Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-07-28 15:24:00    
Barang Giok

cri

 

Dalam sejarah ribuan tahun Tiongkok, kegemaran rakyat Tiongkok terhadap barang giok adalah salah satu ciri khas bangsa Tionghoa. Barang giok bukan hanya salah satu isi penting dalam peradaban kuno Tiongkok, tapi juga merupakan barang seni tradisional yang sangat digemari rakyat Tiongkok zaman sekarang. Berikut kami sampaikan laporan terinci tentang barang giok.

Tahun 1968, di sebuah makam kuno di Provinsi Hebei, Tiongkok Utara ditemukan sehelai baju panjang yang terbuat dari bilah dan keping giok dan kawat emas. Penghuni makam itu adalah bekas raja sebuah negara kepangeranan pada abad ke-1 Sebelum Masehi. Baju giok yang panjangnya 188 sentimeter itu terbagi menjadi enam bagian, yaitu sarung kepala, baju atas, lengan baju, sarung tangan dan sepatu, dengan jumlah bilah dan keping giok mencapai 2498 buah. Baju giok tersebut mencerminkan teknik kerajinan luar biasa penjahit zaman kuno Tiongkok serta kehidupan mewah bangsawan pada waktu itu.

Jubah terbuat dari bilah dan keping giok tersebut hanyalah salah satu contoh dalam kebudayaan giok Tiongkok. Menurut hasil penelitian para sarjana Tiongkok, perkembangan barang giok di Tiongkok sudah mempunyai sejarah hampir sepuluh ribu tahun. Di sebuah petilasan zaman batu awal 7000 tahun yang lalu, para arkeolog Tiongkok pernah menemukan kampak dan sekop giok dalam jumlah banyak.

Pada masa yang berbeda dalam sejarah Tiongkok terdapat barang giok yang berbeda karena berbedanya pandangan dan penerapan atas barang giok. Pada umumnya, barang giok pada masa awalnya adalah barang yang dipakai untuk kehidupan sehari-hari, dan kemudian berangsung-angsur berkembang menjadi barang hiasan, dan selanjutnya berkembang menjadi lambang kekayaan dan kekuasaan, dan selalu dikaitkan dengan upacara sembahyang kekaisaran pada masa feodal. Pada masa itu, orang Tionghoa memakai barang giok dengan kepercayaan penangkalan malapetaka. Bahkan ada pula orang yang makan giok supaya dapat hidup untuk selama-lamanya dan memakai baju giok dengan harapan supaya jenazahnya awet tak akan rusak. Pendek kata, barang giok merupakan salah satu bagian penting kehidupan masyarakat Tiongkok pada zaman kuno.

Masa kemakmuran pertama barang giok dalam sejarah Tiongkok muncul pada masa Dinasti Han pada abad ke-1 Sebelum Masehi. Barang-barang giok peninggalan dari masa itu kebanyakan adalah barang bekal kubur bangsawan yang meninggal. Sampai pada kira-kira abad ke-9 Masehi, tidak hanya bangsawan, rakyat jelata pun mulai memakai dan menyimpan barang giok. Waktu itu di pasar muncul banyak barang giok. Dengan demikian, perajin barang giok pun berkembang menjadi lapisan sosial yang independen.

Masa Dinasti Qing, dinasti terakhir dalam sejarah Tiongkok yang berkuasa antara tahun 1619 dan 1911 adalah masa puncak kedua perkembangan barang giok Tiongkok. Karya barang giok untuk kekaisaran pada masa itu mewakili taraf tertinggi kerajinan ukir dan gosok barang giok.

Bahan mentah giok bermacam-macam. Dengan berbedanya kandungan logam di dalamnya, batu giok menunjukkan barik dan warna yang aneka ragam. Batu giok yang paling terkenal di Tiongkok dihasilkan di daerah Hetian dan Moyu di kaki Gunung Tianshan, Xinjiang, Tiongkok Barat Laut. Giok yang dihasilkan di kedua daerah itu diberi nama "Giok Hetian". Walaupun daerah penghasil giok itu hampir tidak ada penghuni, namun gioknya bermutu sangat tinggi dengan warnanya mencolok, dan sejak dahulu kala dianggap sebagai barang yang sangat berharga. Dalam kitab sejarah Tiongkok tercantum kisah tentang dua negara pada masa abad ke-6 Sebelum Masehi yang nyaris terlibat dalam peperangan hanya untuk meperebutkan sepotong batu giok Hetian.

Berkat rupanya yang indah dan keistimewaannya dalam cara pemahatannya, barang giok Tiongkok sejak lama digemari rakyat di Asia Tengah dan Eropa. Setelah membanding barang giok Tiongkok dengan barang giok yang dihasilkan di daerah lain di dunia, para sarjana Tiongkok menemukan bahwa barang giok Tiongkok unggul dalam gambar pahatan yang bermacam-macam, sedangkan barang-barang giok Jepang, Eropa dan Siberia tampaknya monoton dan terbatas pada gambar perabot untuk kehidupan sehari-hari, dengan dekorasinya sederhana. Berkat gambar dan pola yang indah, barang giok Tiongkok menduduki posisi yang istimewa dalam sejarah ukiran dan pahatan barang giok.