Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-07-22 17:58:48    
Menara Lonceng dan Drum Beijing

cri

Mungkin sedikit pengunjung yang mengetahui tentang tempat wisata ini, yaitu Menara Lonceng dan Drum Beijing. Menara ini berlokasi di bagian ujung utara dari poros penting Kota Dalam ke arah utara Jalan Di'anmen. Meskipun Menara Lonceng dan Drum tidak digunakan lagi seiring dengan bergulirnya waktu (Menara ini tidak digunakan lagi sejak tahun 1924, ketika kaisar terakhir yaitu pada masa Dinasti Qing yang dipaksa untuk meninggalkan Kota Terlarang), namun saat sekarang ini, kita masih bisa mendengarkan bunyi lingkaran penunjuk waktu kuno ini.

Beijing Drum atau bahasa Mandarinnya ialah Jing Yun Da Gu maksudnya dialek dan drum besar Beijing. Gaya hiburan popular yang terdiri dari sebagian berbicara dan menyanyi, atau tell story dalam dialek Beijing disajikan dengan iringan drum. Pendahulu bentuk seni ini adalah Qie Da Gu (takut drum). Kemudian bentuk seni ini ditambahkan oleh seniman rakyat yaitu Yu Dekui dan Zhong Wanqi ke dalam dialek dan berbagai irama atau lagu, di mana hal tersebut menjadikannya terkenal hingga saat ini sebagai Jing Yun Da Gu.

Sejarah

Menara Drum pertama sekali dibangun pada tahun 1272 selama rezim Kublai Khan, yang mana saat itu berdiri di jantung Yuan ibukota Dadu. Pada masa itu dikenal sebagai Menara Administrasi Pemerintahan (Qizhenglou). Pada tahun 1420, di bawah Kaisar Ming Yongle, gedung kembali disusun ke sebelah timur sebagai bentuk asli nya dan pada tahun 1800 di bawah Kaisar Qing Jiaqing, dilakukan renovasi untuk memperluas skala bangunan tersebut. Pada tahun 1924, nama bangunan tersebut diubah menjadi Menara Realizing Shamefulness (Mingchilou). Saat ini, bagian atas dari gedung tersebut dijadikan sebagai Hall Kebudayaan Rakyat dari Distrik Kota Timur. Pada tahun 1980, setelah dilakukan banyak perbaikan di sana-sini, Menara Lonceng dan Drum ini dibuka untuk para pengunjung.

Fungsi

Lonceng dan Drum merupakan alat-alat musik pada zaman Tiongkok kuno. Kemudian mereka digunakan untuk penunjuk waktu dan dijadikan sebagai jam untuk para pekerja dan masyarakat umum. Menara Lonceng dan Drum ini digunakan sebagai penunjuk waktu selama masa Dinasti Yuan, Ming dan Qing (1271-1911).

Pada masa Dinasti Qing, menandai bahwa waktu sudah beranjak malam dimulai pada pukul 07:00 malam. Pada jam ini, drum akan dipukulkan sebanyak 13 kali.

Pada masa awal Dinasti Ming, lonceng dan drum akan dipukul serentak baik waktu siang dan malam hari. Pada saat Kaisar Qian Long memerintah pada masa Dinasti Qing, lonceng dan drum dipukul bersamaan hanya dua kali saja pada malam hari oleh dua orang pekerja yang dikhususkan sebagai petugas untuk memukul lonceng dan drum masing-masing. Pertama sekali drum yang dipukul lalu kemudian lonceng yang digentakan.

Pada pukul tujuh malam hari, drum dipukul yang juga diikuti oleh lonceng yang bergenta untuk memberitahukan kepada warga bahwa sudah waktunya untuk tidur. Pada pukul sembilan dan sebelas malam, satu dan juga pukul tiga pagi, hanya lonceng saja yang berbunyi untuk menghindari membangunkan orang dari tidurnya yang lelap. Pada pukul lima pagi, kembali drum dipukul yang diikuti dengan bergemanya lonceng bergenta yang menandakan bahwa pagi telah hadir. Masing-masing ritual drum dipukul sebanyak 108 kali, sebanyak 18 kali dipukul dengan cepat, dan 18 kali dipukul dengan sangat pelan demikian pula dengan lonceng.

Arsitektur

Menara Drum ini memiliki dua buah cerita bangunan. Pada level tertinggi dari bangunan lonceng ini ialah berupa petak segi empat yang padat dengan tinggi sekitar empat meter, panjang 55,6 meter dan lebar 30 meter. Bagian muka dan belakang petak ditembusi dengan tiga lubang lengkung dan kedua sisi dengan satu lubang masing-masing. Struktur kayu pada bangunan ini sungguh menegsankan terlebih-lebih temboknya dicat dengan warna merah dan atapnya dengan warna kuning. Sedangkan cerita bangunan kedua ialah terbuat dari kayu dengan tinggi sekitar 47 meter. Pada zaman Tiongkok kuno, pada riwayat pertama bagian atas bangunan ditempati oleh 24 drum, di antaranya hanya satu masih bisa bertahan. Kepalanya terbuat dari kulit sapi jantan, dan berdiameter 1,5 meter.

Sedangkan Menara Lonceng berdiri tepat di belakang Menara Drum, dengan tinggi sekitar 33 meter berdinding abu-abu dan berlangit-langit hijau. Masing-masing muka pangkalan gedung tertembus dengan lubang lengkung dan masing-masing tempat dari Paviliun Lonceng, yang berada di atas platform, mempunyai pintu gerbang lengkung juga. Persis di bagian tengah pada lantai kedua adalah tempat lonceng tembaga besar itu berdiri yang digunakan sebagai untuk menyatakan waktu.

Apabila Lonceng dan Drum ini dibunyikan maka akan terderang dari jarak sekitar lebih dari 20 km di dalam kota Beijing.