabat.

Banyak orang terkenal di Beijing gemar memelihara kucing, beberapa penulis dan seniman malah melibatkan binatang-binatang imut ini di sela-sela kegiatan seni mereka. Seperti, Lao She, seorang penulis bergengsi di Beijing, pernah menulis sebuah karangan yang berjudul, 'Seekor Kucing" yang mengisahkan tentang kucingnya yang sering berjalan di atas kerta karangannya tanpa ada rasa takut, dengan meninggalkan bekas-bekas telapak kakinya di atas kertas karangan tersebut.