Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-11-04 18:26:47    
Atap Emas Istana Potala Ditutup untuk Umum

cri

Pengunjung Istana Potala, salah satu situs di Lhasa, Daerah Otonom Tibet, Tiongkok yang dinyatakan UNESCO sebagai warisan dunia tidak akan lagi diperbolehkan memasuki atap emasnya karena proyek renovasi baru akan selesai tahun depan.

Larangan ini ditujukan untuk pelestarian lebih lanjut sehingga "kita dapat mewariskan Istana Potala seperti sekarang kepada generasi-generasi mendatang," kata Qamba Gesang, Direktur Administrasi Istana Potala. "Ini tidak berarti bahwa bangunan ini mulai hancur ? sangat jauh dari itu."

Tujuh atap emas yang menaungi istana merah dan putih yang menakjubkan ini berpayung langit Tibet yang selalu biru. Peziarah dan pelancong dari segala penjuru dunia merasa wajib untuk melihat atap emas yang kesohor ini.

Halaman yang luasnya seratus meter persegi di atas istana selalu dipadati turis. Hal ini adalah ancaman serius bagi bangunan yang umurnya sudah berabad-abad ini. Tangganya yang sempit dan berderit-derit yang terjulur menuju atap emas juga seakan-akan memberi peringatan akan bahaya tersembunyi bagi orang-orang yang berduyun-duyun menaikinya.

"Pelarangan ini cukup masuk akal," kata Legxe, seorang biksu berusia 65 tahun yang tinggal di Istana Potala. "Setelah itu, istana yang telah dibangun ulang ini berusia 350 tahun. Seperti manusia yang sudah tua, istana ini butuh lebih banyak perawatan dan perlindungan."

"Proyek renovasi telah dilakukan di di Istana Potala," kata Dawa Baizhoin, seorang pekerja dari Daerah Shannan yang bekerja di bagian atap istana yang tingginya lebih dari 100 meter. "Sayang sekali bahwa para pengunjung tidak bisa lagi naik kea tap, tetapi saya kira ini baik untuk kesehatan jangka panjang istana."

Administrasi Istana Potala telah membatasi jumlah pengunjung dan peziarah yang boleh masuk ke istana menjadi 1.600 orang sehari sejak 1 Mei 2003. Tetapi tetap saja jumlah pengunjung mencapai rekor 443.000 antara Januari dan Oktober tahun ini.

"Meskipun dengan ditutupnya atap emas dan beberapa ruangan yang sudah bobrok, pengunjung masih bisa melihat banyak hal di Istana Potala," kata Qamba Gesang.

Istana saat ini membuka 22 ruangan untuk pengunjung dan peziarah, termasuk salah satu ruangan tertua yang umurnya sudah mencapai 1.300 tahun. Administrasi istana juga berencana untuk membangun showroom di bawah bukit dalam waktu yang tidak terlalu lama untuk kenyamanan pengunjung yang sudah tua atau cacat.

"Istana Potala adalah salah satu tempat wisata yang paling menarik di Tiongkok, dengan pemandangan langit biru dan gunung es dari atap emas yang tidak tertandingi," kata Jesus Sobrino, seorang turis dari Spanyol. "Kita kini hanya dapat menikmati pemandangan ini dari jauh di masa yang akan datang, tapi saya kira orang-orang akan mengerti dan menghormati usaha Pemerintah Tiongkok untuk melestarikan budaya tradisional Tibet.

Istana Potala, yang terletak di ujung Barat Laut ibukota Lhasa, mula-mula dibangun oleh Raja Tibet Songtsa Gambo pada abad ke-7 dan kemudian diperluas pada abad ke-17.

Istana Potala menunjukkan inti seni arsitektur Tibet kuno dan termasuk salah satu warisan budaya dunia menurut Badang PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya pada tahun 1994.

Pemerintah Tiongkok telah mengeluarkan 55 juta yuan RMB ( kira-kira 6.6 juta dolar Amerika) untuk mereparasi istana antara tahun 1989 dan 1994. Fase kedua dari kegiatan reparasi melibatkan 180 juta yuan RMB ( kira-kira 22 juta dolar Amerika), dimulai pada tahun 2002 dan akan berlangsung sampai 5 tahun. Enditem.