Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-07-08 13:37:48    
Mingguan Timur Liaowang: Bagaimana Menanggapi Argumen Tentang Fenomena " Demam Bahasa Inggris" dan " Hegemonisme Inggris "?

cri

Wawancara Dengan Direktur Jawatan Penggunaan dan Pengelolaan Bahasa dan Huruf Kementerian Pendidikan Tiongkok, Yang Guang

Yang Guang: dalam sistem pendidikan Tiongkok, kira-kira 350 juta siswa di sekolah berbagai tingkat dan jenis serta warga masyarakat belajar bahasa Inggris. Alokasi dana untuk belajar bahasa Inggris merupakan salah satu bayaran sosial yang paling besar, misalnya tak sedikit mahasiswa belajar bahasa asing dengan memakan waktu 50% dari pelajarannya, sehingga mata pelajaran kejuruannya terpengaruh.

Kami tidak berpendapat bahwa " belajar bahasa Inggris terlalu panas " , " segenap warga belajar bahasa Inggris ", karena hal itu terkait dengan masalah pengarahan kebijakan. Kami mengusulkan belajar bahasa asing, namun jangan tersesat. Di satu pihak kami menegaskan kedaulatan atas bahasa, namun tidak mengesampingkan bahasa lainnya. Kami berpendapat, berbagai bahasa di dunia berkembang dalam saling pertukaran, status internasionalnya adalah sama derajat, budaya bahasa seharusnya beraneka ragam.

Ada argumen yang mengatakan bahwa hegemonisme yang mengutamakan bahasa Inggris telah mendampak keamanan budaya bahasa lainnya, mempersempit lingkup budaya bahasa lainnya, sehingga rasa hormat diri bangsa lainnya terluka, ini beralasan.

Mingguan Timur Liaowang: Menurut hemat Anda, bagaimana menangani dengan baik hubungan antara bahasa Tiongkok dengan bahasa asing?

Yang Guang: Dalam wawancara dengan media asing, saya langsung ditanya, ' kini ada orang menyebut bahasa Tiongkok digerowoti oleh bahasa asing ', bagaimana pandangan pemerintah Tiongkok dan apakah kebijakannya? Ternyata, masyarakat internasional sangat memperhatikan sikap pemerintah Tiongkok atas hal tersebut.

Kami pada umumnya tidak lagi mengajukan semboyan " bahasa Mandarin yang murni ", untuk tidak memberi rasa keliru kepada umum bahwa kami akan menutup diri sendiri, akan tetapi, kami akan membenahkan bahasa dari luar, agar bahasa dari luar menjadi bahasa kami sendiri. Penilaian pokok saya ialah sistem bahasa Tiongkok kini belum terancam serius oleh bahasa dari luar.

Bagaimanapun Tiongkok termasuk negara besar, pengaruhnoya juga terus meluas, semakin banyak orang di dunia belajar bahasa Mandarin, maka tak mudah budaya bahasa Tiongkok terancam.

Mingguan Timur Liaowang: Bagaimana pendapat Anda mengenai pekerjaan promosi bahasa Mandarin di luar negeri?

Yang Guang: Pemerintah Tiongkok sangat mementingkan pekerjaan promosi bahasa Mandarin di luar negeri. Namun, itu merupakan pekerjaan jangka panjang dan sulit. Mempopulerkan bahasa Mandarin bukan " mengekspor " kebudayaan, melainkan membangun jembatan untuk mendorong pertukaran kebudayaan. Kita mempopulerkan bahasa Mandarin bertujuan untuk memenuhi permintaan umum yang ingin belajar bahasa Mandarin di seluruh dunia dan untuk mengutarakan rasa persahabatan dan keinginan keterbukaan.

Bahasa bukan ideologi maupun bangunan lapisan atas. Bahasa merupakan alat pokok dalam pergaulan umat manusia. Guru bahasa Mandarin yang dikirim ke luar negeri adalah untuk mengajar bahasa Mandarin tanpa unsur politik. Memang, persoalan apa pun akan membawa efek sampingan. Mempopulerkan bahasa Mandarin akan memungkinkan rakyat negara lainnya lebih mengenal bahasa dan budaya Tiongkok, mengenal Tiongkok dengan lebih bersahabat dan objektif. Pekeerjaan itu sangat penting dan merupakan usaha negara dan bangsa.