Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-07-15 14:08:56    
Riset Ilmiah Olahraga Berliku-Liku

cri

 

Pada tahun lalu, para atlet Tiongkok yang mengutamakan " kekuatan iptek " berhasil meraih 32 buah medali emas dalam Olimpiade Athena, ini berarti pekerjaan riset ilmiah olahraga Tiongkok mencapai kemajuan tahap permulaan. Namun, tokoh kalangan olahraga yang tengah menghadiri Rapat Kerja Nasional Iptek Olahraga dan Antidoping Tiongkok menyatakan, taraf keseluruhan riset ilmiah olahraga Tiongkok tetap relatif rendah dan mempunyai kesenjangan tertentu dengan permintaan praktek olahraga.

Pembantu Direktur Jawatan Umum Olahraga Negara, Xiao Tian menyatakan, untuk memadukan disiplin riset ilmiah dengan praktek olahraga, perlu diadakan analisa cermat atas permintaan praktis " dari besar sampai kecil ". Berbagai tim olahraga hendaknya menguasai hukum dan ciri khas intern dalam cabang olahraga, dan berdasarkan hasil riset menyusun cara dan siklus pelatihan, kemudian baru merincikannya pada target testing dan pengawasan atas fisiologi dan biokimia.

Riset ilmiah tidak saja terbatas pada mengetes dan menganalisa intensitas dan cara pelatihan atlet, tetapi juga harus dilanjutkan pada bidang-bidang psikologi pertandingan dan komando di lapangan. Xiao Tian mengatakan, dalam beberapa Olimpiade yang silam sering terdengar suara kegagalan disebabkan oleh kelemahan kualitas psikologi. Maka, para periset hendaknya menganalisis faktor apakah yang mempengaruhi psikologi para atlet dengan cara memadukan pelatihan biasa dengan Olimpiade dan kompetisi besar lainnya. Selain itu, prestasi pertandingan yang tidak memuaskan juga berhubungan dengan kelemahan komando pelatih di lapangan, " kesemuanya itu merupakan titik berat dalam riset ilmiah olahraga selanjutnya ".

Selama tahun-tahun terakhir ini, berbagai pihak sudah sadar bahwa " perkembangan olahraga kompetisi harus mengandalkan kemajuan iptek, sedangkan kemajuan iptek harus menghadapi praktek olahraga ", namun, dalam pekerjaan riil terdapat gejala di mana pelatih terpisah dari riset ilmiah dan bertindak menurut pengalamannya, dan juga terdapat gejala di mana periset hanya mementingkan " statistik " dan terpisah dari praktek olahraga.

Mengenai hal itu, Kepala Pusat Pengelolaan Olahraga Kompetisi Berat, Ma Wenguang menyatakan, karena berbedanya pengertian para pelatih, periset dan dokter tim mengenai cabang olahraga, dan berbedanya taraf penguasaan atas pengetahuan terkait serta berbedanya pandangan dan titik tolak, maka dalam pekerjaan tak terhindar mucul ketidak-serasian, bahkan timbul argumentasi. Oleh karena itu, bagaimana dengan efektif mengintegrasi keunggulan masing-masing dan mengabdi kepada pekerjaan pelatihan ilmiah merupakan masalah yang perlu diselesaikan secepatnya.

Direktur Balai Riset Olahraga Jawatan Umum Olahraga Negara, Tian Ye mengatakan, kini Tiongkok kekurangan periset olahraga tingkat pakar, lebih-lebih periset khusus yang mengenal cabang olahraga, sehingga memperpanjang masa perpaduan periset dengan tim olahraga, maka perlu mengukuhkan hubungan antara periset dengan tim olahraga.

Upaya umat manusia untuk menantang batas diri sendiri tak akan berhenti, iptek juga akan melangkah terus. Bagaimana membantu atlet menciptakan lebih banyak keajaiban Olimpiade, meningkatkan taraf olahraga kompetisi akan dijadikan sebagai target yang diperjuangkan oleh para periset olahraga Tiongkok di masa selanjutnya.

( Insan, Haifeng )