Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International Friday    Apr 11th   2025   
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-07-28 13:34:02    
AS Berencana Menanggalkan Beban Keamanan Irak

cri

Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Donald H. Rumsfeld kemarin tiba-tiba mengadakan kunjungan ke Irak dan mengadakan pembicaraan dengan pemimpin-pemimpin utama Irak mengenai penyerahan penjagaan keamanan oleh AS kepada Irak dan masalah penarikan keluar tentara AS di Irak.

Rumsfeld dalam jumpa pers seusai pembicaraan itu mengatakan, kini telah tiba waktunya untuk merencanakan "bagaimana tentara AS menyerahkan penjagaan keamanan kepada Pasukan Keamanan Irak". Dinyatakannya, sampai sekarang masih belum ditetapkan jadwal konkret penarikan keluar tentara AS dari Irak. Namun, AS mengharapkan tentaranya secepatnya ditarik keluar dari Irak. Sementara itu, Panglima tertinggi tentara AS untuk Irak, Jenderal George Casey di Baghdad menyatakan dengan lebih jelas, AS berkemungkinan menarik keluar tentaranya dari Irak dalam skala besar mulai dari musim semi tahun depan. Ini adalah pertama kali panglima senior tentara AS menyinggung batas waktu penarikan keluar tentara sejak memburuknya situasi keamanan Irak pada bulan April tahun ini.

Penyataan Rumsfeld dan Casey tersebut menunjukkan, jadwal penarikan keluar Tentara AS dari Irak dalam skala besar telah semakin dekat. Singkat kata, sebabnya adalah situasi yang menekan.

Pertama, pemerintah dan rakyat Irak mengharapkan tentara AS secepatnya ditarik keluar untuk memadamkan kegiatan kekerasan yang terus-menerus. Kehadiran Tentara AS untuk Irak menjadi alasan kekuatan bersenjata anti-AS dan anti pemerintah untuk melancarkan serangan. Rumsfeld kemarin di Baghdad mengakui, meskipun ada tentara AS, orang Irak tetap tidak memperoleh jaminan keamanan dan tetap dibunuh. Seusai pembicaraannya dengan Rumsfeld, Perdana Menteri pemerintah transisi Irak, Ibrahim al-Jaafari kemarin dengan jelas mengimbau AS supaya secepatnya menarik keluar tentaranya dari Irak. Dikatakannya, Irak mengharapkan AS sedini mungkin menyerahkan hak pengontrolan militer kepada orang Irak.

Kedua, tentara AS di Irak mengalami kerugian besar, itu juga memaksa pemerintah George W. Bush menyatakan sikap untuk menarik kembali tentaranya dalam rangka meredakan tekanan dalam negeri. Menurut statistik Associated Press, sejak perang Irak pada tahun 2003, jumlah korban tewas di pihak tentara AS telah tercatat 1782 orang. Angket yang baru-baru ini diadakan bersama oleh CNN dan Harian USA Today menyatakan, ada 58% responden berpendapat bahwa AS tidak dapat mencapai kemenangan dalam Perang Irak. Menghadapi tekanan opini dalam negeri, pemerintah Bush terpaksa mengubah politiknya dan bersikap agak luwes dalam masalah penarikan kembali tentaranya dari Irak.

Analis menunjukkan, penarikan keluar tentara AS dari Irak adalah kecenderungan umum, tapi skala dan jadwal konkretnya masih akan dikekang oleh banyak unsur.

Pertama, seperti apa yang dikatakan oleh panglima tertinggi Tentara AS untuk Irak, George Casey, tentara AS harus ditarik keluar setahap demi setahap menurut proses politik Irak. Kini, apakah penyusunan rancangan UUD dapat diselesaikan sesuai jadwalnya masih belum dapat dipastikan. Di bawah situasi bahwa Pasukan Keamanan Irak belum dapat mengontrol situasi, masalah penarikan kembali tentara AS akan dipertimbangkan lagi.

Kedua, Perdana Menteri Jaafari menunjukkan, penarikan keluar tentara AS masih bersangkutan dengan pelatihan Pasukan Keamanan Irak yang tidak mampu menjamin keamanan Irak dalam waktu singkat baik dari jumlahnya maupun dari kualitasnya.

Ketiga, mengenai masalah serah terima kewajiban penjaminan keamanan, antara tentara AS dan pemerintah transisi Irak masih kekurangan rencana konkret, perlu meningkatkan konsultasi dan bekerja sama lebih erat.

Oleh karena itu, situasi yang serius memaksa AS berencana menarik kembali tentaranya dari Irak. Akan tetapi, dapat atau tidak AS menanggalkan beban keamanan Irak dan keluar dari kubang Lumpur kesulitan di Irak masih perlu diamati.

© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040