Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-10-27 09:44:59    
Tiongkok Tingkatkan Intensitas Anti-doping

cri

Masalah obat perangsang selalu dianggap sebagai tumor kalangan olahraga, karena obat perangsang tidak saja merusak keadilan pertandingan dan juga akan merugikan kesehatan atlet yang menyalah-gunakannya. PON Tiongkok sebagai pesta olahraga yang terbesar skalanya di Tiongkok selalu memukul keras gejala penyalah-gunaan obat perangsang. Para pekerja anti-doping Tiongkok dalam PON ke-10 kali ini meningkatkan intensitas anti-doping supaya mengumpulkan pengalaman bagi kesuksesan Olimpiade Beijing tahun 2008. Dalam acara tetap Ruangan Olahraga kali ini akan kami sampaikan laporan wartawan kami.

PON sebagai pesta olahraga komprehensif yang terbesar skalanya di Tiongkok selalu mengundang perhatian besar berbagai kontingen. Seiring dengan semakin besar perhatian masyarakat, persaingan semakin hebat dan keadilan pertandingan juga turut semakin penting. PON ke-10 yang diselenggarakan di Provinsi Jiangsu Tiongkok Timur merupakan PON pertama sejak dilaksanakannya Peraturan Anti-doping Dunia dan Peraturan Anti-doping Dewan Negara Tiongkok, juga pesta olahraga komprehensif yang terbesar skalanya menjelang Olimpiade Beijing, maka pekerjaan anti-doping dalam PON menyangkut citra olahraga Tiongkok dan citra Olimpiade Beijing.

Berhubungan ciri khas tahun PON adalah tahun marak penyalah-gunaan obat perangsang, Jawatan Olahraga Negara Tiongkok selama PON ke-10 mengambil serangkaian langkah untuk membina dan menyempurnakan peraturan dan sistem anti-doping, dan meningkatkan intensitas pemeriksaan dan penindakan penyalah-gunaan obat perangsang. Wakil Kepala Bagian Pemeriksaan Obat Perangsang PON ke-10 Zhao Jian mengatakan,

"Jawatan Olahraga Negara mengambil serentetan langkah untuk meningkatkan pemeriksaan penyalah-gunaan obat perangsang. Langkah-langkah itu antara lain, jumlah pemeriksaan bertambah 20% dibandingkan PON yang lalu. Selain terhadap atlet, juga diadakan pemeriksaan terhadap kuda dan ini merupakan bagian pemeriksaan obat perangsang. Maka pemeriksaannya merupakan yang paling banyak jumlahnya dalam beberapa kali PON".

Menurut perkenalan, Bagian Pemeriksaan Obat Perangsang PON ke-10 juga mengadakan pemeriksaan terhadap setiap nomor pertandingan dan semua atlet peserta kemungkinan diperiksa. Kuantitas dan intensitas pemeriksaan tiada taranya sebelumnya. Sejak akhir tahun lalu, telah ditingkatkan intensitas pemeriksaan di luar lapangan pertandingan sementara juga diadakan pemeriksaan di dalam dan luar lapangan pertandingan yang merujuk pertandingan penyisihan sehingga para atlet tidak melakukan tindakan nekat. Untuk meningkatkan intensitas pemeriksaan, sistem olahraga Tiongkok mulai tahun ini memperbesar alokasi dana anti-doping dan jumlahnya tahun ini bertambah 60% dibandingkan tahun 2004.

Untuk meningkatkan intensitas anti-doping, Panitia Penyelenggara PON ke-10 telah mengorganisasi jajaran personel pemeriksa obat perangsang yang terbesar skalanya dalam sejarah PON dan seluruhnya diadakan 45 pos pemeriksaan obat perangsang. Sekitar 400 orang personel ikut serta dalam pekerjaan tersebut supaya setiap atlet yang nekat menyalah-gunakan obat perangsang tidak lolos.

Komite Olimpiade Tiongkok dan Panitia Penyelenggara PON Ke-10 secara khusus mengundang Wakil Direktur Jenderal Organisasi Anti-Doping Sedunia (WADA) Rune Anderson untuk mengadakan peninjauan dan pemeriksaan terhadap pekerjaan anti-doping PON ke-10. Anderson dan rombongannya secara terpisah mengadakan inspeksi ke pos pemeriksaan 7 cabang olahraga PON ke-10 antara lain bola tangan, tenis meja, menembak, senam, renang, tenis dan lomba dayung. Seusai pemeriksaan dan peninjauan, Anderson menyatakan sangat puas atas pemeriksaan obat perangsang dalam PON ke-10. Dikatakannya,

"Pemeriksaan obat perangsang dalam PON yang diadakan di Kota Nanjing yang indah permai kali ini sepenuhnya sesuai dengan standar segala pemeriksaan obat perangsang di dunia. Dari sudut Organisasi Anti-Doping Sedunia, pekerjaan mereka sesuai sepenuhnya dengan Peraturan Anti-Doping Sedunia dan segala dokumen dan standar yang bersangkutan dengan pemeriksaan obat perangsang."

Penilaian tinggi Anderson terhadap pekerjaan anti-doping PON ke-10 itu beralasan. Laboratorium anti-doping PON ke-10 sepenuhnya mencontoh pola pemeriksaan Olimpiade. Satu maksud lain kunjungan Anderson ke Tiongkok kali ini ialah membantu dan membimbing Komite Olimpiade Beijing mengadakan dengan baik pekerjaan anti-doping. Selama PON ke-10, Anderson telah mengadakan pertemuan dengan tokoh terkait Komite Olimpiade Beijing dan mengadakan pembahasan mengenai pemeriksaan obat perangsang Olimpiade Beijing. Menurut perkenalan, sebelum dan selama penuyelenggaraan Olimpiade Beijing, Organisasi Anti-Doping Sedunia akan membantu Panitia Penyelenggara Olimpiade Beijing mengadakan pemeriksaan di luar dan dalam pertandingan dan pemeriksaan mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya terhadap atlet. Anderson mengharapkan supaya Olimpiade Beijing merupakan sekali Olimpiade yang paling brilian dalam sejarahnya. Ia mengatakan,

"Kami telah mengadakan pertemuan dengan Komite Olimpiade Beijing dan membahas beberapa topik terkait, lebih-lebih pekerjaan Organisasi Anti-Doping Sedunia selama Olimpiade tahun 2008. Pertama adalah pekerjaan penerangan kami mengenai anti-doping, kedua, kami akan menerima undangan IOC mengirim sebuah tim peninjau independen untuk mengadakan inspeksi terhadap pekerjaan anti-doping selama Olimpiade. Selain itu, kami akan menyediakan usul kepada Panitia Penyelenggara Olimpiade Beijing mengenai pemeriksaan darah yang mungkin akan diadakan selama Olimpiade tahun 2008, karena pada saat itu sejumlah obat terlarang sulit dideteksi melalui pemeriksaan urine. Kami juga mengharapkan supaya Olimpiade Beijing menjadi sekali Olimpiade yang paling brilian dalam sejarah pemeriksaan anti-doping."

Demikian kata Wakil Direktur Jenderal Organisasi Anti-doping Sedunia Anderson.