Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-11-10 16:36:18    
Liu Bang

cri

Tahun 202 Sebelum Masehi, Liu Bang mendirikan Dinasti Han, dinasti feodal bersatu yang kedua dalam sejarah Tiongkok, dan sejak dinobatkan sebagai kaisar ia disebut sebagai Han Gaozu. Dengan demikian Liu Bang pun menjadi orang pertama yang sebelumnya adalah seorang penduduk biasa dinobatkan sebagai kaisar. Berikut ini kami perkenalkan Liu Bang.

Pada akhir abad ke-3 Sebelum Masehi, rakyat yang kenyang menderita kelaliman pemerintahan Dinasti Qin berturut-turut melancarkan pemberontakan, dan Liu Bang adalah pemimpin salah satu pasukan pemberontak. Waktu itu, pasukan pemberontak yang paling kuat dipimpin oleh Xiang Yu, seorang jenderal yang gagah berani. Dalam perjuangan melawan Dinasti Qin, Liu Bang dan Xiang Yu bersekutu dan saling membantu, sehingga akhirnya menggulingkan kekuasaan Dinasti Qin. Pada masa tergulingnya pemerintah Dinasti Qin, pasukan pimpinan Xiang Yu berkekuatan melebihi 400.000 orang, sedang pasukan Liu Bang hanya beranggota 100.000 orang. Dengan kekuatan yang tak ditandingi pihak mana pun, Xiang Yu menobatkan diri sebagai Raja Xichu, yaitu sama dengan gelar kaisar. Sedang Liu Bang dianugerahinya gelar Raja untuk berkuasa di Hanzhong, suatu tempat yang terpencil dan miskin. Setelah itu antara Liu Bang dan Xiang Yu terjadilah Perang Chu-Han yang berlangsung selama 4 tahun untuk memperebutkan kekuasaan terpusat. Tahun 202 Sebelum Masehi, kedua pihak mengadakan perang terakhir yang menentukan nasib, akhirnya pasukan pimpinan Liu Bang menang biarpun jumlahnya jauh lebih sedikit daripada pasukan Xiang Yu. Setelah mengalami kekalahan, Xiang Yu bunuh diri dalam perjalanan melarikan diri. Setelah itu, Liu Bang menobatkan diri sebagai kaisar dengan mendirikan Dinasti Han.

Di antara pemimpin-pemimpin berbagai pasukan pemberontak anti-Dinasti Qin, banyak yang keturunan pangeran dan raja bekas pemerintah, ada juga keturunan bekas jenderal atau menteri terkenal, sedang Liu Bang hanya seorang petani biasa, tapi dialah yang pada akhirnya menguasai Tiongkok. Sebab utamanya ialah Liu Bang berwatak istimewa.

Pertama Liu Bang pandai bergaul. Liu Bang dilahirkan di suatu pedesaan di Kabupaten Peixian, Provinsi Jiangsu, Tiongkok Timur. Berbeda dengan kaum tani yang setiap hari hanya tahu bercocok tanam, ia dianggap orang malas yang hanya suka bergaul ke mana-mana. Baik pejabat tinggi maupun jagal yang hidup di lapisan bawah, semuanya dapat menjadi sahabatnya. Ketika ia terjerat perkara hukum, kepala penjara dapat membantunya, dan ketika ia kekurangan duit, ada juga sahabat yang rela membantunya. Pada masa kemudian, sahabat-sahabatnya itu semua menjadi pengikutnya yang loyal dalam pasukannya, dan berjasa banyak dalam perjuangan mendirikan Dinasti Han.

Liu Bang pandai sekali dalam merekrut tenaga yang berketrampilan, dan pandai juga dalam memanfaatkannya. Ambillah Han Xin sebagai contoh. Han Xin dilahirkan di keluarga miskin, dan pernah bertugas sebagai pengawal Xiang Yu. Ia berkali-kali mengajukan akal dan usul yang baik kepada Xiang Yu, tapi selamanya tidak mendapat perhatian. Dengan demikian, Han Xin meninggalkan Xiang Yu dan ikut dalam pasukan Liu Bang. Atas rekomendasi pembantunya, Liu Bang mengangkat Han Xin dari seorang perwira rendah menjadi panglima seluruh tentara dalam suatu upacara yang meriah. Setelah itu, Han Xin ternyata dapat mewujudkan ambisinya dan mencapai kemenangan demi kemenangan. Di sekitar Liu Bang masih terdapat banyak tokoh yang dapat menunjukkan bakatnya sesudah diangkat oleh Liu Bang. Penasehat dan jenderal yang dipercayai dan diberi kuasa semuanya rela berjuang mati-matian untuk membantu Liu Bang.

