Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-10-08 14:17:36    
Kelakukan Penjual dan Pembeli di Beijing

cri

Bagaimana kira-kira, kelakuan para penjual dan pembeli barang-barang di beberapa pusat perbelanjaan di Beijing, seperti Ya Show, Silk Market (Xiu Shui), dan lain sebagainya ? Mungkin yang paling banyak mendapat perhatian adalah, seputar kegiatan tawar-menawar harga.

Kalau boleh dikatakan, tawar-menawar sudah menjadi tren atau peraturan tersendiri di Beijing, setidaknya di beberapa pasar dan toko-toko pakaian yang sepi akan pengunjung. Menawar merupakan suatu seni dan jika tidak biasa dengan sistem ini, maka anda bisa-bisa rugi. Karena biasanya para penjual akan mencoba bermain-main harga setinggi mungkin.

Baik kiranya jika anda mengetahui sedikit tentang jenis barang, misalnya sepatu, terbuat dari kulit asli atau palsu. Karena dengan kepiawaian para penjual mempromosikan barangnya, kebanyakan para pembeli terbuai akan kata-kata ajaib para penjual tersebut. Namun, tidak sedikit pula dari sekian pembeli yang datang adalah pembeli yang sudah biasa dan lihai menawar harga. Sehingga membuat para penjual kewalahan dalam menghadapi pembeli tersebut. Banyak pengalaman yang saya temukan selama saya berbelanja di beberapa pasar terkenal dan besar di Beijing. Awalnya, saya masih belum terbiasa dan takut-takut untuk menawar, namun seperti pepatah mengatakan, alah bisa karena biasa, maka karena seringnya menemukan keadaan tersebut, dan dengan keberanian mencoba-coba menawar harga, lambat laun saya pun jadi tahu bagaimana menghadapi para penjual ini. Tidak sedikit para penjual yang kadang-kadang merasa kurang senang terhadap para tingkah laku dari pembeli ini. Namun tidak pernah pula saya saksikan, terjadinya pertengkaran sengit antara para penjual dan pembeli. Biasanya jika para pembeli sudah menawar, dan penjual barang masih pasang sikap jual mahal, maka sang pembeli tidak akan ngotot, mereka akan pura-pura pergi meninggalkan toko tersebut dengan harapan si penjual akan memanggil kembali, dan taktik ini umumnya sering dilakukan oleh kebanyakan para pembeli, dan boleh dikatakan terbilang sukses.

Kadang saya berpikir, aneh juga sistem ini, bukankah dengan demikian, pembeli dan penjual akan kehabisan waktu dan tenaga, hanya untuk mematokan suatu harga saja, namun di situlah seni dan kenikmatannya. Dari jajak pendapat yang saya lakukan, rata-rata pembeli merasakan sedikit kelelahan dalam hal tawar-menawar ini, namun mereka gembira, karena mereka merasa mampu untuk bernegosiasi mendapatkan harga sesuai yang mereka inginkan. Umumnya yang giat dan suka sistem belanja demikian adalah para warga asing yang tinggal di Beijing. Bahkan para warga asing ini lebih baik daripada warga Tiongkok di sini dalam hal tawar-menawar harga. Kebanyakan warga Tiongkok tidak berani untuk menawar harga serendah mungkin. Oleh sebab itu pula, sebagian warga Tiongkok senang berbelanja di toko-toko atau mall-mall yang telah mematokkan harga tanpa bisa ditawar. Hal tersebut juga menghindari mereka untuk tertipu, karena kurang biasa untuk melakukan tawar-menawar tadi. Di samping itu juga, saat ini warga Tiongkok senang berbelanja pakaian bermerk internasional asli yang dipajang oleh beberapa butik-butik dan mall-mall terkenal di Beijing dan tentunya tanpa tawar jika tidak ada diskon khusus.