Para tokoh politik Jepang dan organisasi sosial kemarin mengkritik kunjungan Perdana Menteri Koizumi ke Kuil Yashukuni, menjelaskan bahwa langkah seperti itu akan merusak hubungan dengan beberapa negara tetangga.

Yohei Kono, ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Jepang, mengatakan "beberapa survei pendapat umum yang diadakan oleh media Jepang telah menunjukkan bahwa masyarakat Jepang tidak senang atas kunjungan tersebut."

"Kunjungan Koizumi tersebut merupakan hambatan terbesar dalam meningkatkan hubungan Jepang dengan negara-negara Asia lainnya," kata Yohei.

Tetsuzo Fuwa, pemimpin Komite Sentral Partai Komunis Jepang, menunjukkan bahwa, "beberapa kunjungan tersebut telah menimbulkan berbagai kekhawatiran mengenai prospek hubungan diplomatik Jepang, dan menambahkan, bahwa para pejabat senior pemerintah tidak seharusnya mengunjungi kuil tersebut."

Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokratik Liberal (LDP), Koichi Kato mengatakan, "hubungan Tiongkok ? Jepang rusak karena kunjungan Koizumi ke kuil tersebut."

Koizumi menekankan, "bahwa kunjungannya kemarin sebagai kunjungan pribadi yang berbeda dengan beberapa kunjungan sebelumnya, namun hal tersebut tidak menyisipkan pengertian diplomatik," katanya.

Koizumi melakukan kunjungan rutin tahunan kelimanya kemarin untuk menghormati para penjahat perang Kelas A Jepang dalam Perang Dunia Kedua. PM tidak menyumbangkan uangnya ke kuil tersebut dan membubuhkan tanda tangan pada buku kunjungan sebagai perdana menteri seperti yang ia lakukan sebelumnya.

Koizumi datang dengan stelan jas bukan dengan baju tradisional Jepang, dia juga berdoa di luar bagian utama kuil.

Koizumi kemudian mengatakan kunjungan ke kuil tersebut merupakan kunjungan dalam kapasitas pribadi. Beberapa langkah telah dibuat untuk meredakan berbagai kritikan, namun, ternyata telah lalai untuk bertindak.

Kyuhei Muraoko, direktur umum Asosiasi Persahabatan Tiongkok ? Jepang mengatakan, "Kami marah sekali sewaktu PM Koizumi bersikeras untuk mengunjungi kuil tersebut yang cenderung meningkatkan berbagai kecaman di Jepang melawan kegiatan tersebut.

Kunjungan tersebut sebaiknya saat ini dihentikan jika Jepang perlu untuk membina sebuah hubungan saling percaya dengan bangsa-bangsa Asia lain, khususnya Tiongkok.