Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-07-04 09:34:27    
Pertemuan Menteri Keuangan Asia-Eropa Fokuskan Nilai Tukar RMB Tiongkok

cri

 

Saudara pendengar, Pertemuan Menteri Keuangan Asia-Eropa Ke-6 baru-baru ini digelar di Kota Tianjin, Tiongkok utara. Selama pertemuan itu, pejabat senior keuangan dari 39 negara anggota di Asia dan Eropa serta wakil dari organisasi moneter internasional telah mengadakan penjajakan luas sekitar masalah mengintensifkan kerja sama Asia-Eropa di bidang keuangan dan moneter serta mendorong perkembangan ekonomi dunia. Karena pertemuan kali ini digelar di Tiongkok, maka topik mengenai Tiongkok telah menjadi titik panas perhatian para peserta.

Selama 20 tahun terakhir ini, Tiongkok selalu memelihara laju pertumbuhan ekonomi sebesar 9% ke atas setiap tahun, sehingga menjadi salah satu negara yang paling cepat pertumbuhan ekonominya di dunia. Pada tahun 2004, nilai total perdagangan luar negeri Tiongkok melampaui 1,1 triliun dollar AS, dan nomor dua di dunia dalam jumlah penyerapan modal asing. Perdana Menteri Tiongkok Wen Jiabao dalam pidatonya di depan upacara pembukaan pertemuan menyatakan, Tiongkok mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan mantap dengan mengambil kebijakan keterbukaan terhadap dunia luar dan langkah-langkah reformasi serta mengandalkan uapayanya sendiri. Hal itu tidak saja menguntungkan Tiongkok sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi perkembangan ekonomi dunia. 

" Sejak Tiongkok menerapkan kebijakan reformasi dan keterbukaan, ekonomi Tiongkok tumbuh dengan cepat, kekuatan komprehensif negara meningkat dengan nyata, kehidupan rakyat juga terus mendapat perbaikan. Perkembangan Tiongkok terutama mengandalkan upayanya sendiri, mengandalkan pasar yang luas dan sumber tenaga kerja yang kaya serta mengandalkan kebijakan reformasi dan keterbukaan. Perkembangan Tiongkok bermanfaat bagi stabilitas dan kemakmuran di kawasannya, bermanfaat bagi perdamaian dan perkembanga dunia, dan tidak akan menjadi ancaman dan pengaruh bagi negara mana pun."

Menurut penjelasan, di samping mengusahakan perkembangan sendiri, Tiongkok juga melalui berbagai cara memberi sumbangan kepada perkembangan dunia. Misalnya, sebagai negara yang berpenduduk paling banyak di dunia dan sebagai negara berkembang yang paling besar, Tiongkok di samping menyelesaikan persoalan sandang pangan 200 juta penduduk miskin pedesaan domestik, juga menyediakan bantuan kepada pekerjaan penanggulangan kemiskinan negara-negara berkembang lainnya, dan berupaya meningkatkan kerja sama internasional di bidang tersebut. Di bidang mendorong perkembangan ekonomi di kawasan Asia, Tiongkok menghimbau berbagai negara Asia untuk mengintensifkan pengaturan kembali struktur ekonomi, memperbaiki iklim investasi, meningkatkan kemampuan kontrol makro ekonomi, membuka lebih lanjut perdagangan dan investasi, memelihara momentum baik di bidang pemulihan dan pengembangan ekonomi dewasa ini. Direktur Moneter Internasional Korea Selatan, Tae Kyun-Kwon menyatakan kepada wartawan bahwa perkembangan Tiongkok mempunyai arti positif bagi pertumbuhan ekonomi Asia khususnya dan dunia pada umumnya. Tae Kyun-Kwon mengatakan,

" Ekonomi Tiongkok semakin menguat, dalam usaha meningkatkan hubungan antara Eropa dan Asia, Tiongkok memainkan peranan penting, dan peranannya di bidang pengembangan ekonomi dunia juga sangat menonjol. Sebagai negara tetangga, Korea Selatan mengharapkan Tiongkok memainkan peranan yang lebih besar dalam pengembangan ekonomi dunia."

Seiring dengan semakin meningkatnya pengaruh Tiongkok dalam ekonomi dunia, tingkah laku apa pun yang dilaksanakan oleh pemerintah Tiongkok di bidang ekonomi selalu menarik perhatian luas berbagai negara. Selama belasan tahun terakhir ini, Tiongkok selalu melaksanakan kebijakan nilai tukar dengan mengikuti dollar AS, namun, seiring dengan terus terpuruknya nilai dollar AS baru-baru ini, sejumlah negara menuntut Tiongkok untuk mengubah mekanisme yang terbentuk karena nilai tukar yang berlaku sekarang, dan menjalankan sistem nilai tukar mengambang yang lebih luwes. Negara-negara itu menuntut pula agar Tiongkok menyelesaikan reformasi dalam waktu dekat. Dalam pertemuan kali ini, Perdana Menteri Tiongkok Wen Jiabao menegaskan kembali sikap pemerintah Tiongkok dalam masalah itu. Dia menyatakan, Tiongkok akan melakukan reformasi atas mekanisme nilai tukar RMB sesuai dengan permintaan perkembangan ekonomi, sedangkan reformasi itu juga akan mempertimbangkan sepenuhnya dampak terhadap negara-negara tetangga dan ekonomi dunia. Wen Jiabao mengatakan,

" Setiap negara memiliki hak untuk memilih sistem nilai tukar dan kebijakan nilai tukar sesuai dengan keadaan negaranya masing-masing. Memelihara nilai tukar RMB pada taraf kestabilan yang rasional dan seimbang menguntungkan perkembangan ekonomi Tiongkok, menguntungkan perkembangan negara-negara tetangga dan daerah, dan juga menguntungkan kestabilan moneter dan perkembangan perdagangan internasional."

Selama pertemuan, Menteri Keuangan Jepang, Tanigaki Sadakazu telah mengadakan penjajakan khusus dengan Menteri Kuangan Tiongkok, Jin Renqing mengenai persoalan nilai tukar RMB. Tanigaki Sadakazu menyatakan yakin bahwa pemerintah Tiongkok sedang berupaya mendorong reformasi atas sistem nilai tukar. Dia mengatakan,

" Persoalan nilai tukar RMB seharusnya diselesaikan oleh pemerintah Tiongkok sendiri. Jumlah total ekonomi Tiongkok sangat besar, pertumbuhannya juga cepat, kebijakan ekonomi seharusnya disusun oleh diri sendiri. Saya berpendapat bahwa sistem nilai tukar RMB seharusnya lebih luwes. Tiongkok akan berupaya ke arah itu, Perdana Menteri Wen Jiabao sudah membuktikan hal itu dengan cara yang paling baik. "

Pertemuan Menteri Keuangan Asia-Eropa kali ini telah mengemukakan Usulan Tianjin yang bertema " mendorong kerja sama keuangan dan moneter yang lebih erat antara Asia dan Eropa. " Usulan itu menghimbau negara-negara Asia-Eropa meningkatkan kerja sama positif untuk mengintensifkan pembinaan kemampuan di bidang-bidang keuangan dan moneter, membangun mekanisme dialog darurat untuk menghadapi kejadian mendadak di bidang ekonomi dan moneter, bersama-sama mendorong perkembangan sehat ekonomi dunia.

Demikian tadi saudara pendengar laporan tentang pertemuan menteri keuangan Asia-Eropa yang diadakan di Kota Tianjin, Tiongkok utara baru-baru ini. Kita berjumpa hari Senin minggu depan.