Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-05-20 18:00:28    
Wisma Tamu Negara Diaoyutai Beijing

cri

Wisma Tamu Negara Diaoyutai terletak di daerah pemandangan Diaoyutai kuno Beijing barat, dan bertetangga dengan Taman Yuyuantan yang tersohor, sehingga saling melengkapi menjadi daerah pemandangan yang sangat indah. Diaoyutai semula dibangun oleh Kaisar Zhang Chung Dinasti Jin 800 tahun lalu, semula merupakan suatu taman mungil yang terdapat banyak pohon cemara dan hutan bambunya, di kaki bukit terdapat sebuah telaga yang bening airnya, kemudian di tepi telaga itu dibangun sebuah beranda yang diberi nama Xiaobixuan , dan menjadi tempat paling ideal untuk memancing ikan, sehingga taman itu kemudian dikenal sebagai Diaoyutai yang dalam bahasa Tionghuanya berarti pelataran memancing ikan.

Pada awal zaman Dinasti Yuan antara abad ke-13 dan 14, seorang perdana menteri bernama Lian Xichong membangun sebuah vila yang dinamakan ?Wanliutang? di Diaoyutai, dan menjadi tempat pesiar yang sangat terkenal ketika itu. Pada zaman Dinasti Ming, antara abad ke-14 dan 17 tempat itu pernah menjadi vila orang kasim dan famili kerajaan. Pada tahun 1774 Masehi, Kaisar Qian Long dari Dinasti Qing membangun istana di sana, dan kolam yang semula di perluas menjadi sebuah danau, di tepi danau di bangun sebuah balkon yang dinamakan Wanghailou yang artinya balkon untuk menikmati pemandangan danau, sementara menuliskan inskripsi dan sanjak di dinding balkon tersebut. Antara tahun 1909 sampai 1911, Kaisar Puyi memugar taman tua itu untuk dijadikan obyek wisata dan diberikan kepada gurunya. Sejak masa panjang keadaan taman Diaoyutai mengalami pasang surut seiring dengan kemerosotan dan jayanya dinasti-dinasti feodal pada masa itu. Tahun 1959 pemerintah rakyat di istana Diaoyutai membangun 3 kolam dan 15 gedung dengan sejumlah bangunan pelengkapnya serta punjung dan jembatan batu, di mana-mana ditanami aneka bunga dan pohon, dan dibangun menjadi taman seluas 400 ribu meter persegi yang sangat harmonis tata ruangnya, kemudian dijadikan wisma tamu negara khusus untuk penginapan kepala negara atau pemerintah dan tokoh-tokoh terkemuka berbagai negara di dunia. Istana Kaisar Diaoyutai selatan tetap dengan ciri-cirinya sebagai istana Qian Long dari Dinasti Qing, sedangkan bangunan-bangunan lainnya masing-masing mempunyai gaya dan ciri khasnya sendiri, tapi saling berhubungan dan menjadi satu keutuhan yang memanifestasikan sepenuhnya gaya khas bangunan pertamanan klasik Tiongkok.

15 gedung wisma modern dalam aneka gaya bertaburan sangat harmonis di sekeliling danau, dan setiap gedung adalah bagian dari rangkaian bangunan yang lengkap dengan suite room mewah dan sekitar 20 suite room elit serta ruang jamuan, ruang sidang, ruang tamu dan ruang makan pribadi. Dekorasi interiornya mewah, anggun dan antik, di mana saja terdapat banyak benda seni yang sangat berharga baik dari zaman kuno maupun zaman sekarang. Gedung nomor 18 merupakan yang paling menonjol di antara ke-15 gedung wisma tadi. Gedung tersebut direnofasi pada tahun 1986, atap bangunan induknya diganti dengan atap besar genteng berglasir berwarna kuning keemas-emasan, dari balkon-balkon gedung pelengkapnya dapat langsung menyaksikan panorama indah di sekeliling, seperti danau, air terjun buatan dan hutan bambu. Seperangkat meja dan kursi email dalam gedung tersebut yang merupakan benda pusaka Dinasti Qing menambah semarak gedung nomor 18.

Wisma Tamu Negara Diaoyutai sebagai tempat penting negara untuk kegiatan diplomatik pernah menerima banyak kepala negara dan tamu agung luarnegeri yang terkenal . Tahun 1971 Gedung Nomor 6 pernah menerima seorang tamu misterius, kecuali beberapa orang penanggungjawab wisma tersebut tiada seorang pun yang mengenal siapa gerangan tamu itu, ia tak lain adalah Doktor Henry Kisingger , pembantu urusan keamanan nasional Presiden Amerika Richad Nixon ketika itu. Ketika Presiden Nixon berkunjung ke Tiongkok pada tahun 1972, Perdana Menteri Chou Enlai mengatur sendiri agar Presiden Nixon tinggal di Gedung Nomor 18. Pada tahun itu pula, Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka berkunjung ke Tiongkok, juga di Gedung Nomor 18 itulah ia bersama Perdana Menteri Chou Enlai menanda-tangani Persetujuan Persahabatan Tiongkok ? Jepang, dan merealisasi normalisasi hubungan diplomatik antara kedua negara. Gedung Nomor 18 setelah direnofasi pada tahun 1986 pertama-tama menerima tamu agung dari Inggris yaitu Ratu Elisabet II, kemudian Presiden Amerika George Bush, Kepala Negara Uni Sovyet ketika itu Gorbacov , serta kepala negara dan pemerintah negara-negara lain, termasuk Presiden Indonesia Suharto dan Presiden Abdurrahman Wahid ketika berkunjung di Tiongkok juga menginap di Gedung Nomor 18 Wisma Tamu Negara Diaoyutai.

Taman Fangfei yang sangat indah merupakan taman dalam taman dari Gedung Nomor 17, ruang jamuan dari gedung tersebut dapat menampung ratusan tamu untuk makan bersama, di depannya terhampar lapangan rumput hijau seluas lapangan sepak bola. Kini Wisma Tamu Negara Diaoyutai memiliki reputasi sebagai Sorga Di Timur.