Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-10-31 15:30:33    
Rintangan dalam Perkembangan Barang-barang Bermerek Terkenal Tiongkok

cri

Biaya pemasaran internasional yang setinggi langit, keuntungan yang sangat tipis sekali dan kurangnya pengakuan dari para pembeli internasional diyakini sebagai tiga masalah besar dalam perkembangan barang-barang bermerek Tiongkok pada pasar dunia.

Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan pada hasil sebuah survei yang telah melakukan pemantauan pada 41 usaha perusahaan ekspor di Provinsi Jiangsu, provinsi pengekspor terkemuka di Tiongkok timur, pada Pameran Komoditi Ekspor ke-98 yang terus-menerus diadakan di Guangzhou.

Sekitar 53 persen dari 41 perusahaan mengatakan, bahwa produksi mereka sebagian besar berdasarkan pada versi pabrik pembuatan peralatan asli (OEM), 36 persen mengatakan, bahwa mereka mengekspor barang-barang bermerek sendiri dan 11 per sen sisanya mengatakan, bahwa mereka memproduksi baik produk yang dikategorikan ke dalam OEM maupun bermerek sendiri.

Semua transaksi tercapai antara pembeli dari luar negeri dan 41 perusahaan ini pada pameran tersebut, 50 persen termasuk beberapa produk OEM, 21 per sen produk lokal Tiongkok dan selebihnya, 29 persen produk Tiongkok yang tidak bermerek.

Menurut hasil survei, setidaknya seribu perusahaan ekspor di provinsi Jiangsu, yang belum melakukan pedaftaran lengkap terhadap beberapa merek dagang luar negeri, dan kurang dari 10 per sen usaha lokal yang mengekspor barang-barang bermerek mereka sendiri.

Kebanyakan dari perusahaan mengatakan, biaya pemasaran internasional yang mengejutkan, merupakan rintangan terbesar dalam usaha keras mereka untuk mendirikan barang-barang bermerek sendiri di pasar dunia.

Pengeluaran biaya iklan, misalnya, sering lebih beberapa juta dolar AS dan kebanyakan perusahaan tidak mampu membayar biaya setinggi itu. Biaya-biaya untuk beberapa kegiatan pemasaran penting lainnya, seperti pembukaan jaringan layanan logistik luar negeri atau mendirikan stan pada ekspo internasional, juga merupakan biaya yang sangat tinggi bagi usaha domestik yang hanya menerima keuntungan tipis sekali.

Di samping itu, kebanyakan eksportir di provinsi Jiangsu telah lama mengandalkan pada kwalitas, dan juga biaya yang rendah untuk terus bertahan di pasar internasional. Kompetisi yang sengit di antara mereka sendiri, yang mana kadang-kadang mengakibatkan banting-bantingan harga dan barang-barang tiruan atau palsu, sering mengecilkan hati para eksportir yang telah mengeluarkan uang banyak untuk barang bermerek mereka sendiri.

Kenyataannya, banyak pembeli internasional tidak mengenal barang-barang bermerek Tiongkok juga menggagalkan antusiasme para eksportir tersebut. Para pembeli yang mengunjungi pameran komoditi ekspor di Guangzhou, khususnya datang dari AS dan Uni Eropa, sering mencoba mendapatkan keuntungan dengan memasukkan produk-produk Tiongkok yang berharga rendah dengan barang-barang bermerek mereka sendiri yang sering terbukti baik di beberapa pasar tujuan.

Menurut para pejabat perdagangan luar negeri yang menghadiri pameran komoditi ekspor di Guangzhou, rintangan sama yang menggoda beberapa provinsi pengekspor lainnya, juga, merupakan waktu yang penting bagi semua perusahaan lokal Tiongkok untuk membantu perkembangan barang-barang bermerek dengan menawarkan perlakuan istimewa untuk perusahaan-perusahaan bermerek lokal.

Kementerian Perdagangan Tiongkok dan enam departemen pemerintah lainnya telah mengeluarkan sehelai surat edaran pada bulan Juni yang lalu dalam mendesak bangsa untuk membantu perkembangan sejumlah barang-barang bermerek lokal agar dikenal secara internasional pada tahun 2010.

Kemudian, sedikitnya 40 persen perusahaan ekspor Tiongkok akan menciptakan barang-barang bermerek mereka sendiri dan ekspor produk-produk bermerek Tiongkok akan diberi lebih dari 20 persen dari total ekspor negara.

Surat edaran juga mengatakan, bahwa usaha domestik yang telah mendirikan barang-barang bermerek mereka sendiri pada pasar internasional akan diberikan akses yang lebih mudah untuk pinjaman bank atau subsidi langsung oleh pemerintah untuk mendukung usaha mereka dalam peningkatan di bidang teknologi, penelitian dan perkembangan produk-produk ekspor. Beberapa perusahaan ini juga akan diberikan prioritas utama pada program-program pengadaan negara.