Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-06-01 15:45:29    
Kehidupan Warga Kota Beijing

cri

Banyak hal menarik yang bisa dijumpai di kota Beijing, tidak hanya terbatas pada beberapa bangunan kuno yang tersebar di beberapa bagian daerah kotanya, belum lagi tempat wisata, namun juga pola kehidupan warganya cukup menarik untuk disimak, terutama pada musim-musim semi dan panas ini.

Masuknya musim semi dan panas, berarti menandakan kehidupan warga penuh warna dan gairah. Dulu, pada saat pertama sekali tiba di Beijing, keadaan udara Beijing masih diselimuti hawa musim dingin, karena saat itu masih pertengahan bulan Maret. Walaupun begitu saya melihat banyak warga yang kerap melakukan olah raga ringan sekitar pukul 06 pagi di taman yang berseberangan dari tempat tinggal saya. Aktifitas tersebut kerap menjadi perhatian saya manakala hendak membuka daun jendela biar hawa pagi yang segar itu bisa masuk leluasa ke dalam ruang kamar saya.

Apalagi saat ini, musim panas nyata-nyata telah hadir menghampiri Beijing, semakin banyaklah penduduk yang melakukan olah raga di taman-taman di sekitar tempat tinggal mereka, yang memang disediakan oleh Pemkot Beijing. Mengingat model rumah warga Beijing ini semuanya berupa flat atau apartemen yang dikelilingi oleh tembok dan besi. Jarang memiliki rumah dengan halaman atau pekarangan di depan rumah seperti yang kita jumpai di Indonesia.

Keadaan taman ini bermacam-macam, ada taman yang dilengkapi dengan perlatan olah raga sederhana, tempat bermaian anak-anak, dan ada taman yang hanya memiliki pepohonan dan tanaman-tanaman bunga berwana-warni, juga beberapa kursi taman. Di musim panas ini, waktu malam lebih pendek daripada waktu siang, jadi matahari bersinar lebih cepat dibandingkan pada musim dingin. Pukul 04 pagi matahari sudah bersinar terang. Saya perhatikan para warga tersebut melakukan olah raga dari pukul 04 pagi hingga 10 pagi atau bahkan lebih lagi. Sesuai dengan keinginan. Umumnya warga yang melakukan olah raga ini adalah warga lanjut usia atau manula. Biasanya jika saya pergi ke kantor kerap menjumpai mereka sedang melakukan beberapa aktifitas olah raga, seperti senam pagi baik berkelompok maupun sendiri-sendiri, olah raga Tai Chi, Pedang, dan lain sebagainya. Yang menarik ialah jika mereka menampilkan tari-tarian kipas yang diiringi alat musik. Suasana terasa meriah, dan pagi pun berarak dengan cerahnya. Kita pejalan kaki benar-benar terasa terhibur dengan tingkah pola para warga manula ini. Sebagai seorang perantauan, tentu saya sangat senang dapat menyaksikan ini semua dari dekat. Karena hal demikian tidak pernah saya temui di Indonesia. Saya benar-benar kagum atas apa yang mereka kerjakan. Meski mereka sudah lanjut usia namun dapat menggunakan waktu dengan baik dengan melakukan kegiatan yang positif. Yang lebih menariknya lagi, para warga sekitar juga ikut mendukung, dengan turut pula bergabung dalam kelompok tersebut.

Begitu pula halnya di malam hari. Para warga Beijing yang berusia antara 35-50 tahunan, kerap melakukan kegiatan menari atau latihan dansa yang diimpor dari negara Barat di taman. Pernah sekali waktu saya dan teman-teman pada saat sedang berjalan pulang, sengaja berhenti untuk sekedar menyaksikan latihan tersebut. Saya sungguh kagum, karena mereka dapat menari dan berdansa dengan indahnya. Saya tidak tahu di mana mereka belajar tarian dan dansa ini sebelumnya. Kegiatan ini juga ditonton ramai oleh warga-warga sekitar. Ide seperti ini sungguh cemerlang, di samping bisa melakukan latihan, dapat pula memupuk persahabatan, yang tadinya belum kenal jadi kenal, paling tidak dapat menambah kenalan, selain itu juga, dapat memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif gratis, tanpa harus menyewa tempat untuk menari atau berdansa, atau bahkan membayar seorang pelatih. Sementara itu bagi yang menonton bisa menjadi suatu hiburan gratis dan menambah pengetahuan tentang tari-tarian dan dansa.

Dari sini saya seperti mendapat suatu hikmah dari kegiatan atau tingkah pola para warga di sini, yaitu senantiasa optimis menjalankan hidup dengan menggunakan waktu sebaik-baiknya melalui berbagai kegiatan positif. Dan kelihatannya bagi mereka, usia bukanlah menjadi penghalang atau penghambat untuk melakukan berbagai kegiatan tadi, meski kalau dilihat-lihat kegiatan seperti itu pantas dilakukan oleh anak muda remaja. Namun seringnya saya melihat para warga manulalah yang kerap melakukan kegiatan itu.