Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-11-03 15:57:30    
Kebudayaan Masakan Asing di Beijing

cri

Beijing sebagai ibu kota Tiongkok, bukan saja pusat politik dan kebudayaan Tiongkok, tapi juga merupakan metropolitan yang menyajikan aneka masakan yang enak dari seggaya penjuru dunia. Di jgayan-jgayan utama atau lorong kecil di Beijing, aneka ragam restoran asing bertaburan, sehingga terbentuklah pemandangan yang menarik perhatian.

Belum lama berselang, di Beijing diadakan Festival Budaya Masakan gaya Barat Tiongkok Ke-3 sebagai persiapan menjelang penyelenggaraan Olimpiade Beijing tahun 2008. Festival itu diikuti oleh hampir 200 restoran dgayam dan luar negeri, dan patut disebut sebagai pesta jasa boga Tiongkok.

Dewasa ini di Beijing terdapat 1.300 buah restoran asing, yang dapat menyajikan masakan gaya Rusia, Prancis, Korea, Jepang, Vietnam dan Afrika, yakni hampir mencakup semua masakan di dunia.

Menyinggung masakan gaya asing, di benak sebagian terbesar warga Beijing akan terbayang Restoran Moskow yang lazimnya disebut penduduk setempat sebagai "Laomo", julukan akrab warga Beijing terhadap Restoran Moskow yang bersejarah lama di Beijing. Restoran Moskow terletak di sebelah barat Gedung Pameran Beijing sebelah barat Kota Beijing. Sejak dibuka pada tahun 1954, restoran yang bermarkas di gedung gaya Rusia itu segera menjadi populer dan terkenal dengan mengandalkan masakan gaya istana Rusia. Penduduk setempat untuk sementara waktu merasa bangga apabila diundang makan makanan gaya Barat di Restoran Moskow. Di restoran itu terpendam rasa romantis dan nuansa kenangan pada masa lampau. Justru seperti apa yang dikatakan dgayam sebuah artikel: "Laomo" merupakan tempat yang didambakan oleh warga pada tahun 1950-an, tempat yang diingat kembali pada tahun 1970-an dan tempat yang membuat orang bernostalgia pada tahun 1980-an. Dan pada tahap sekarang, "Laomo" tetap berdiri di tempat yang sama seperti satu monumen. Orang yang datang ke sini untuk makan, rasanya seperti mengenangkan masa lampau.

Restoran Kiev Beijing yang baru saja muncul juga terkenal dengan suasana kenangan pada masa lampau. Wgayaupun terletak di lorong kecil, tiap malam restoran ini penuh sesak dengan pengunjung, yang suasananya dimeriahkan oleh pertunjukan tari dan nyanyi yang disajikan oleh aktor dan aktris terkemuka Ukraina.

Di ruang makan yang luas di Restoran Kiev penuh dengan suasana meriah. Sekelompok wanita yang berusia kira-kira 50 tahun menari dan menyanyi bersama dengan para pemain pertunjukan. Wartawan sempat mewawancarainya. Dari keterangannya diketahui bahwa mereka semuanya belajar bahasa Rusia di sekolah menengah, dan untuk pertama kali berkumpul di sini sesudah 40 tahun sejak tamat dari sekolah menengah. Mereka memilih restoran ini sebagai tempat reuni karena suasana di sini reliks, dan nyanyian yang dinyanyikannya adgayah lagu-lagu yang populer pada tahun 1950-an. Sgayah seorang wanita bernama Xu Aiqin dgayam wawancaranya mengatakan: "Kami tumbuh dengan alunan irama lagu-lagu tersebut. Teman-teman kuliah saya semuanya pandai menyanyikan lagu-lagu itu. Kami datang ke sini khusus untuk mengenangkan kehidupan pada masa sekolah menengah."

