Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-10-10 16:44:16    
Ekonomi Tiongkok Masuki Masa Kunci Untuk Mendarat Mulus

Kantor Berita Xinhua
Beijing, 8 Oktober (Xinhuanet) ? Ekonomi Tiongkok sekarang memasuki masa kunci untuk mendarat mulus dengan bertambahnya investasi, faktor pemacu perkembangan ekonominya yang cepat. Demikian laporan yang disampaikan oleh sebuah kelompok kerja untuk Komisi Pembangunan Negara dan Reformasi.

Pertumbuhan investasi di Tiongkok telah bergerak ke arah perkembangan yang lebih terkoordinasi dan stabil selama delapan bulan tahun ini. "Ekonomi makro secara keseluruhan dan investasi telah memasuki suatu masa kunci untuk suatu pendaratan yang mulus," papar sebuah laporan yang dipublikasikan pada terbitan terbaru Jurnal Kemanan Tiongkok.

Investasi di perkotaan selama delapan bulan ini mencapai total 4.115 milyar yuan (atau 508 milyar dolar Amerika). Nilai ini naik 27,4 persen dari tahun ke tahun, atau 2,9 poin lebih rendah dari dua tahun sebelumnya. Demikian hasil laporan tersebut.

Awal tahun lalu, Tiongkok telah berhasil untuk menahan investasi di bidang yang terlalu banyak diminati, seperti semen, aluminium, baja, dan perumahan dengan memperketat suplai uang dan tanah.

Meskipun demikian, Tiongkok memacu investasi di bidang pertanian, energi, pendidikan, dan transportasi untuk pembangunan ekonomi dan sosial yang lebih terkoordinasi.

Tiongkok menghadapi kekurangan energi yang mendesak karena melonjaknya permintaan yang timbul dari pembangunan ekonomi yang pesat sejak tahun 1978.

Ekonomi telah berkembang rata 9.4 persen pertahun.

Laporan mengatakan bahwa tren investasi dan keuangan di Tiongkok adalah penurunan stabil sebagai akibat dari dua tahun berlakunya regulasi ekonomi makro.

Hasil dan penampilan sektor-sektor arus bawah, seperti diindikasikan oleh sektor-sektor pemrosesan yang menjadi motor ekonomi negara, sekarang mulai menyusut.

Ini akan mengurangi permintaan untuk bahan mentah, produk-produk arus menengah, energi, dan produk-produk arus atas yang lain, tutur laporan tersebut.

Penyusutan permintaan, dipandang dari perspektif perdagangan dalam dan luar negeri, mengindikasikan bahwa ekspansi investasi dan keuangan akan terbatasi.

Angka pertumbuhan pendapatan tahunan produk-produk buatan pabrik di Tiongkok dalam delapan bulan ini adalah 27,6 persen, turun 5 poin, meskipun keseluruhan pendapatan dari bisnis retail dan perumahan masih terus bertambah.

Perdagangan luar negeri Tiongkok tumbuh 23,5 persen selama delapan bulan, turun 14,7 poin.

Laporan tersebut juga menyatakan bahwa Tiongkok harus tegas dalam mengatur skala investasi dan keuangan untuk menjaga stabilitas pertumbuhan investasi. Selain itu, Tiongkok juga harus memelihara ketegasan kebijakan fiskal dan keuangan untuk sebuah siklus pertumbuhan ekonomi yang baru.

Kelompok Kerja ini juga menghimbau Pemerintah Tiongkok untuk membuka pasar modal untuk bisnis-bisnis swasta demi menghapus kesulitan dalam pembiayaan yang dialami oleh perusahaan-perusahaan menengah dan perusahaan kecil negara ini.

Peningkatan penyediaan dana dan tanah juga disarankan di tiga sabuk pertumbuhan ekonomi ? Delta Sungai Yangtze, Delta Sungai Mutiara, dan Sabuk Ekonomi Bohai.

Delta Sungai Yangtze termasuk Shanghai, kota terbesar di negara tersebut dan sebuah pusat keuangan, bisnis, dan lalu lintas barang internasional yang semakin berkembang. Delta Sungai Mutiara, yang berbatasan dengan Hong Kong dikenal sebagai pemegang peran utama dalam perdagangan luar negeri negara ini.

Sabuk Ekonomi Bohai meliputi Beijing dan kota pelabuhan Tianjin, dua dari empat daerah yang berada langsung di bawah kuasa hukum Pemerintah Tiongkok.

Kelompok Kerja ini mengatakan bahwa Tiongkok harus melanjutkan tugas-tugasnya untuk mendorong investasi di bidang pertanian, transportasi, dan sektor-sektor pendidikan sementara meningkatkan permintaan domestic dengan menambah produk-produk dan servis yang terjangkau untuk kelompok kelas menengah dan kelas bawah.