Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-07-18 13:13:21    
Laju Pertumbuhan Ekonomi Asia Melamban

Kantor Berita Xinhua

Pada separo pertama tahun ini, ekonomi Asia memelihara kecenderungan pertumbuhan, khususnya negara-negara Asia Selatan termasuk India, pertumbuhan ekonominya jauh lebih pesat daripada tahun lalu, namun karena penurunan permintaan pasar internasional dan kenaikan harga minyak, laju pertumbuhan ekonomi sebagian terbesar negara dan daerah Asia tahun ini akan lebih rendah daripada tahun lalu.

Sejak tahun ini, laju pertumbuhan ekonomi Thailand, Korea Selatan, dan Singapura semuanya tidak mencapai taraf yang diperkirakan tahun lalu, pemerintah dan pakar ekonomi berturut-turut menurunkan prakiraan atas laju pertumbuhan ekonomi yang akan dicapai. Di antaranya laju pertumbuhan Singapura hanya tercatat 2,8 persen pada semester pertama, jauh lebih rendah daripada 6,5 persen pada triwulan ke-4 tahun lalu, sehingga orang mengkhawatrikan mungkin terjadi resesi ekonomi di negeri tersebut. Meski laju pertumbuhan ekonominya pada triwulan ke-2 mencapai 3,9 persen, tapi target pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini yang diprakirakan pada 4,3 persen sulit diwujudkan.

Selain itu, tingkat pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama tahun ini di Malaysia, Filipina dan Indonesia juga lebih rendah daripada triwulan ke-4 tahun lalu, masing-masing tercatat sebagai 5,7 persen, 4,6 persen dan 6,3 persen.

Selain itu, banyak negara Asia Tenggara masih terpengaruh oleh wabah flu burung, bencana kekeringan dan gejala Elnino. Bencana tsunami akhir tahun lalu juga mempengaruhi perkembangan ekonomi beberapa negara. Goncangan politik yang baru-baru ini terjadi di Filipina juga untuk sementara waktu menghentikan langkah reformasi ekonomi pemerintahnya.

Berbeda dengan negara-negara Asia Tenggara, tingkat pertumbuhan India pada paro pertama tahun ini tetap cukup tinggi, laju pertumbuhannya pada triwulan pertama tahun ini tercatat 7 persen. Pakar ekonomi berpendapat, pasar konsumsi yang baru di India adalah daya utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negeri itu. Meskipun menghadapi berbagai masalah, antara lain, musim hujan pada paro kedua tahun ini, kekurangan instalasi dasar, melambannya ekspr dan naiknya terus harga minyak, pemerintah India tetap yakin bisa mencapai target laju pertumbuhan pada 7 persen yang direncanakan.

Analis berpendapat, dibandigkan dengan paro pertama tahun ini, apakah pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia pada paro kedua tahun ini bisa lebih cepat, hal ini tergantung pada permintaan pasar internasional terhadap produk elektronik dan kestabilan harga minyak mentah internaional. Sehubungan semakin seriusnya inflasi, beberapa negara terpaksa mengurangi kredit, hal tersebut juga akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Ahli memprakirakan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi Asia pada tahun ini diharapkan dapat mencapai 6,7 persen, dan adalah kawasan yang paling cepat pertumbuhannya di seluruh dunia.

Untuk meningkatkan kemampuan menangkis terpaan luar dan mencapai tujuan saling menguntungkan, negara-negara Asia mempercepat langkah kerja sama ekonomi regional pada tahun ini. Rencana Pengurangan Pajak Menyeluruh Zona Perdagangan Bebas Tiongkok dan ASEAN segera akan dioperasikan. Tiongkok dan 5 negara di daerah Sungai Mekong Raya juga menyetujui untuk meningkatkan pengintegrasian ekonomi. India dan Singapura baru-baru ini juga menandatangani rencana kerja sama ekonomi dan perdagangan.