Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-09-19 13:55:02    
Kenangan Pejuang veteran Tentara Merah Uni Soviet yang pernah ambil bagian dalam perang rakyat Tiongkok melawan agresi tentara Jepang.

cri

Tahun ini genap 60 tahun kemenangan perang rakyat Tiongkok melawan agresi Jepang dan kemenangan perang antifasis sedunia. Dalam Perang Dunia Kedua, rakyat berbagai negara yang mengalami kerugian dan pengorbanan amata besar bersatu kompak dan bertempur bersama, pada akhirnya berhasil mengalahkan kekuatan jahat fasisme serta mencapai perdamaian dan perkembangan bagi seluruh numat manusia. Dalam acara kali ini saudara pendengar, akan kami sampaikan laporan wartawan CRI dari Rusia mengenai wawancara dengan pejuang veteran Tentara Merah Uni Soviet yang pernah ikut serta dalam perang rakyat Tiongkok melawan agresi Jepang.

Kemenangan Perang Dunia Kedua bukan kemenangan negara tertentu, tetapi adalah kemenangan bersama rakyat semua negara yang cinta damai di dunia. Perang rakyat Tiongkok melawan agresi Jepang adalah bagian penting dari perang antifasis. Sementara itu perang anti Jepang mendapat dukungan dan bantuan besar rakyat berbagai negara di dunia. Di antaranya perang yang dilancarkan Tentara Merah Uni Soviet terhadap tentara agresor Jepang telah memberikan sumbangan penting bagi kemenangan terakhir perang rakyat Tiongkok melawan agresi Jepang.

Baru-baru ini wartawan CRI telah mewawancarai dua pejuang veteran Tentara Merah Uni Soviet yang pernah ambil bagian dalam perang anti Jepang di Tiongkok.

Nikolay Feodorovich Fedotov yang berusia 84 tahun adalah seorang veteran Tentara Merah purnawirawan berpangkat Mayor Jenderal. Ia tidak saja pernah ambil bagian dalam perang membela negara melawan agresi Jerman terhadap Uni Soviet, dan berperang sampai ke wilayah Jerman, tetapi juga dikirim ke Tiongkok timur laut untuk berperang melawan Jepang. Ia mengenangkan:" Pasukan kami ikut berperang di dekat kota Minsk. Sejalan dengan bergerak majunya serangan tentara agresor Jerman, pasukan kami berpapasan dan terlibat dalam pertempuran melawan tentara Jerman di dekat Minsk. Pertempuran semakin sengit dan pasukan kami mundur ke Smolensk dan Moskow. Kami ikut dalam perang membela Moskow. Kemudian Tentara Merah Uni Soviet beralih ke serangan balas strategis, pasukan kami yang merupakan bagian dari Tentara Ketiga Belarus bersama pasukan-pasukan lain bergerak maju ke arah barat sampai wilayah Jerman. Di sana pasukan kami diperintahkan untuk berhenti bergerak maju ke barat dan balik ke arah timur."

Melalui pertempuran mandi darah selama 4 tahun, Tentara Merah Uni Soviet telah mengalahkan serangan tentara fasis Jerman. Tgl 8 Mei tahun 1945, perang di medan perang Eropa telah berakhir, tentara sekutu memperoleh kemenangan terakhir di medan perang Eropa. Pada waktu itu perang melawan agresi Jepang di Tiongkok sebagai bagian penting perang antifasis yang dilancarkan rakyat sedunia masih berlangsung karena Jepang yang merupakan negara fasis lainnya masih belum menyerah.

Pada tgl 8 Agustus tahun 1945, berdasarkan Persetujuan Yalta, Uni Soviet menyatakan perang terhadap Jepang. Pasukan di mana Nikolay Feodorovich Fedotov berada juga memasuki daerah Tionkok timur laut.

Fedotov mengatakan, " Bulan Juni tahun 1945, pasukan kami dipindahkan dari Jerman ke Mongolia untuk siap berperang melawan tentara Jepang. Pada waktu itu, Uni Soviet mengerahkan lebih satu juta orang tentara yang terdiri dari Tentara Timur Jauh Pertama dan Tentara Timur Jauah Kedua untuk berperang melawan Jepang. Tgl 9 Agustus subuh, kami melintasi perbatasan Tiongkok- Mongolia memasuki wilayah Tiongkok. Pasukan kami sebagai pasukan zeni bertugas membuka jalan bagi pasukan. Pasukan kami berturut-turut membebaskan kota-kota Changchun, Shenyang dan Dalian. Dalam waktu tidak sampai satu minggu, Jepang menyerah. Sesuai dengan petunjuk atasan, saya memimpin 25 orang prajurit Tentara Merah ke kota Lushun untuk menerima penyerahan suatu divisi tentara Jepang."

Taras Georgievich Shudlo juga seorang pejuang veteran Tentara Merah Uni Soviet yang pernah ikut dalam perang melawan agresi Jepang. Lain dengan Fedotov, ia hanya sempat ambil bagian dalam perang terhadap Jepang di Tiongkok. Ia mengatakan:" Saya dilahirkan pada tahun 1927 dan ketika perang meletus saya baru berumur 14 tahun, maka saya tidak sempat ikut dalam perang melawan fasis Jerman. Waktu berumur 15 tahun saya masuk sekolah artileri remaja dan setelah lulus pada tahun 1944, saya diterima menjadi anggota tentara dan belajar di Akademi Artileri Penz. Pada Juni tahun 1945 setelah lulus dari akademi itu, saya yang berumur 18 tahun diberi pangkat letnan dua dan dikirim ke Divisi Artileri 358 yang ditempatkan di Mongolia. Setelah Uni Soviet mengumumkan perang terhadap Jepang pada tgl 8 Agustus tahun 1945, pasukan kami memasuki Tiongkok timur laut untuk berperang melawan pasukan Kanto Jepang. Melalui pertempuran selama satu minggu, kami mencapai kemenangan dalam perang terhadap Jepang." Kedua pejuang veteran Uni Soviet itu dan kawan-kawan seperjuangannya serta berjuta-juta orang yang pernah ambil bagian dalam perang antifasis di dunia telah memberikan sumbangan kepada perdamaian dunia. Rakyat Tiongkok dengan perang gagah berani melawan agresi Jepang juga telah memberikan sumbangan kepada perjuangan antifasis sedunia dan mendapat penghormatan seluruh dunia.

Nikolay Feodorovich Fedotov menyatakan: " Sebelum kemenangan perang rakyat Tiongkok melawan agresi Jepang, Uni Soviet menghadapi ancaman tentara Jepang di kawasan timur jauh, sedang setelah kemenangan perang anti Jepang, tentara Uni Soviet menjadi tentara sahabat tentara Tiongkok. Hubungan ekonomi antara Tiongkok dan Uni Soviet mulai berkembang menjadi erat dan kedua pihak mengadakan kerja sama saling menguntungkan. Sementara itu kemenangan perang rakyat Tiongkok melawan agresi Jepang juga membuat konfigurasi dunia mengalami perubahan besar. Pertempuran yang dilancarkan pejuang veteran seperti kami ini di Tiongkok timur laut pada waktu itu adalah patut sepenuhnya." Demikian kata pejuang veteran Uni Soviet, Fedotov.