Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-07-20 14:12:32    
Ngarai Nanjiang

cri

Ngarai Nanjiang yang terletak di sebelah selatan Kabupaten Kaiyang, Guiyang, ibukota Provinsi Guizhou adalah sebuah taman ekologi karst hijau yang sangat berharga, disebut sebagai Sangri-La Guizhou oleh Profesor Wu Zhunan, seorang pakar pelestarian lingkungan geografi yang terkenal.

Ngarai Nanjiang adalah taman ngarai yang pertama di Tiongkok. Panjang ngarai lebih 40 km. Sungai Nanjiang yang lebar, airnya bening, melintasi seluruh ngarai tersebut, menyambung bukit-bukit di kedua tepi sungai, membentuk pemandangan alam ngarai yang megah dan indah.

Untuk menikmati pemandangan indah Ngarai Nanjiang, kita bisa memilih berarung jeram. Jalur arung jeram sepanjang 14 km di sini menarik minat banyak penggemar. Berarung jeram di sungai yang deras ini pasti akan meninggalkan pengalaman yang tak terlupakan.

Berjalan-jalan di ngarai itu juga merupakan pilihan yang menarik. Di kedua sisi sungai adalah tebing-tebing curam, di tempat yang paling sempit hanya kelihatan langit satu garis. Jarak antara tebing di kedua tepi sungai hanya 3 meter, dan air sungai sedalam belasan meter. Kalau kita mendongak ke atas, hanya tampak langit satu garis. Pemandu wisata, Zhang Xiuying mengatakan,"Tengok ke tebing sebelah kiri, di sana ada seekor monyet putih." Kamipun mengikuti arah yang ditunjukkannya, pada saat kami sedang mencari-cari dengan rasa ingin tahu, ia menambahkan, "padahal itu adalah sebuah stalaktit warna putih dan seekor binatang yang mengalami kalsifikasi. Bentuknya sangat lucu dengan muka senyum menyambut kedatangan tamu."

Berjalan menyusuri jalan rindang di ngarai itu, kami memandang jauh ke arah sebuah pohon di tebing seberang, pucuk pohon itu tampak seperti mahkota raja.

Kata pemandu wisata Zhang Xiuying,"Pohon itu dinamakan Pohon Mahkota. Menurut para ahli, ranting dan daun yang tumbuh mengelompok di pohon itu bukan ranting biasa melainkan adalah Lingzhi."

Kami melanjutkan perjalanan mengikuti arah aliran sungai dan sampailah di sebuah bukit yang bentuknya seperti patung Buddha, dinamakan Bukit Sepuluh Ribu Buddha. Pemandu wisata Qian Yafei menceritakan kisah tentang Buddha Nanjiang itu,"Bukit ini bentuknya seperti patung Buddha yang bersemedi. Kalau kita perhatikan matanya, akan tampak bahwa mata sebelah kanannya tertutup, dan mata sebelah kiri terbuka. Konon, Buddha Nanjiang ini adalah saudara kandung Buddha di Leshan. Buddha Nanjiang merasa penyempurnaan budi pekertinya masih kalah jauh dibanding Buddha Leshan dan terbit rasa iri hati. Di Kerajaan Kayangan, Buddha Nanjiang merasa tidak senang karena orang selalu menyebut nama Buddha Leshan, dan iapun meninggalkan kerajaan itu. Buddha Nanjiang yang memang gemar melancong tanpa disengaja tiba di Sungai Nanjiang. Ia sangat mengagumi keindahan pemandangan sungai itu yang melebihi kerajaan di kayangan. Ia lalu memutuskan untuk tinggal menetap di sini bersama murid-muridnya. Para muridnya bergandengan tangan menjaga dan melindungi Buddha Nanjiang serta tanah di sekitar sungai itu."

Demikianlah cerita tentang Bukit Sepuluh Ribu Buddha.

Berjalan tidak jauh setelah melewati sebuah jembatan gantung, kami sampai di Air Terjun Jinzhong yang terkenal di Ngarai Nanjiang. Air terjun itu benar-benar adalah sebuah karya indah ciptaan alam raya. Air Terjun Jinzhong adalah air terjun kalsifikasi yang tipikal, bagian tengahnya kosong, bagian luarnya berbentuk bundar busur, atasnya runcing dan bawahnya lebar, tingginya mencapai 50 meter. Dilihat dari jauh tampak seperti lonceng besar warna kuning keemas-emasan yang tergantung di lembah gunung. Siapa menyana bahwa pemandangan indah itu terbentuk oleh air terjun yang mengandung kalsium karbonat dan menjadi bentuknya yang sekarang ini melalui kikisan dan pengendapan selama ratusan juta tahun.

Batu telah menciptakan keajaiban Ngarai Nanjiang, dan hutan telah memberikan kehidupan kepada ngarai tersebut. Di ngarai ini, hampir semua pohon tumbuh di samping batu. Kalau bukan menyaksikan dengan mata kepala sendiri, sulit kita membayangkan bahwa di tanah karst yang 70 persen permukaan tanahnya adalah batu, tingkat lingkupan hutan mencapai 80 persen lebih. Ditinjau dari struktur geologi, topografi karst terjadi karena batu kapur mengalami pelarutan dan erosi air. Topografi itu sebenarnya tidak ada kaitannya dengan hutan dan air yang mewakili kehidupan. Kalau kita mengitari bumi pada lintang utara 25 derajat, yang kita saksikan lebih banyak adalah gurun yang semakin meluas, kontras sekali dengan pemandangan di Ngarai Nanjiang yang indah dan hijau itu.