Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-09-14 14:16:52    
AS Hadapi Tekanan Kian Besar Soal Penarikan Tentara dari Irak

cri

Presiden Amerika Serikat ( AS ) George W. Bush kemarin di Gedung Putih mengadakan pembicaraan dengan Presiden Irak Jalal Talabani, secara titik berat membahas referendum Oktober dan pemilu Desember nanti, khususnya masalah waktu kapan penarikan mundur tentara AS dari Irak. Analis berpendapat, pembicaraan itu sekali lagi menunjukkan bahwa pemerintah Bush menghadapi tekanan yang semakin besar pada masalah penarikan mundur tenrtara dari Irak.

Umum mencatat, dalam jumpa pers bersama seusai pembicaraan, pernyataan sikap Talabani " sangat berbeda " dengan pandangannya sebelumnya ketika ia menerima wawancara. Talabani mengatakan bahwa dia menyetujui pandangan Bush dan tidak akan menetapkan jadwal penarikan tentara AS dari Irak.

Talabani mengubah pandangannya seusai pembicaraan dengan Bush karena Bush ternyata tetap mempertahankan pendiriannya untuk menolak menarik mundur tentaranya. Bush dalam jumpa pers menegaskan kembali bahwa AS tidak akan mundur dari Irak sebelum merampungkan misinya di Irak.

Walau demikian, analis berpendapat, pernyataan sikap Bush itu sebaliknya memperlihatkan posisi sulit AS di Irak dan sulit meredakan seruan di dalam negeri yang menuntut penarikan tentara selekasnya.

Pertama, publik AS semakin tidak berkeyakinan atas perang Irak. Pada bulan Juli lalu, hasil jajak pendapat yang dilakukan bersama oleh Harian " USA Today ", CNN dan Gallup menunjukkan, mayoritas warga Amerika berpendapat bahwa AS akan kalah dalam perang Irak dan sulit membentuk suatu pemerintah demokratis yang stabil di Irak. 51% responden berpendapat, pemerintah Bush dengan sengaja menyesatkan publik dalam persoalan senjata yang dilarang, 60% warga Amerika berpendapat, pemerintah seharusnya menarik mundur seluruh atau sebagian tentaranya dari Irak. Setelah Bush berkali-kali memaparkan kebijakan mengenai perang Irak, kepuasan warga Amerika atas kinerja Bush tidak meningkat dengan nyata. Setelah AS bagian tenggara diterjang oleh topan " Katrina ", sejumlah opini mengritik bahwa justru karena sejumlah besar pasukan Amerika dikirim ke medan perang Irak sehingga pemerintah " tidak berdaya sama sekali " ketika terjadinya keadaan darurat di dalam negeri.

Kedua, menghadapi pengorbanan berat AS di Irak, para anggota Kongres dan pejabat pemerintah tampak semakin kecewa. Kini, tentara AS yang ditempatkan di Irak sejumlah 135 ribu orang, biayanya setiap bulan rata-rata 5 miliar dollar AS. Tentara AS menderita korban berat karena aktifnya serangan milisi Irak. Oleh karena itu, sebuah tim yang terdiri dari anggota Kongres Partai Republik dan Partai Demokrat sudah mengemukakan rancangan resolusi mengenai jadwal penarikan mundur tentara dari Irak, menuntut pemerintah Bush menarik mundur tentara dari Irak selambat-lambatnya sebelum Oktober tahun 2006. Walaupun rancangan resolusi itu mengalami berbagai rintangan dan masih belum diterima oleh Kongres, namun sejumlah anggota Kongres percaya bahwa pemerintah Bush sudah tidak mempunyai cara efektif untuk mengubah situasi kacau di Irak, AS akan semakin terjebak di Irak.

Selain itu, analisa dari pendapat umum AS dan ahli masalah internasional bahkan tokoh kalangan militer terhadap keadaan sekarangdan prospek perang Irak juga membuat pemerintah Bush linglung pada masalah Irak.

Walaupun Talabani tak berdaya atas pendirian Bush yang menolak menarik mundur tentaranya, akan tetapi, hal itu tidak akan meringankan tekanan besar yang dihadapi pemerintah Amerika. Sebaliknya, hal itu semakin mempersulit Amerika dalam masalah Irak.