Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-07-28 13:11:58    
Tim Bola Voli Puteri Tiongkok Mengalami Kekandasan

cri

                                                 Grand Prix Dunia Bola Voli Puteri tahun 2005 pada tanggal 18 bulan ini ditutup di Jepang. Tim bola voli puteri Tiongkok, juara Olimpiade Athena pada akhirnya menempati urutan ke-3 dengan prestasi 3 kali menang 2 kali kalah dan sekali lagi gagal meraih gelar juara setelah Pertandingan Elit Bol Voli Puteri Swiss bulan Juni lalu. Tim puteri Tiongkok yang menang terus tahun 2003 dan berhasil meraih gelar juara Piala Dunia serta berhasil mengantongi medali emas Olimpiade dengan upaya yang gigih itu kini mengalami kekandasan. Dalam acara tetap Ruangan Olahraga kali ini, akan kami sampaikan laporan wartawan kami.

Setelah memasuki musim pertandingan yang baru, tim bola voli puteri Tiongkok yang sedang berada pada saat pergantian generasi tua dan generasi muda selalu tidak stabil penampilannya. Pada bulan Mei lalu, tim puteri Tiongkok untuk pertama kali tampil dalam sejumlah turnamen invitasi internasional di dalam negeri dan berturut-turut mencapai 10 kali kemenangan, tapi pada bulan Juni lalu, tim puteri Tiongkok dalam Pertandingan Elit Bola Voli Puteri Swiss; pada akhir bulan Juni dan awal bulan ini, tim Tiongkok berturut-turut dua kali meraih gelar juara dalam dua pos Grand Prix Dunia, tapi dalam final total Grand Prix, tim Tiongkok terus kalah dua kali pertandingan dan pada akhirnya harus puas menempati urutan ke-3. Lebih-lebih adegan ketiga kali dikalahkan Tim Italia dalam musim pertandingan kali ini sulit diterima oleh suporternya. Pelatih Kepala tim bola voli puteri Tiongkok Chen Zhonghe sebelumnya selalu tersenyum dalam pertandingan baik ketika memimpin maupun terbelakang angkanya. Akan tetapi, dalam senyumannya kali ini rasanya juga ada sedikit kepahitan. Ketika menyimpulkan penampilan timnya selama ini, Chen Zhonghe mengatakan,

"Dalam pertandingan kali ini tetap kelihatan tekanan relatif besar dan kekhilafan terlalu banyak, juga kesalahan sejumlah taktik dan kurang stabil psikologinya."

Masalah psikologi menang adalah salahsatu masalah sulit yang perlu dipecahkan tim Tiongkok sekarang. Dalam final total Grand Prix kali ini, tim Tiongkok dalam keadaan memimpin 2:0 dikalahkan oleh tim Kuba dan ketika menghadapi tim Italia, tim Tiongkok tampak kekurangan semangat berjuang. Maka banyak orang berpendapat, bahwa itulah sebab tim Tiongkok kurang pandai main di bawah angin. Kalau lancar, tim Tiongkok tidak ada rivalnya, tapi kalau menghadapi kesulitan, bisa dikalahkan tim manapun. Pemain andalan Tiongkok, Zhao Ruirui yang gagal ikut dalam Olimpiade dan semua pertandingan musim pertandingan kali ini menyampaikan pandangannya. Ia mengatakan,

"Dulu, karena posisinya berbeda, kami berjuang mengalahkan rival, walaupun menang, tapi kekuatannya mungkin tidak benar-benar cukup lihai. Namun sekarang, lebih-lebih sesudah Olimpiade, kami berdiri di posisi yang relatif tinggi dan terus diserbu semua tim. Semua tim lain meneliti tim Tiongkok, maka mempertahankan gelar juara lebih sulit daripada meraih gelar juara."

Masalah tim bola voli puteri Tiongkok memang ada banyak sebab, antara lain tehnik, taktik, psikologi dan rivalnya. Akan tetapi, juga bukan pandangan yang obyektif kalau menganggap kekuatan tim puteri Tiongkok telah menurun. Setelah mengalahkan tim Tiongkok, Pelatih Utama Tim Italia pernah menyatakan bahwa itulah manifestasi kekuatan riil tim puteri Tiongkok. Sehubungan itu, Ketua Pusat Pengelolaan Olahraga Bola Voli Jawatan Umum Olahraga Negara Tiongkok, Xu Li menyampaikan pandangan yang berbeda. Ia mengatakan,

" Dari satu periode Olimpiade, tugas tahun ini ialah penyesuaian kembali, tugas utamanya ialah dari psikologi, personel, rencana, bahkan pelatihan, tehnik dan taktik perorangan diadakan sebuah penyesuaian kembali yang menyeluruh. Sama halnya dengan semua tim nasional yang lain, tahun pertama seusai Olimpiade adalah tahun penyesuaian kembali. Pelatihan dan pertandingan juga dimasukkan ke dalam lingkupan itu. Maka, dalam sejumlah pertandingan dalam kurun waktu itu, tugas utamanya ialah mengenal rival dan menemukan masalah sendiri demi menguji pelatihan dan pekerjaan diri sendiri di berbagai pihak. Singkat kata, diadakan sekali pengujian di berbagai bidang."

Dalam seluruh musim pertandingan, tim puteri Tiongkok menurunkan banyak pemain baru ke lapangan. Dalam dua pertandingan pertama final total di mana tim Tiongkok dikalahkan, Asisten Penyerang Utama adalah pemain baru Ma Yunwen. Xiu Li menyatakan pula, untuk mengasuh pemain baru membutuhkan cukup banyak waktu. Maka, tim puteri Tiongkok mempunyai keberanian dan ketetapan hati untuk melampaui diri sendiri. Kekalahan sementara bertujuan meletakkan dasar bagi kemenangan lebih besar kelak hari. Dilihat dari keadaan tim Tiongkok sekarang ini, target utama tim Tiongkok sebelum Olimpiade tahun 2008 seperti apa yang dikatakan Zhao Ruirui.

"Sejumlah tradisi lama dan sejumlah ciri khas tidak boleh dibuang, di atas dasar itu juga harus dibentuk sejumlah ciri khas yang baru."

Hanya dengan demikian, tim puteri Tiongkok baru dapat mengalami peningkatan kekuatan yang sungguh-sungguh dan tampil lebih baik dalam Olimpiade Beijing.