Bagi sebagian besar penduduk dunia, pertanian adalah mata pencaharian yang paling utama bahkan satu-satunya. Pada tahun 1996, sebanyak 3,1 miliar penduduk dunia tinggal di desa, dan 2,5 miliar penduduk dunia tergantung secara langsung sebagai tenaga kerja dalam pertanian. Di beberapa negara miskin dunia, sumbangan pertanian terhadap Produksi Nasional Bruto/Gross Domestic Product (GDP) mencapai 40-60%. Tanah pertanian telah menutupi 28% dari seluruh tanah di permukaan bumi. Area pertanian yang mendapat irigasi di seluruh dunia kira-kira 270 juta hektar, dan terus meluas sebanyak 3,3 juta hektar per tahun.
Hanya dalam tempo 50 tahun sejak tahun 1950, produksi pertanian dunia telah meningkat sebanyak 60%, bandingkan dengan tingkat produksi tahun 1950 yang baru tercapai setelah 10.000 tahun perkembangan pertanian. Percepatan peningkatan produksi itu berkaitan dengan penggunaan mesin, pupuk buatan, bibit unggul dan irigasi. Dalam tempo 50 tahun terakhir, Tiongkok, Meksiko, Inggris, dan Perancis telah berhasil meningkatkan panen gandum mereka empat kali lipat per hektar, sementara Amerika Serikat telah melakukan hal yang sama dengan jagungnya. Kenaikan produksi pertanian yang mengagumkan juga dicatat oleh negara India.
Dengan hasil-hasil yang membanggakan terhadap pertanian dunia yang menyilaukan tersebut, pertanian Tiongkok telah dimulai pada zaman purbakala jauh ketika masih belum ada sejarah yang ditulis.
Dalam salah satu legenda kuno Tiongkok, ada sebuah cerita Shen Nong Shi (yang juga terkenal sebagai Kaisar Merah atau Kaisar Yan) mengenai asal pertanian. Sebelum Shen Nong Shi, manusia dulunya memakan reptil atau daging binatang melata, binatang-binatang kecil, remis dan sayur liar. Sewaktu penduduk lambat laun bertambah, makanan pun lambat laun menjadi tidak cukup, dan mereka mendapat kesulitan untuk mendapatkan alat makanan baru.
Shen Nong Shi mencoba berbagai jenis herbal, bahkan racun, untuk akhirnya memilih kira-kira butir-butir mana yang bisa untuk dimakan oleh manusia. Kemudian, dia juga mempelajari keadaan iklim dan menciptakan beberapa peralatan perkebunan, yang akhirnya menghasilkan penemuan pertanian di Tiongkok.
Sedangkan cerita legenda tersebut meninggalkan beberapa petunjuk mengenai kapan asal-usul pertanian di Tiongkok ditemukan, arkeologi modern telah memnyediakan beberapa bahan dan peralatan yang dapat diandalkan mengenai asal dan kondisi pertanian Tiongkok. Sampai sejauh ini, sudah ada ribuan penemuan tempat pertanian selama era Neolitik menyeberangi Tiongkok, khususnya sepanjang Sungai Kuning (Huanghe) dan Sungai Yangtze. Pertanian Tiongkok bisa dilacak kembali ke sekitar 1000 tahun yang lalu, sedangkan pertanian primitif telah dimulai terlebih dahulu sekitar tujuh atau delapan ribu tahun yang lalu.
Ada tiga pusat utama di mana pertanian pertama sekali muncul di dunia, yaitu di Asia Barat, Tengah, dan Amerika Selatan serta Asia Timur (sebagian besar merujuk kepada Tiongkok). Dengan sifatnya sendiri, pertanian Tiongkok juga memperlihatkan sistemnya sendiri. Dengan segala keuntungan yang dimiliki oleh Tiongkok selama berabad-abad melebihi sisa-sisa dunia, satu yang paling baik ialah kemungkinan adanya kemampuan untuk mempertahankan laju pertambahan penduduk melalui teknologi pertanian. Dengan hanya sekitar 10 persen lahan di Tiongkok cocok untuk pertanian, efisiensi pertanian telah menjadi perhatian penting seperti halnya dengan pertambahan penduduk.
Perkembangan pertanian Tiongkok secara umum bisa dibagi ke dalam enam tahap. Yang pertama ialah tahap dasar, berkisar dari 4000 hingga 10.000 tahun yang lalu dalam masa Neolitik. Selama masa tersebut, pertanian Tiongkok dilakukan dengan cara pemetikan dan pengambilan, seperti berburu dan memancing. Timbulnya pertanian telah meletakkan sebuah dasar yang kokoh terhadap perkembangan peradaban manusia.
