Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-05-23 17:25:12    
Dokter Tunanetra Di Rumah Sakit Pijat Beijing

cri

Tiongkok berpenduduk 1,3 milyar orang,Di antaranya sekitar 60 juta orang adalah penyandang cacat.Mereka mendapat perhatian pemerintah dan kepedulian luas masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah Tiongkok menetapkan hari Minggu ketiga bulan Mei setiap tahun sebagai "Hari Membantu Penyandang Cacat Nasional",dengan demikian memperingatkan seluruh masyarakat memedulikan penyandang cacat, supaya pekerjaan dan kehidupan mereka menjadi lebih baik. "Hari Membantu Penyandang Cacat Nasional"tahun ini jatuh pada tgl 15 Mei. Pada hari itu wartawan CRI mengadakan liputan ke Rumah Sakit Pijat Beijing, karena di rumah sakit itu banyak dokternya adalah penyandang cacat.Berikut laporan wartawan kami.

Rumah Sakit Pijat Beijing adalah rumah sakit khusus pijat terbesar di Tiongkok.Di antara 100 lebih dokter rumah sakit itu, 40 orang adalah dokter tunanetra atau penglihatannya cacat serius.

Rumah sakit pijat berlokasi di suatu pekarangan besar bergaya tradisional Tiongkok di pusat kota. Suatu ruang pengobatan yang dikunjungi wartawan terdapat 10 ranjang pijat, di mana para pasien sedang menjalani pengobatan.Seorang dokter dekat pintu tengah menjalankan pengobatan pijat untuk bagian punggung dan pinggang seorang pasien. Ia menerangkan kepada wartawan, bagian pinggang pasien itu terluka, akibat mengangkat barang berat.Terapi pijatnya untuk meringankan urat dagingnya yang terluka.

Dokter yang bernama Zheng Li dan berusia 35 tahun itu adalah tunanetra pembawaan. Waktu ia berusia 3 tahun pernah dioperasi untuk memulihkan penglihatan, tetapi hasil operasi itu hanya membuat derajat penglihatannya mencapai 0,1.

Waktu bersekolah di sekolah khusus tunanetra, Zheng Li sangat berminat pada kedokteran tradisional Tiongkok.Ia mulai belajar terapi pijat ketika bersekolah di SM. Setelah lulus SM ia melanjutkan studinya di sebuah institut akupunktur. Kemudian ia bekerja di Rumah Sakit Pijat Beijing dan sampai sekarang sudah belasan tahun lamanya.

Selama bertahun-tahun ini, Zheng Li dokter tunanetra itu bersama rekan-rekannya mengadakan pengobatan untuk banyak pasien dan menyembuhkan tidak sedikit pasien yang kena penyakit yang sulit disembuhkan. Berkat keterampilan pijatnya yang tinggi, banyak pasien tanpa menjalani operasi berhasil memulihkan kesehatan dan para dokter pijat Rumah Sakit Pijat Beijing juga memperoleh kepercayaan para pasien karenanya.

Sekarang Rumah Sakit Pijat Beijing setiap hari menerima sekitar 400 pasien lebih. Direktur rumah sakit itu memberi tahu kepada wartawan, bahwa perkembangan rumah sakitnya tak terpisah dari jerih payah setiap dokter, khususnya dokter tunanetra. Kerja giat mereka memainkan peranan besar dalam perkembangan Rumah Sakit Pijat Beijing.

Ia mengatakan, "Dokter tunanetra yang bekerja di rumah sakit kami adalah kekuatan induk.Prestasi kerja yang dicapai mereka baik dari segi tanggung jawab profesi maupun keterampilan tidak berbeda dengan orang normal, bahkan lebih baik daripada mereka."

Menurut penjelasan, dokter tunanetra kelas pakar di rumah sakit itu gajinya per bulan bisa mencapai 8 sampai 9,000 Yuan Renminbi atau sekitar 1,000 lebih dolar Amerika dan dokter tunanetra muda yang baru tamat dari sekolah gajinya juga bisa mencapai 5,000 Yuan per bulan. Ini termasuk pendapatan relatif tinggi di Tiongkok.

Direktur rumah sakit itu mengatakan, dokter tunanetra menciptakan hasil guna untuk rumah sakit, pihak rumah sakit juga mementingkan pemupukan terhadap mereka dan memberikan keleluasaan untuk pekerjaan dan kehidupan mereka.Antara lain misalnya di dalam rumah sakit dibangun sarana bebas rintangan yang khusus untuk tunanetra dan alat-alat pengobatan ditempatkan tetap untuk memudahkan penggunaan mereka.Untuk membantu mereka meningkatkan keterampilan, pihak rumah sakit mendanai seorang dokter tunanetra mengambil studi S-2 di universitas kedokteran Tiongkok setiap tahun.

Xiang Dong yang berusia 37 tahun adalah seorang dokter tunanetra rumah sakit itu.Ia adalah peminat internet dan bisa mencari data dan " membaca berita dan cerpen" atau mendengar musik dengan memanfaatkan fasilitas internet. Sebagai seorang tunanetra ia dapat dengan sesuka hatinya memanfaatkan kumputer, berkat bantuan perangkat lunak khusus yang disediakan pihak rumah sakit.

Ia menerangkan,"Suatu perangkat lunak khusus yang bisa mengubah informasi tulisan menjadi informasi suara, supaya kami dapat mendengarnya langsung atau merekam suaranya ke dalam MP3, sangat memudahkan studi kami."

Ia mengatakan pula,untuk menganekaragamkan kehidupan luar kerja, pihak rumah sakit mengorganisasi kegiatan kesenian dan olahraga yang leluasa diikuti tunanetra. Setiap kegiatan olahraga itu ia pasti ikut serta.

Di Rumah Sakit Pijat Beijing,dokter tunanetra dan dokter yang normal penglihatannya bekerja bersama-sama, saling membantu dan saling belajar, hubungan mereka harmonis. Seorang dokter wanita mengatakan kepada wartawan:

"Dalam hidup dan bekerja dengan tunenetra, kami memperlakukan mereka sebagai orang yang normal penglihatannya.Cakrawala pengetahuan mereka luas juga, kadang kala saya berkonsultasi dengan mereka mengenai merek perlengkapan system suara atau alat elektronik mana yang baik untuk dibeli. Dalam kehidupan sehari-hari, kami yang normal penglihatan juga memberikan bantuan dalam batas kemampuan ketika mereka memerlukan."