Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-10-03 13:24:21    
Warga Asing Yang Sangat Gemar Hutong

cri
Banyak warga asing baik yang datang berkunjung, maupun yang hidup di Kota Beijing sangat gemar berjalan-jalan di Hutong atau lorong-lorong Kota Beijing. Apabila tidak sempat mengunjungi Hutong, perjalanannya dianggap kurang sempurna. Bahkan di antara mereka banyak yang lebih suka menginap beberapa hari di rumah penginapan swasta yang terletak di Hutong dan ada pula warga asing yang bekerja atau belajar dalam jangka panjang di Beijing menyewa rumah di situ.

Munculnya Hutong atau lorong sangat erat hubungannya dengan gaya bangunan Kota Beijing lama. Dalam masa lalu perumahan penduduk Kota Beijing terdiri dari Siheyuan atau rumah pekarangan segi empat yang besar dan kecil, sedangkan Hutong adalah lorong-lorong yang menyambungkan rumah pekarangan segi empat tradisional itu. Hutong dan Siheyuan Beijing yang bersejarah 800 tahun itu merupakan tempat kehidupan utama warga Kota Beijing lama dan juga adalah tempat di mana kebiasaan hidup, adat istiadat dan tradisi budaya warga Kota Beijing lama terpelihara paling baik.

Di distrik timur Kota Beijing ada sebuah Hutong yang dinamakan Juer. Juer Hutong yang panjangannya 4000 meter dan bersejarah 500 tahun itu pernah didiami banyak pejabat dan keluarga kaya pada zaman kuno. Kini di lorong itu masih terletak banyak rumah pekarangan segi empat dan justru suasana kehidupan warga Kota Beijing yang tinggal di rumah pekarangan itu menarik minat warga asing. Oleh karena itu tak jarang ditemukan warga asing di hutong atau lorong-lorong Kota Beijing.

Berna Hard Sauerbier adalah seorang pria warga Jerman yang dijumpai wartawan kami di mulut lorong. Ia adalah seorang arsitek dan diundang oleh suatu lembaga riset arsitektur Beijing. Ketika bertemu dengan wartawan kami ia kebetulan datang untuk menyewa rumah ke lorong itu. Dalam percakapannya dengan wartawan ia mengatakan:

" Tempat ini sangat bagus, bangunan-bangunan tampaknya bergaya lama, tapi di dalam kamar fasilitasnya diperbaiki dan kehidupan penduduk di situ tampaknya leluasa. Pekarangan yang ditanami pohon dan bunga sejuk pada musim panas dan para anak-anak juga bisa bermain-main di dalamnya. Suasana yang sunyi dan tenang seperti itu sudah jarang terlihat di Jerman. Hutong sudah menjadi bangunan tipikal Kota Beijing dan juga menjadi sebagian sejarah kota ini."

Sekarang Juer Hutong atau lorong Juer itu dihuni 200 lebih keluarga dan di antaranya sekitar 40 keluarga adalah warga asing yang berasal dari Inggris, Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Israel dan negara-negara lain. Kompleks perumahan penduduk biasa yang bersuasana kental Kota Beijing lama itu menjadi tempat tinggal warga asing di wilayah luar negeri mereka.

Kong Baorui adalah seorang jurnalis Israel , nama Tiongkoknya itu diberikan seorang sahabat Tiongkok. Kong Baorui nama sebenarnya adalah Baruh Kohen, ia datang ke Beijing 7 bulan yang lalu dan sekarang ia adalah pengarang free lance sebuah surat kabar bahasa Inggris Beijing.

Dengan diperkenalkan sahabat Kong Baorui tinggal di lorong Juer. Sekalipun belum lama tetapi ia sudah mampu berkomunikasi dengan para tetangganya dengan bahasa Mandarin yang sederhana. Dikatakannya, meskipun bahasa Mandarinnya kurang baik, tetapi para tetangganya senang berbicara dengannya. Ia merasa, penduduk di lorong itu berwatak sederhana dan juga antusias, ia senang dengan rumah sementara di Beijing itu.

" Penduduk di tempat ini sangat bersahabat dan ramah tamah dengan wajahnya selalu tersenyum-senyum. Sekalipun bahasa Mandarin saya sulit dimengerti, tetapi ketika saya berkomunikasi dengan mereka, mereka tetap dengan sabar berbicara dengan saya, hal ini membuat saya terharu dan juga inilah sebab nya saya suka tinggal di lorong tersebut."

Di Lorong Juer hubungan antara warga asing dan warga setempat sangat harmonis. Dalam waktu senggang mereka sering ngobrol bersama-sama dan waktu bertemu selalu sapa-menyapa dengan antusias. Seorang pedagang asongan di lorong itu yang bernama Zhen Fungying mengatakan, ia senang menerima warga asing yang beli buah-buahan di tempatnya.

" Warga asing sangat sopan santon. Kita sapa-menyapa dengan bahasa Mandarin, kadang-kadang kita ngobrol juga."

Di Lorong Juer terdapat beberapa rumah penginapan swasta, para warga asing suka mendatanginya. Sebuah di antaranya bernama Qinzhuyuan dengan kapasitasnya hanya 30 ranjang dan harganya 210 Yuan Renminbi satu hari atau kira-kira 20 lebih dolar Amerika Serikat. Pemiliknya memberi tahu wartawan, rumah penginapannya baru dibuka sebulan lebih dan tingkat huniannya 100% setiap hari. Ditemukan wartawan, penghuninya hampir semua adalah turis asing dan pelayan muda juga bisa berbahasa Inggris yang fasih untuk menjawab pertanyaan para tamu.

Dalam liputan wartawan, wisatawan dari Inggris bernama Christopher Thornton dan pacarnya menerangkan, mereka berkunjung ke Tiongkok 3 miggu yang lalu. Mereka sudah menjelajahi Shanghai, Xian dan sekarang datang di Beijing. Rumah penginapan swasta Qinzhuyuan tempat mereka menginap diperkenalkan sahabat dan merasa sangat puas atas harga, pelayanan dan lingkungan hidup yang bersuasana Beijing lama.

Sekarang Beijing sudah menjadi sebuah kota metropolitan, di jalan-jalan banyak gedung tinggi dan kendaraan berhilir mudik dengan ramai. Akan tetapi karena Kota Beijing mementingkan perlindungan terhadap lorong-lorong dengan langkah-langkah seperti membatasi ketinggian bangunan di distrik lama, tidak diijinkan perluasan jalan secara sembarangan di distrik lama dan lain sebagainya. Maka banyak lorong di kota Beijing sempat terpelihara dengan baik dan di situ masih kita bisa merasakan suasana tenang dan sederhana Kota Beijing lama.

Hutong atau lorong seperti Lorong Juer yang kami perkenalkan masih terdapat seribu lebih di Beijing. Justru seperti yang dikatakan arsitek dari Jerman Berna Hard Sauerbier, bahwa Hotong sudah menjadi sebagian budaya tradisional Beijing dan juga merupakan etalase bagi warga asing untuk mengetahui Kota Beijing yang lama.