|

Tentara Amerika Serikat (AS) untuk Irak kemarin mengadakan kembali aksi militer di Kota Haditha, Propinsi Anbar, Irak barat, untuk menumpas kekuatan bersenjata anti-Amerika di sama. Itu merupakan aksi penumpasan militer skala besar yang diadakan oleh Tentara AS di Irak barat.

Kota Haditha yang berpenduduk sekitar 90 ribu itu terletak di dekat lin perhubungan utama dari Irak ke Suriah dan juga merupakan terminal perhubungan angkutan barang dari Irak barat ke Kota Mosul, Irak utara dan Baghdad, Irak tengah. Menurut pernyataan Tentara AS, dengan dilindungi oleh helikopter bersenjata dan kereta lapis baja, sekitar 1 ribu perajurit AS kemarin melancarkan aksi militer tersebut dengan sandi "Pasar Baru" di kota Haditha sekitar, 220 kilometer dari Baghdad barat. Tentara AS tidak saja membangun pos pemeriksa di sekitar kota Haditha untuk memblokade kota itu, tapi juga masuk ke dalam kota untuk menggeledah dan menangkap personel kekuatan bersenjata anti-Amerika yang bersembunyi di tempat itu. Sebuah pasukan kecil dari Tentara Irak juga mengikuti aksi tersebut. Tentara AS mengatakan, pihaknya dan personel kekuatan bersenjata anti-Amerika terlibat dalam baku tembak di pusat kota Haditha, Tentara AS sekurang-kurangnya menembak mati 10 personel bersenjata anti-Amerika dan di pihaknya ada 2 orang luka-luka.
Sebelunya, pada tanggal 7 sampai 14 bulan ini, Tentara AS melancarkan aksi penumpasan terhadap kekuatan bersenjata anti-Amerika di daerah padang pasir perbatasan Suriah-Irak di dalam Propinsi Anbar, Irak barat. Pada tanggal 22 bulan ini, tentara koalisi Amerika-Irak melakukan lagi aksi di Baghdad barat.

Media Arab berpendapat, Tentara AS untuk Irak dalam satu bulan berturut-turut melakukan aksi penumpasan militer berskala besar, itu bersangkutan dengan situasi keamanan Irak yang terus memburuk. Karena jika tidak dapat mencegah kegiatan kekerasan kekuatan bersenjata anti-Amerika, proses pembangunan kembali demokrasi Irak yang diusahakan dengan susah payah oleh AS akan sangat terpengaruh, selanjutnya akan mempengaruhi "Rencana Demokrasi Timur Tengah Raya" yang dijajakan dilancarkan oleh AS di kawasan Timur Tengah.
Kedua kali aksi penumpasan militer yang dilakukan oleh Tentara AS untuk Irak bulan ini mencapai hasil tertentu. Sekelompok personel kekuatan bersenjata anti-Amerika atau tersangka telah ditangkap, dan Organisasi Al-Qaeda Jihad kemarin telah membenarkan melalui internet bahwa pemimpinnya, Abu Musab al-Zarqawi paru-parunya cedera dan telah pergi ke negara tetangga Irak untuk dirawat dengan didampingi oleh dua dokter Arab.
Pada pihak lain, aksi militer Tentara AS telah mengundang pembalasan secara gila-gilaan dari kekuatan bersenjata anti-Amerika dan membuat situasi keamanan dalam negeri Irak semakin bergolak. Pada hari Senin yang lalu, 4 peristiwa serangan bom hebat di berbagai tempat Irak mengakibatkan lebih dari 200 orang luka-luka. Selain itu, yang patut diperhatikan ialah, dalam beberapa kali aksi penggeledahan dan penangkapan yang dilancarkan oleh Tentara AS dan Tentara Irak itu, muslim golongan Sunni menjadi korban utama. Asosiasi Ulama muslim golongan Sunni di Irak pernah berkali-kali mengecam Tentara AS dan Tentara Irak secara ilegal menyerbu masuk mesjid dan rumah muslim Sunni, dengan sesuka hati menangkap, menahan dan membunuh muslim Sunni, sehingga hubungan muslim Sunni dengan partai utama golongan Shy'ah "Dewan Tertinggi Revolusi Islam Irak" menjadi buruk. Dengan demikian, tidak saja sulit merealisasi kerujukan antar berbagai faksi agama di Irak, tapi konflik antar faksi agama akan memegang lebih lanjut.
Analis berpendapat, aksi penumpasan yang dilakukan oleh Tentara AS untuk Irak mencapai hasil terbatas karena gagal mendapat dukungan rakyat Irak yang sangat sentimen terhadap Amerika. Situasi keamanan dalam negeri Irak tetap sangat serius.
|