Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-08-26 09:34:07    
Yan Zi

cri

Pada masa Chunqiu 2500 tahun yang lalu, kekuatan Dinasti Zhou yang berkuasa di Tiongkok mulai merosot. Ketika itu negara-negara kepangeranan di bawah pimpinannya terlibat dalam peperangan demi memperluas wilayahnya masing-masing. Pada masa itu di antara negara-negara itu tidak hanya muncul negara hegemonis, juga muncul sejumlah negarawan yang masyhur. Dalam acara tetap Ruangan Kebudayaan kali ini, kami perkenalkan Yan Zi sebagai negarawan Negara Qi.

Yan Zi sebelumnya bernama Yanying, dan Yan Zi merupakan nama kehormatannya. Menurut kitab sejarah, Yan Zi tingginya hanya 140 sentimeter, tapi ia orang bijaksana yang berpengetahuan banyak dan penuh rasa humor. Yan Zi seluruhnya berbakti selama 55 tahun kepada Negara Qi dan selama masa itu tiga raja berturut-turut berkuasa di negeri itu, yaitu Raja Qi Linggong, Raja Qi Zhuanggong dan Raja Qi Jinggong. Negara Qi terletak di Provinsi Shandong pantai timur Tiongkok, dan adalah negara yang paling kuat pada awal masa Chunqiu. Pada masa pertengahan abad ke-6 Sebelum Masehi, yaitu ketika Yan Zi memangku jabatan di pemerintah, Negara Qi sudah jauh sebelumnya kehilangan kedudukan hegemoni. Untuk membantu Negara Qi mewujudkan pembangkitan kembali, Yan Zi mencurahkan semua kekuatannya, walaupun ia tak mampu membantu negara ini memulihkan posisinya semula, tapi keberanian dan kecerdasannya tetap disenandungkan oleh rakyat kemudian, dan sampai sekarang di antara rakyat masih tersebar banyak cerita tentang Yan Zi.

Yan Zi pernah berkali-kali dikirim ke luar negeri sebagai utusan khusus Negara Qi, di antaranya cerita tentang dua kali kunjungannya ke Negara Chu paling populer. Konon Raja Chu yang tahu Yan Zi bertubuh pendek selalu mau menghinanya. Suatu peristiwa, Yan Zi diberi tugas untuk berkunjung ke Negara Chu. Di depan gerbang ibu kota Negara Chu, Yan Zi disuruh memasuki kota dari pintu kecil di pinggir gerbang besar. Yan Zi yang pintar tahu benar perlakuan itu sebagai penghinaan, lantas langsung menolak masuk kota. Ia mengatakan kepada pengawal kota: "Di negara anjing, saya boleh masuk ke luar dari lobang anjing; tapi aku sekarang bermisi ke Negara Chu, dan seharusnya tidak memasuki kota dari lobang anjing." Mendengar jawaban Yan Zi tersebut, pengawal kota terpaksa menyilakan Yan Zi memasuki kota dari gerbang besar. Setiba di istana, Raja Chu sengaja bertanya kepada Yan Zi: "Mengapa kamu yang dikirim untuk berkunjung ke Negara Chu? Apa itu karena di Negara Qi tidak ada orang lain lagi yang cocok?" Dengan tenang Yan Zi menjawab: "Negara Qi mempunyai tradisi dalam mengirim utusan ke luar negeri, yakni utusan yang bijak dan cakap dikirim ke negara yang luhur, sedangkan utusan yang tolol dan tak becus dikirim ke negara bajingan yang tidak bermoral. Saya adalah utusan yang paling tolol di Negara Qi, maka sayalah yang dikirim ke Negara Chu."

Pada masa kemudian Yan Zi untuk kali kedua berkunjung ke Negara Chu. Raja Chu bertekad menghina Yan Zi sekali lagi. Dalam jamuan yang diadakan oleh Raja Chu untuk kehormatan Yan Zi, dua prajurit Negara Chu menggiring seseorang ke depan Raja Chu, dan melaporkan kepada Raja Chu bahwa orang yang tertangkap itu orang Negara Qi dan berkejahatan mencuri barang. Kepada Yan Zi, Raja Chu sengaja bertanya: "Apakah orang Negara Qi berpembawaan pencuri?" Mendengar pertanyaan Raja Chu, Yan Zi bersikap tenang saja, dan di dalam benaknya segera terbayang perbedaan buah jeruk di kedua tepi Sungai Huaihe di dekat kedua negara tersebut, dan menjawab: "Pohon jeruk yang tumbuh di sebelah selatan Sungai Huaihe, buahnya manis; tapi kalau pohon itu tumbuh di sebelah utara Sungai Huaihe, rasa buahnya pahit dan getir. Rakyat yang hidup di Negara Qi memang tidak berkebiasaan mencuri barang, tapi di Negara Chu mereka memang mencuri barang, apa itu karena lingkungan di Negara Chu membuat rakyat cenderung mencuri barang?" Jawaban tajam Yan Zi itu sekali lagi menggagalkan intrik Raja Chu untuk menghinanya.

Yan Zi selain menunjukkan penampilan yang bijaksana sebagai utusan khusus, juga pandai memberikan nasehat kepada Raja Qi. Suatu hari, kuda kesayangan Raja Qi Jinggong tiba-tiba mati. Raja Qi Jinggong marah sekali, dan memerintahkan untuk membunuh pemelihara kuda itu. Yan Zi yang tidak mau melihat Raja Qi Jinggong membunuh orang tak berdosa secara sembarangan, dengan berani mengusulkan kepada Raja Qi agar memberi tahu pemelihara kuda itu apa sebabnya dihukum mati sebelum pelaksanaan keputusan. Kepada pemelihara kuda itu Yan Zi membacakan kejahatannya: "Kamu melakukan tiga kejahatan. Pertama, kamu memelihara kuda atas titah raja, tapi kuda itu mati. Kedua, kuda yang mati itu adalah kuda yang paling disayangi raja. Ketiga, gara-gara kesalahanmu raja harus membunuh orang. Apabila peristiwa ini diketahui rakyat, mereka pasti membenci raja kita. Kalau peristiwa diketahui negara-negara tetangga, mereka pasti meremehkan negara kita." Begitu selesai berkata demikian, Raja Qi Jinggong sudah insaf bahwa dia salah dan lantas membebaskan pemelihara kuda itu.

Cerita serupa masih banyak sekali, dan dari cerita-cerita itu dapat kita ketahui prinsip dalam menasehati raja dalam melaksanakan pemerintahan, yaitu mendukung raja tapi berani mengajukan pendapat yang berbeda. Suatu kali ia mengusulkan kepada Raja Qi Jinggong agar menteri diizinkan menyampaikan pendapatnya yang berbeda dengan raja, karena memaksakan pendapat yang mutlak sama bukanlah hal yang menguntungkan pemerintahan. Misalnya apabila air ditambah air, rasanya masih akan tawar, dan apabila musik memakai satu not dan satu nada, siapa pun tidak akan mendengarkannya. Itulah penjelasannya tentang prinsip menasehati raja dengan pendapat yang berbeda.

Cerita-cerita tentang Yan Zi kebanyakan dicatat dalam buku yang berjudul: Yanzi dan Chunqiu, buku riwayat yang paling awal dalam sejarah Tiongkok. Buku itu memainkan pengaruh mendalam terhadap kesusasteraan riwayat Tiongkok pada masa kemudian. Dalam Kitab Sejarah zaman Dinasti Han juga tercatat banyak cerita tentang Yan Zi dan riwayatnya. Kitab itu menghargai Yan Zi sebagai negarawan dan diplomat terkenal Negara Qi.