Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-11-09 13:08:53    
HP Keren Banjiri Ekonomi dan Lingkungan Hidup Tiongkok

Kantor Berita Xinhua

CHONGQING, 8 Nov. (Xinhua) ? Warga kota kini menderita fobia kalau-kalau seluruh dunia telah meninggalkan mereka hanya karena mereka lupa membawa ponsel. Mereka yang mengikuti jaman, meskipun belum tentu berpenghasilan tinggi, membeli ponsel baru setiap tiga bulan sekali. ponsel yang dilekati berlian dijual dengan harga 210 ribu yuan per buah atau 25.900 dolar Amerika.

Bagi Tiongkok yang sedang naik daun, ponsel bukan saja suatu alat komunikasi, tetapi juga suatu barang mewah dan simbol status dan selera pemiliknya. Demikian dipaparkan oleh Sun Yuanming, seorang sosiolog Akademi Ilmu Sosial Chongqing.

Kementrian Industri Informasi mengatakan bahwa menurut data terakhir, orang-orang Tiongkok membuang 70 juta unit ponsel setiap tahunnya sampai pertengahan tahun 2004.

Tumpukan ponsel yang dibuang ? sebagian besar masih bisa berfungsi dengan sempurna tetapi kurang gaya ? telah membanjiri ekonomi Tiongkok yang haus akan penghasilan dan telah mengancam lingkungan hidup dengan sampah elektronik dalam skala besar. Pembuangan sampah elektronik yang memadai masih merupakan masalah besar.

Di atas semua itu, membeli ponsel paling ngetren setiap tiga bulan sekali bukan suatu hal mudah bagi mereka yang ingin terlihat keren.

"Saya menabung selama enam bulan dan bahkan siap untuk mengurangi jatah untuk makan demi ponsel ini. Harganya 5 ribu yuan (616 dolar Amerika) tetapi bagi saya harga ini sepadan untuk ponsel ini. Ponsel ini lensanya bagus dan bisa merekam video dengan sangat baik," kata seorang kasir di sebuah bank di Beijing yang bernama keluarga Yu.

Ponsel ini adalah ponselnya yang ketiga dalam dua tahun ini, meski Yu hanya berpenghasilan kurang dari 4 ribu yuan (493 dolar Amerika) sebulan. Dua pertiga gajinya telah dipakai untuk membayar cicilan rumahnya.

"Kebanyakan pembeli lebih tertarik dengan fungsi-fungsi akeseori ponsel: apakah ponsel bisa memutar MP3, merekam video, atau apakah mereka memiliki permainan-permainan terbaru." Kata Liu, pegawai toko yang menjual HP di Beijing.

Tiga tahun setelah telepon berkamera muncul di tahun 2002, pasar telepon genggam Tiongkok dipenuhi merek-merek ponsel ternama dengan berbagai macam fungsi.

"Di kebanyakan pasar Amerika dan Eropa, telepon genggam hanya suatu alat komunikasi. Bagaimana bentuknya tidak terlalu dipedulikan. Di Tiongkok dan beberapa negara Asia lainnya, telepon genggam harus mengikuti mode dan menarik mata pembeli," kata Liu.

Hampir 60 persen pelanggan telepon genggam Tiongkok selalu mencari telepon genggam baru. Menurut survey terakhir yang diadakan oleh Pusat Pengembangan Industri Informasi Tiongkok, 12,8 persen membeli sebuah handset setiap 6 sampai 12 bulan dan 24,4 persen membeli satu telepon baru setiap 12 sampai 24 bulan.

Di akhir tahun 2004, setiap 100 orang Tiongkok memiliki 25,7 telepon genggam. Angka ini melampaui rata-rata kepemilikan telepon seluler dunia. Laporan ini merupakan data statistik yang diumumkan di Forum Pembangunan Terminal Telekomunikasi Bergerak Tiongkok tahun 2005.

Juga diprediksikan bahwa jumlah pelanggan telepon seluler di Tiongkok akan melebihi 380 juta di akhir tahun ini untuk kemudian melonjak ke angka 520 juta di tahun 2008 dan 600 juta di tahun 2010.

Tidak kompatibelnya merek satu dengan lainnya dan bahkan antara ponsel satu dengan lainnya membuat lebih banyak lagi sampah.

Bila satu pelanggan membeli satu ponsel baru dalam tiga tahun, sedangkan satu ponsel dilengkapi dengan satu batere dan satu charger, rata-rata 200 juta batere dan 100 juta charger menjadi sampah setiap tahun.

"Kenyataannya, kebanyakan orang tanpa berpikir panjang membuang ponsel mereka yang sudah dianggap ketinggalan jaman. Toh tidak gampang untuk membuang sesuatu yang dulunya berharga mahal," kata Sun Yuanming, seorang sosiolog di Chongqing. "Tetapi pembuangan yang layak untuk sampah elektronik tetap menjadi masalah di masa mendatang."

Batere lithium dan chargernya mengandung timah, aluminium dan plastik yang tidak teruraikan dan mengancam lingkungan hidup, kata Wang Xiaoming, seorang ahli Biro Perlindungan Lingkungan Hidup Beijing. Di samping itu, ponsel yang dibuang juga mengandung logam-logam mulia. Sayang sekali materi-materi berharga ini tidak diambil kembali untuk digunakan kembali. Enditem.