Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-10-24 15:56:54    
Olivier Warga Perancis Di Kota Xiamen

cri

Olivier Defrance adalah seorang warga Perancis yang menetap di Kota Xiamen Provinsi Fujian di Tiongkok tenggara. Sebagai seorang konsultan bisnis yang independen, Olivier Defrance terutama melakukan konsultasi dalam bidang pemasaran, iklan dan pengelolaan perusahaan. Belum lama berselang Olivier yang juga memiliki bakat dalam seni rupa mengadakan penjualan amal lukisannya untuk membantu anak-anak penderita penyakit AIDS. Saudara pendengar, dalam acara kali ini akan kami ceritakan kisah tentang Olivier Warga Perancis di Kota Xiamen.

Olivier tampaknya matang dan mantap di usianya yang ke-40. Ia menamai dirinya sebagai He Ping yang artinya dalam bahasa Mandarin sama dengan perdamaian. Dari diri Olivier selain terpancar sikap romantis yang khas orang Perancis, ia juga memiliki gaya seorang pelukis.

Olivier yang gemar bertualang sudah menjelajahi 20 negara dan daerah di dunia. Ia menetap di Kota Xiamen 7 tahun yang lalu. Sebelum itu ia pernah menetap di Provinsi Guangdong dan Hongkong.

Olivier menuturkan, " Menurut rencana semula saya akan kembali ke Hongkong, dimana saya tinggal antara4 sampai 5 tahun. Ketika itu seorang teman saya di Xiamen mengajak saya untuk melihat-lihat Xiamen. Katanya kalau Xiamen tidak cocok untuk menetap, kembali ke Hongkong bisa juga. Karena itu saya datang ke Xiamen dan begitu menginjak kaki di tanah Xiamen, saya jatuh cinta padanya. Kemudian saya menetap di Kota Xiamen."

Xiamen adalah kota pantai laut tempat wisata terkenal Tiongkok yang mempunyai pemandangan indah dan pulau-pulau yang tersebar di sekitarnya. Rumah Olivier berlokasi di suatu Kompleks perumahan kota itu, tata rumahnya sederhana. Karena keperluan usaha, istrinya tinggal di Perancis dan Olivier hidup sendiri di Tiongkok.

Olivier pandai mengatur kehidupannya di Xiamen. Jam kerjanya ia habiskan untuk meneliti pasar dan merancang iklan. Dalam waktu senggang ia berjalan-jalan ke sekitar Xiamen. Ia sering naik sepeda menyusuri pantai, lalu berenang di laut. Selain itu ia gemar pula mendayung sampan dan pergi ke pulau-pulau sekitar Xiamen, bersantai-santai dan melukis di atas pulau. Dengan terus terang ia mengatakan, bahwa salah satu sebab mengapa ia suka Xiamen adalah karena restoran-restoran di sana, yang selain murah tetapi juga bercita rasa tinggi.

" Saya sangat suka Xiamen, saya suka orang mudanya dan semuanya di sana. Saya juga gemar membuat banyak hal dan bersantai-santai di pantai. Xiamen adalah kota taman yang diselimuti pohon-pohon dan rumput hijau."

Dua tahun yang lalu, Olivier dari acara TV menyaksikan, di suatu desa miskin sebagian warganya meninggal karena terinfeksi penyakit AIDS dan anak-anak mereka menjadi yatim piatu. Hati Olivier tersentuh oleh gambaran anak-anak setempat yang di matanya terpancar sinar ketakutan dan putus asa. Setelah itu suatu pikiran muncul dalam benaknya. Ia mengambil keputusan untuk menyelenggarakan sebuah pameran lukisan dengan pendapatan dari pameran itu ia membantu para anak yatim piatu yang ditinggalkan orang tua serta anak-anak yang terinfeksi penyakit AIDS.

" Lukisan saya adalah sebagian jiwa saya, tetapi saya tetap mengambil keputusan untuk menjual 3 buah di antaranya dengan keinginan bisa membantu anak-anak tersebut."

Pameran lukisan diselenggarakan di Hotel Konferensi dan Pameran Internasional Xiamen. Lukisan yang dipamerkan adalah hasil karyanya yang paling unggul selama beberapa tahun ini. Banyak lukisan tampaknya sederhana, tetapi mengandung keinginan keras Olivier untuk mengejar keindahan dalam kehidupan.

Pameran tersebut menarik banyak pengunjung, di antaranya termasuk seorang pekerja IT. Ketika ia mengetahui bahwa penyelenggara lukisan itu adalah seorang warga asing, ia semakin terharu.

" Saya terharu karena seorang warga asing begitu ternarik oleh hal-hal yang terjadi di Tiongkok, apalagi akan warga Tiongkok sendiri."

Penyelenggaraan pameran lukisan oleh Olivier untuk membantu anak-anak AIDS itu juga mendapat dukungan berbagai kalangan sosial. Berbagai organisasi kalangan sipil di dalam dan di luar negeri juga menyumbangkan dana. Hotel Konferensi dan Pameran Internasional Xiamen juga menyediakan ruang dengan gratis untuk penyelenggaraan pameran tersebut.

Teman Olivier di Amerika Serikat yang bernama James Pongrass dengan khusus datang ke Xiamen ketika mendengar kegiatan amal Olivier itu.

" Saya terkejut ketika mengetahui ia sedang melakukan hal-hal yang bersangkutan dengan penyakit AIDS. Membantu penderita penyakit AIDS dengan penyelenggaraan pameran lukisan adalah hal yang terpuji dan dengan ini dapat membuat masyarakat memperhatikan masalah penyakit AIDS."

Sekalipun hasil dari pameran lukisan Olivier sekalipun tidak kaya raya, tetapi ia berharap perbuatan itu, dapat membuat lebih banyak orang mempedulikan penyakit AIDS dan anak-anak korban penyakit AIDS serta menyampaikan kasih sayang kepada lebih banyak orang.

Olivier menyatakan pada wartawan, pameran lukisannya itu mungkin akan digelar di Hongkong, Eropa dan tempat-tempat lainnya untuk menghimba masyarakat luas untuk lebih mempedulikan dan membantu penderita AIDS dan yatim piatu korban AIDS.