Pada umumnya di Tiongkok tidak memiliki liburan khusus pada musim panas. Tidak sama dengan beberapa negara di Eropa, yang kerap setiap tahunnya memiliki liburan musim panas untuk seluruh warganya, apakah itu dimulai pada bulan Juli atau Agustus. Sementara di Tiongkok liburan musim panas hanya dapat dirasakan oleh para pelajar, di mana seluruh sekolah dan universitas akan mengadakan liburan umum yang panjang kira-kira selama tiga bulan sebagai liburan musim panas. Biasanya liburan ini dimulai sejak awal bulan Juli hingga September. Namun bagi pekerja yang mendapat cuti tahunan oleh perusahaan di mana dia bekerja, maka boleh mengambil liburan ini sewaktu-waktu pada saat diinginkannya.
Ketika musim liburan pada bulan Juli dan Agustus ini sudah datang, maka bisa dipastikan berbagai alat transportasi baik yang melalui daratan, laut dan udara pastilah ramai dan penuh. Contohnya beberapa minggu yang lalu, waktu saya hendak berlibur sebentar ke Indonesia, sejak awal bulan Juli saya sudah mencoba untuk memesan tiket melalui salah seorang agen perjalanan Indonesia di Beijing. Namun dia mengatakan kemungkinan tiket pada tanggal segitu sudah penuh. Karena sejak bulan Mei yang lalu, para pelajar Indonesia yang belajar di Beijing sudah memesan tiket untuk mudik ke Indonesia. Begitulah salah satu fenomenan keramaian dan kepadatan aktivitas pada lalu lintas udara.
Demikian pula dengan aktivitas lainnya. Banyak orang yang pergi menuju ke tempat peristirahatan musim panas yang sudah lama dipilih dan direncanakannya, baik itu di hotel-hotel mewah, motel-motel, hingga ke penginapan sederhana. Sementara bagi beberapa tenaga ahli asing yang bekerja di beberapa instansi pemerintah Tiongkok, seperti di bidang media, ada yang menghabiskan musim panas ini dengan mudik ke negaranya masing-masing, dan bagi yang hanya tinggal saja di Beijing, biasanya mengadakan pesta kebun di Hotel Persahabatan. Pesta kebun ini kerap diadakan di musim panas ini, bisa hampir setiap akhir pekan mereka mengadakan pesta kebun ini.
Dan tentu saja pada musim panas begini, harga tiket tidak ada yang murah, semuanya naik. Walau begitu, keinginan untuk berwisata bagi warga di sini tidak pudar. Bahkan berbagai berita tentang peristiwa pemboman yang terjadi di London baru-baru ini saja, tidak menyurutkan keinginan wisatawan Tiongkok untuk membatalkan tiket perjalanan ke London, seperti yang dilakukan oleh wisatawan dari AS dan Jepang, yang telah membatalkan tiket berlibur ke London, sejak peristiwa tersebut.
Menurut China Daily, harian berbahasa Inggris Tiongkok memberitakan hari ini, bahwa grup turis pertama dari Tiongkok yang berwisata ke London sangat menikmati perjalanannya, dan mereka merasa ini merupakan sebuah mimpi yang nyata. Kelompok turis itu dibawa berkunjung ke tempat-tempat menarik dan terkenal di London, seperti Istana Buckhingham, Madame Tussauds, dan lain sebagainya.
Bahkan Pangeran Andrew, putera mahkota kedua Inggris dari Ratu Elizabeth II menyambut para wisatawan ini pada acara resepsi di Menara London pada Senin malam yang lalu.
Para wisatawan ini merasa sangat gembira dan puas akan perjalanannya ke kota ini. Bahkan salah seorang turis yaitu guru bahasa Inggris di Shanghai, Qui Quishen mengatakan, "perjalanannya pertama ke London ini bagaikan sebuah mimpi yang menjadi kenyataan."
" Dewasa ini, orang yang mampu sudah banyak di Tiongkok, namun kebanyakan orang di Tiongkok terlalu sibuk untuk berwisata." Demikian kata Qui Quishen.
Sejak bulan lalu, pemerintah Tiongkok menyalakan lampu hijau kepada warganya yang hendak melakukan perjalanan ke Inggris. Sebelumnya hanya pebisnis dan pelajar saja yang diizinkan untuk melakukan perjalanan tersebut.
Perjanjian serupa juga dikeluarkan sejak bulan September tahun 2004 lalu bagi wisatawan Tiongkok yang hendak mengunjungi negara-negara Eropa lainnya. Perubahan ini terjadi, sejak Tiongkok dipercaya oleh negera-negara tersebut sebagai negara yang memiliki potensi besar di bidang kepariwisataan.
|