Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-11-08 15:11:53    
Bank Sentral Tiongkok Keluarkan Laporan Pertama Tentang Stabilitas Keuangan

Kantor Berita Xinhua

Beijing, 07 November (Xinhua), Bank Rakyat Tiongkok, merupakan bank sentral negara, kemarin menerangkan dalam sebuah laporannya, bahwa situasi keuangan negara "secara umum" saat ini stabil, beberapa masalah yang tersisa dari masa lalu telah dapat dipulihkan, dan mekanisme stabilitas keuangan sedang dalam perwujudan.

Menurut laporan pertamanya mengenai stabilitas keuangan negara, bank sentral mengatakan, Tiongkok perlu untuk memberikan perhatian khusus pada sepuluh masalah utama yang sedang dihadapai oleh negara, agar dapat memelihara stabilitas keuangan.

"Stabilitas keuangan" merujuk pada situasi yang mana sistem keuangan mampu untuk memainkan peranan kuncinya secara efektif," kata hasil laporan tersebut.

Merubah mode pertumbuhan ekonominya telah dimasukkan sebagai daftar utama dari sepuluh masalah tersebut.

Penggunaan beberapa bahan mentah dan energi yang tidak efesien oleh Tiongkok pada beberapa dekade yang lalu telah dianggap sebagai suatu kesalahan terhadap krisis bahan mentah dan energi, serta meningkatkan harga-harga baik di pasar domestik maupun luar negeri. Menyebutkan contoh krisis keuangan yang telah melanda Meksiko, Thailand, Rusia, Brazil pada akhir abad 20, laporan mengatakan, stabilitas keuangan berdampak pada stabilitas politik, ekonomi dan sosial, untuk itu Tiongkok harus memberikan perhatian yang seksama terhadap berbagai masalah yang telah ada di dalam sistem keuangannya untuk mencegah resiko-resiko keuangan dan mendorong upaya reformasi keuangan.

Masalah-masalah lain yang dilaporkan, meliputi koordinasi perkembangan pembiayaan langsung dan tidak langsung, defisit fiskal tersembunyi, pengawasan dan liberalisasi dari harga-harga kapital, memperbaiki lembaga keuangan negara, pengawasan resiko dan mengontrol berbagai pelayanan keuangan yang tumpang tindih, dan dampak globalisasi ekonomi dan keuangan.

Laporan mengatakan, defisit fiskal tersembunyi disebabkan oleh kurangnya pembiayaan untuk jaminan sosial dan utang pemerintahan daerah, yang mungkin berpengaruh pada stabilitas keuangan.

Tiongkok, sebagai negara yang sedang dalam proses perbaikan mekanisme keuangannya untuk membentuk suku bunga dan nilai tukar, baik dunia dan penduduk harus menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungannya, yang bercirikan liberalisasi, kata laporan tersebut.

Laporan juga mengajak agar penduduk dan dunia untuk mempelajari bagaimana caranya mengenal dan menyelesaikan resiko-resiko yang menyakut nilai bunga dan nilai tukar.

Menghadapi berbagai faktor yang tak dapat dikuasai, seperti naiknya harga minyak dan nilai suku bunga yang tinggi, turunnya nilai dolar AS, perselisihan internasional dan bahkan perang, stabilitas keuangan Tiongkok berada di bawah pengaruh pertumbuhan ekonomi internasional dan lingkungan keuangan, kata laporan.

Dihubungkan dengan beberapa keuntungan dari integrasi pertumbuhan Tiongkok ke dalam produksi dunia, sistem perdagangan dan kapital merupakan peningkatan ketidakpastian dan resiko yang timbul dari globalisasi, kata laporan.

Tiongkok akan membangun sistem indeks stabilitas keuangannya dan peringatan dini, serta memperbaiki beberapa metode evaluasi dan pengawasannya dalam sistem keuangannya yang ditawarkan untuk mendirikan mekanisme bagi resiko keuangan dari skala dan jenis yang berbeda.

Selain laporan tahunannya dan laporan implementasi kebijakan moneter, bank sentral mengatakan, akan mengeluarkan laporan-laporan seperti itu setiap tahun.