Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-10-20 16:51:20    
Update Peta Taiwan Google Dikecam

cri

Beijing, 19 Okt. (Chinadaily.com.cn) ? Google.com, situs mesin pencari di Internet yang terbesar di dunia, menghapus kata-kata, "Taiwan, sebuah propinsi dari Republik Rakyat Tiongkok" di sebuah peta Taiwan yang dihubungkan ke situs mesin pencari peta maps.google.com. Penghapusan kata-kata ini telah menuai kecaman dari pejabat dan rakyat Tiongkok.

Berita berbagai media mengindikasikan bahwa perubahan ini dilakukan dalam tekanan kelompok ekstrim dari kubu pan-Hijau Taiwan. Kelompok ini adalah gabungan antara Partai Progresif Demokrat yang sekarang memimpin dan Partai Uni-Solidaritas Taiwan yang merupakan partai garis keras.

Situs tersebut menghapus kata-kata di bagian sudut kiri yang menyatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayah Tiongkok. Kata-kata ini kemudian digantikan dengan gambar anak panah dan beberapa unsur grafis lain yang kalau diklik akan memindahkan atau memperbesar peta.

Peng Keyu, konsul jendral Konsulat Tiongkok di San Francisco menyuarakan keberatannya atas keputusan Google tersebut dan menghimbau Google untuk menaati kesepakatan Pemerintah Amerika Serikat akan prinsip satu Tiongkok. Demikian diberitakan oleh Harian Sing Tao.

Tiongkok dan Amerika Serikat telah lama mencapai konsensus dalam tiga komunike bersama Tiongkok-A.S. Karena inilah hubungan diplomatik antara kedua negara dibuka di akhir tahun 1970-an setelah beberapa dasarwa melakukan isolasi akan satu sama lain. Pada saat itu juga Pemerintah A.S. berjanji untuk memegang komitmennya akan prinsip satu Tiongkok dan menentang kemerdekaan Taiwan.

Li Xinpei, bekas presiden Badan Penasihat California Utara untuk Promosi Reunifikasi Tiongkok secara Damai, menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan Google untuk tunduk pada gerakan kemerdekaan Taiwan.

Meskipun demikian, juru bicara Google, Debbie Frost menyatakan bahwa perubahan itu hanya suatu update teratur yang dilakukan pada setiap halaman situs peta-peta, dan bukan suatu usaha yang disengaja untuk hanya memperbarui halaman peta Taiwan.

Li tetap mengecam alasan Google tersebut. Menurutnya, apapun alasan perubahan situs tersebut, Google harus berpegang pada prinsip satu Tiongkok.

Zhang Shaofu, seorang intelektual Tionghoa di Amerika, khawatir bahwa halaman yang diperbarui tersebut akan membingungkan rakyat Amerika, kelompok pengguna Google terbesar. Ia khawatir Google memberi kesan akan suatu "Taiwan yang merdeka." Lebih parahnya, masyarakat Tionghoa d luar negeri akan memiliki konsep yang salah karena peta Taiwan yang "diperbarui" tersebut.

Banyak pembaca online Tiongkok mengungkapkan penolakan dan ketidaksenangan yang sama akan tindakan Google tersebut. Dalam tulisan-tulisan mereka di ruangan mengobrol di sina.com dan sohu.com, mereka menyarankan agar khalayak ramai memboikot layanan Google Tiongkok.

(Source: chinadaily.com.cn)