Yang kedua ialah, tahap pokok, pada masa Dinasti Xia, Shang, dan Zhou (sekitar 2100 SM hingga 771 SM), pada saat Tiongkok menciptakan teknologi peleburan logam (proses pemisahan besi dari biji melalui peleburan). Pada tahap ini alat perkebunan dari perunggu telah mulai digunakan, proyek irigasi telah mulai dibangun, dan pada umumnya, teknologi pertanian telah memiliki suatu perkembangan maju.
Tahap ketiga bertahan selama musim semi dan gugur, serta pada Periode Negara Bagian Berperang (770-221SM), ketika bertani dengan cara intensif dan teliti mucul. Dengan menyoroti penemuan peleburan besi, keadaan masyarakat, politik, teknologi, dan kebudayaan Tiongkok mengalami perbaikan besar selama era ini. Massa menggunakan peralatan pertanian yang terbuat dari besi dan tenaga hewan yang juga turut menggerakkan perkembangan pertanian.
Tahap keempat adalah titik dari periode Dinasti Qin dan Han sampai Dinasti Utara dan Selatan (221 SM-589AD atau Anno Domini), sewaktu teknologi pertanian yang intensif dan teliti menjadi lebih matang di lahan kering Tiongkok utara. Satu set teknologi pertanian, termasuk mengalur, menggaru, dan meratakan tanah, telah mapan, sedangkan beberapa bagian alat bertani yang berskala besar dan canggih juga diciptakan. Sebuah ensiklopedia pertanian yang berjudul Qi Min Yao Shu (Sastra Penting untuk Kesejahteraan Rakyat) yang ditulis oleh agronomi terkenal, Jia Sixie, yang meringkaskan beberapa pengalaman pertanian sebelumnya, juga muncul pada abad ini.
Masa tahap kelima dilalui oleh beberapa dinasti, dari Dinasti Sui, Tang, dan Song hingga Yuan (581-1368), sewaktu pengolahan padi di areal sawah muncul. Selama periode ini, pusat ekonomi Tiongkok yang dipindahkan dari Utara ke Selatan, dan beberapa variasi alat pertanian padi di areal sawah diciptakan dan disebarkan. Pertanian kapas juga lambat laun mulai tersebar luas. Banyak buku pertanian bermunculan, dan sementara beberapa cara penggunaan lahan juga meningkat. Pertanian mengalami perbaikan penting di Utara dan Selatan Tiongkok.
Yang keenam merupakan tahap perubahan aliran maju pengolahan intensif dari Dinasti Ming ke masa pertengahan Dinasti Qing (1368-1840). Pada waktu ini, celah di antara pertumbuhan penduduk dan lahan yang relatif jarang menjadi semakin menonjol. Akibatnya, pengolahan pertanian intensif dan sangat teliti masih lebih canggih. Beberapa tanaman pangan baru dari Amerika juga diperkenalkan ke Tiongkok, struktur tanaman pangan Tiongkok amat mempengaruhi. Berjenis-jenis tanaman pangan dan mode hasil panen yang berlipat ganda menjadi popular di sebagian negara.
Setelah berdirinya Partai Republik Rakyat Tiongkok (PRT) pada tahun 1949, pertanian Tiongkok telah mencapai hasil yang lebih signifikan, karakteristik pertanian tersebut dengan menggunakan teknologi canggih atau modern. Dengan hanya tujuh persen dari lahan dunia, Tiongkok harus memberi makan seperlima penduduk dunia. Laju sumbangan kemajuan ilmiah dan teknologi sampai pertanian Tiongkok telah meningkat dari 20 persen pada tahun 1949 hingga 42 persen. Beberapa departemen pertanian sci-tech, telah membuat banyak kemajuan dalam bidang bio-teknologi, teknologi baru dan tinggi dan penelitian dasar, dan pengolahan sel tanaman dan kertas tisu, pembiakan haploid dan penelitian di atas aplikasi telah mencapai tingkat lanjutan di dunia. Padi hibrida Bilinear, pembiakan jagung hibrida dan teknologi penanaman multi tanaman pangan yang mengutamakan pengolahan intensif sudah menjangkau atau menjelang tingkat lanjutan dunia. Sebagai tambahan, suatu terobosan penting telah dibuat dalam penelitian penggunaan keuntungan buncis bastar (hibrida).
|