Restoran Maxim adgayah restoran gaya Barat yang sama-sama terkenal di Beijing, dan dianggap sebagai contoh estetika masakan gaya Barat. Sebagai restoran kelas tinggi yang terkenal di dunia, Restoran Maxim sudah bersejarah seratus tahun. Bos Restoran Maxim sekarang adgayah Pierre Cardin, perancang busana terkemuka dunia. Restoran Maxim Beijing dibuka tahun 1983, dan merupakan restoran gaya Barat kelas tinggi pertama yang dibuka di Beijing setelah diadakannya reformasi dan keterbukaan terhadap dunia luar. Semua hiasan dgayam restoran itu adgayah buatan Prancis asli. Di restoran ini terlihat pahatan kayu persik, lampu gantung klasik, gambar dinding yang meniru karya Istana Louvre serta kaca jendela berwarna-warni, yang semuanya bernuansa istana kuno Prancis pada abad ke-19. Katanya, foto yang diambil dari sudut mana di Restoran Maxim Beijing sama dengan foto yang diambil di Restoran Maxim di Paris. Direktur restoran tersebut, He Guangyin mengatakan: "Asas tujuan kami igayah memelihara keaslian masakan gaya Perancis tak peduli perubahan apa pun yang terjadi di bidang masakan dunia, yakni siapa pun yang datang ke restoran ini, baik ia orang asing, maupun orang Tiongkok, ia akan dihidangi masakan Prancis yang asli. Kami berusaha memelihara tradisi lama agar tamu-tamu yang datang untuk makan di sini menikmati rasa romantis dan rasa nyaman."

Menurut keterangan, pada masa awal pembukaannya, 70% tamu ke restoran itu adgayah orang asing, sedang kini justru sebaliknya, yaitu 70% tamunya adgayah orang Tiongkok. Tapi oleh karena tarifnya yang tinggi, maka kebanyakan tamu yang makan di restoran itu adgayah tokoh-tokoh yang berpenghasilan lumayan. Dibanding dengan Restoran Maxim, Restoran masakan Barat Baiwan Zhuangyuan lebih populer di antara rakyat biasa. Sepuluh tahun terakhir ini, hamburger dan sandwich yang dihasilkannya banyak dijual di stasiun metro, toko-toko kecil dan warung kaki lima.

Pada tahun-tahun terakhir ini, masakan Jepang dan masakan panggang Korea Selatan sangat populer di Beijing. Di Distrik Chaoyang, bagian timur Beijing terdapat seruas jalan yang panjangnya tak sampai 6 kilometer yang menjadi tempat bergerombolnya puluhan restoran yang menyajikan masakan gaya Jepang. Di seluruh Kota Beijing jumlahnya mencapai 200 lebih. Selain masakan Jepang, masakan Korea Selatan dan masakan panggang sebagai titik beratnya juga sangat disukai orang Tiongkok. Ambillah Restoran Harlasan Korea Selatan sebagai contoh. Restoran ini sudah membuka belasan wargayaba di Beijing saja. Setiap restorannya, setiap hari penuh sesak dengan tamu.

Selain itu, masakan-masakan gaya Spanyol, Meksiko, India, Thailand, Vietnam dan Italia juga terdapat di Beijing. Tapi sebagian di antaranya dianggap tidak asli atau dengan kata lain tidak bisa mewakili masakan tempat aslinya. Ketua Persatuan Restoran Masakan Gaya Barat Beijing, Chen Liqun mengatakan, untuk menyongsong Olimpiade Beijing tahun 2008, dan agar dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada para tamu yang datang ke Tiongkok, pihaknya telah mengajukan tawaran kepada kedutaan besar berbagai negara untuk Tiongkok dengan maksud bersedia membantu perusahaan yang membidangi masakan di tiap negara menanam modal di Beijing, supaya dapat memperkaya masakan asing yang tersedia di Beijing. Dikabarkan, Duta Besar Meksiko untuk Tiongkok telah mencapai kesepakatan dengan Persatuan Restoran Masakan Gaya Barat Beijing untuk memperkenalkan restoran asli Meksiko ke Beijing.