Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-07-24 15:18:40    
Perkenalan Singkat Ketua Delegasi Berbagai Negara Ke Pembicaraan 6 Pihak

cri

Pembicaraan Enam Pihak Putaran Ke-4 mengenai masalah nuklir Semenanjung Korea akan digelar pada hari Selasa mendatang. Dibandingkan dengan pembicaraan yang lalu, ketua delegasi dari empat negara ternyata merupakan " muka baru " kecuali Korea Utara dan Rusia.

Ketua Delegasi Tiongkok adalah Wakil Menteri Luar Negeri Wu Dawei.

Wu Dawei yang berumur 59 tahun akan menjabat sebagai ketua dalam pembicaraan putaran yang baru ini. Pada tahun lalu, Wu Dawei diangkat menjadi wakil menteri luar negeri untuk urusan Kawasan Asia dan pekerjaan perjanjian dan perundang-undangan. Sebagai diplomat yang berkarier bertahun-tahun, Wu Dawei berturut-turut memangku jabatan atase dan Wakil Direktorat Asia Kementerian Luar Negeri Tiongkok, duta besar kuasa penuh untuk Korea Selatan ( Korsel ) dan duta besar kuasa penuh untuk Jepang.

Ketua Delegasi Korea Utara ( Korut ) adalah Wakil Perdana Menteri Kim Kye-gwan.

Kim Kye-gwan yang kini berumur 62 tahun adalah ketua delegasi yang paling banyak menghadiri pembicaraan 6 pihak. Pada Februari dan Juni tahun lalu, Kim Kye-gwan pernah memimpin delegasi menghadiri pembicaraan putaran ke-2 dan ke-3 di Beijing.

Sejak pertengahan tahun 1990-an, Kim Kye-gwan selalu menangani urusan mengenai masalah nuklir Semenanjung Korea dalam Kementerian Luar Negeri Korea Utara. Dia berturut-turut menghadiri 2 kali pertemuan tingkat tinggi Korut-AS masing-masing pada tahun 1992 dan 1993 serta pembicaraan Jenewa mengenai masalah nuklir Semenanjung Korea pada tahun 1994 dan pembicaraan Korut-AS mengenai peluru kendali pada tahun 1996 dan pembicaraan multi pihak mengenai masalah nuklir Semenanjung Korea.

Ketua Delegasi AS adalah Asisten Menteri Luar Negeri Christopher Hill.

Christopher Hill yang berusia 52 tahun diangkat menjadi asisten menteri luar negeri untuk urusan Asia Timur dan Pasifik pada April tahun ini. Sebelumnya, Hill pernah menjabat duta besar AS untuk Korsel.

Pada bulan Februari lalu, Hill sudah ditunjuk sebagai ketua delegasi ke Pembicaraan 6 Pihak sebelum menjabat pembantu menteri luar negeri. Pada tanggal 9 bulan ini, Korut pada akhirnya setuju untuk kembali ke meja Pembicaraan 6 Pihak yang sudah terputus selama satu tahun lebih setelah Hill mengadakan pertemuan rahasia dengan Kim Kye-gwan di Beijing.

Ketua Delegasi Korsel adalah calon Wakil Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Song Min-soon.

Song Min-soon diangkat resmi sebagai calon wakil menteri luar negeri pada bulan Januari lalu dan sebagai wakil utama dalam Pembicaraan Enam Pihak dengan menggantikan Lee Soo Hyuck.

Sejak menjabat wakil utama pada tahun ini, Song Min-soon berturut-turut mengunjungi Tiongkok, AS, Jepang dan Rusia untuk mengadakan konsultasi dan diskusi dengan berbagai pihak mengenai urusan Pembicaraan 6 Pihak. Sejak akhir tahun lalu, Korsel berkali-kali menegaskan untuk memainkan peran yang lebih penting dalam pembicaraan.

Ketua Delegasi Rusia adalah Wakil Menteri Luar Negeri Alexander Alexeyev.

Alexeyev kini berusia 59 tahun. Pada Juni tahun lalu, dia pernah menghadiri pembicaraan putaran ke-3 dan memainkan peran penengahan yang aktif dalam pembicaraan.

Ketua Delegasi Jepang adalah Direktur Biro Asia-Oceania Kementerian Luar Negeri, Sasae Kenichiro.

Sasae Kenichiro diangkat sebagai Direktur Biro Asia-Pasifik pada Januari lalu. Sama seperti pendahulunya, dia juga merupakan satu-satunya ketua delegasi tingkat direktur biro dalam pembicaraan putaran kali ini.

Sasae Kenichiro mempunyai pengalaman bertahun-tahun di bidang diplomatik. Bagaimana ambil bagian dan berperan dalam pembicaraan putaran kali ini merupakan tantangan terbesar yang dihadapinya sekarang. Jepang bersikeras untuk mengemukakan " masalah orang Jepang yang diculik " dalam pembicaraan kali ini, sedangkan Korut berkali-kali mengkritik Jepang meletakkan rintangan buatan bagi pembicaraan dengan mengajukan " masalah penculikan " dan menyatakan tidak akan mengadakan kontak bilateral dengan Jepang dalam pembicaraan.