Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-09-15 13:52:34    
Pasar Barang Antik Liulichang

cri

Bagi anda pecinta barang antik dan kebetulan sedang berada di Beijing, maka jangan lewatkan untuk mengunjungi Jalan Liulichang. Jalan ini sangat terkenal tidak hanya di Tiongkok namun juga di dunia. Di sini anda dapat menemukan beberapa barang antik, seperti buku, karya kaligrafi, lukisan, patung-patung, tinta, furniture, accessories, dan lain sebagainya. Panjang jalan ini sekitar 750 meter, berlokasi di bagian selatan distrik Gerbang Hepingmen, dan tidak begitu jauh dari pasar ini, hanya dengan berjalan kaki saja, anda juga bisa menikmati Bebek Panggang Beijing yang lezat di Restoran Hepingmen Quanjude.

Sejarah Liulichang

Pada masa Dinasti Ming dan Qing, Liulichang merupakan tempat tongkrongan favorit bagi para sarjana, pelukis, dan peseni kaligrafi yang seringnya berkumpul di sana untuk menulis, menyusun, dan membeli buku, serta juga melukis dan mencipta puisi. Menjelang periode Kangxi (sekitar tahun 1661-1722), Liulichang telah menjadi pusat kebudayaan yang marak dan digambarkan sebagai, tempat yang memiliki "rumah dan bangunan yang berjejer seperti sisik ikan."

Selama periode Qianlong (sekitar tahun 1736-1796), jalan tersebut bahkan menjadi lebih kaya akan buku dan barang-barang antiknya. Di sana, dapat ditemukan beberapa toko yang dipenuhi dengan berjenis-jenis buku dari lantai hingga ke atap ruangan, dan jalan tersebut juga dipenuhi dengan barang-barang antik dan pernak-pernik, sehingga pada saat itu semua jenis perbisnisan jual beli terpusat pada satu jalan ini saja. Ketika Kaisar Qianlong memutuskan untuk merevisi sebuah Perpustakaan Literatur Lengkap, Kaisar memerintahkan para sarjana untuk melaksanakan proyek tersebut, dan sejak itu Liulichang menjadi pusat untuk penelitian terhadap berbagai kritikan yang berkaitan dengan isi tulisan atau karangan. Bagi para sarjana yang ingin mencari atau membeli buku, maka Liulichang merupakan tempat yang tepat karena memiliki lebih dari 30 buah toko buku, dan merupakan salah satu tempat yang menyenangkan di Beijing.

Pada akhir masa Dinasti Qing, Sekolah Normal Berderajat Superior, Sekolah Lima Kota (pada masa Dinasti Ming, Beijing dibagi ke dalam lima distrik kota) dan Kantor Pusat Telefon dibangun di distrik Hepingmen tersebut. Kemudian pada tahun 1927, ketika Gerbang Hepingmen dibuka, jembatan dibongkar dan Jalan Nanxinhua dibangun, kemudian Liulichang terbagi ke dalam Jalan Timur dan Barat. Jalan Timur dikenal sebagai pusat untuk penjualan barang-barang antik, sementara itu Jalan Barat dikenal sebagai tempat untuk penjualan buku-buku. Shanghai Commercial Press, China Publishing House, dan Youzheng Press, yang telah mempublikasikan beberapa buku karya kaligrafi Tiongkok, semuanya telah mendirikan beberapa kantor cabang mereka di sini.

Pada tahun 1950, orang-orang pemerintahan mengesahkan beberapa undang-undang untuk melarang eskpor barang-barang antik dan buku berharga. Museum Istana dan Museum Sejarah Tiongkok telah membeli semua artifak sejarah, lukisan, kaligrafi dan karya-karya seni penting lainnya yang telah tersebar di antara pertokoan Liulichang. Sementara itu, Perpustakaan Beijing, Universitas Beijing dan Universitas Normal Beijing membeli dan menyimpan publikasi buku Dinasti Song dan Yuan serta buku kuno Ming dan Qing.

Pada tahun 1979, Dewan Negara menyetujui sebuah rekomendasi untuk membangun dan memperluas Liulichang. Beberapa toko lama diperbaiki dan jalan diperlebar hingga 15 meter. Museum yang memamerkan beberapa lukisan antik, kaligrafi, dan barang-barang antik lainnya, sebagai saksi ungkapkan sejarah jalan tua ini.

Beijing, 15 September 2005