Liu Bang juga orang yang pandai menahan diri. Pada masa awal pemberontakan, Liu Bang dan Xiang Yu pernah berkesepakatan bahwa siapa yang terlebih dulu memasuki Xianyang, dialah yang akan dijadikan raja. Liu Bang akhirnya pertama-tama menyerbu masuk kota Xianyang. Setelah menginjakkan kakinya di istana mewah, Liu Bang tertarik oleh kehidupan berfoya-foya, tapi penasehatnya berupaya meyakinkannya agar jangan terhanyut oleh kenikmatan untuk sementara waktu sebelum merebut kekuasaan di seluruh negeri. Atas usul penasehatnya, Liu Bang sadar dan lantas memerintahkan pasukannya menutup istana dan perbendaharaan sebelum memimpin pasukannya menarik mundur dari Xianyang. Apalagi ia selalu berlaku ramah terhadap putra ke-3 Raja Qin bernama Ying, dan melaksanakan kebijakan yang menguntungkan ketenteraman masyarakat. Melihat Liu Bang orang yang murah hati dan pasukannya berdisiplin ketat, maka rakyat setempat semuanya mengharapkan dia dapat menobatkan diri sebagai raja. Namun Xiang Yu merasa sangat marah setelah mengetahui Liu Bang terlebih dulu memasuki kota Xianyang, dan memerintahkan pasukannya untuk siap melakukan penyerbuan ke kota Xianyang, bahkan berencana membunuh Liu Bang. Penasehat Liu Bang berpendapat bahwa pihaknya berkekuatan terlalu lemah dibanding pasukan Xiang Yu, dan lebih baik tidak berkonfrontasi melawan pasukan Xiang Yu, dan harus menunjukkan sikap yang lunak. Dengan demikian, Liu Bang yang didampingi beberapa pengawalnya dengan berani menghadap Xiang Yu untuk memberikan penjelasan atas tingkah lakunya, yakni dia hanya bermaksud mengawal Xianyang dan menunggu Xiang Yu untuk menobatkan diri. Xiang Yu percaya atas perkataan Liu Bang lantas membebaskannya. Kemudian Liu Bang dan bawahannya ditempatkan Xiang Yu di satu tempat yang terpencil bernama Hanzhong. Dalam perjalanannya ke Hanzhong, Liu Bang sengaja membakar jalan kembalinya ke bagian tengah Tiongkok, supaya Xiang Yu percaya bahwa dia tidak bermaksud untuk kembali merebut kekuasaan Xiang Yu.

Dalam Perang Chu-Han, yaitu perang antara Xiang Yu dan Liu Bang, Liu Bang yang berkekuatan lemah pada suatu kali nyaris menjadi tawanan pasukan Xiang Yu. Waktu itu Liu Bang hanya didampingi puluhan tentara yang tengah melarikan diri tanpa tujuan. Namun tak lama kemudian Liu Bang yang pandai melepaskan keuntungan kecil untuk memperoleh keuntungan lebih besar berhasil mengumpulkan kembali tentaranya. Misalnya Jenderal Han Xin dan Jenderal Peng Yue yang hendak memaksa Liu Bang menganugerahinya gelar pangeran sengaja membangkang dalam suatu pertempuran sehingga pasukan Liu Bang mengalami kekalahan total. Setelah mengetahui sebabnya, Liu Bang segera memenuhi permintaan mereka sehingga kubunya bersatu padu, dan setelah itu banyak barisan lainnya yang ikut dalam pasukan Liu Bang.

Liu Bang bukan saja orang yang lapang dada, tapi juga orang yang cerdas. Suatu peristiwa, ayah dan istrinya ditangkap oleh pasukan Xiang Yu. Ketika kedua tentara saling berhadapan, Xiang Yu mengancam akan memasak ayah Liu Bang. Mendengar ancaman itu, Liu Bang tidak menjadi panik, malah dengan tersenyum mengatakan: "Saya dan kau adalah saudara angkat. Ayah saya adalah ayahmu. Kalau kau mau memasak ayah kita, marilah kita minum bersama sup itu." Xiang Yu yang takut dibenci orang, terpaksa membebaskan ayah dan istri Liu Bang.

Cerita tentang Liu Bang masih banyak sekali. Ia tidak berpandangan sempit seperti jenderal pasukan pemberontak tani lainnya, yang hanya tahu berfoya-foya begitu mencapai sukses tertentu, juga tidak bersikap sombong seperti tokoh-tokoh yang berdarah bangsawan. Ia adalah orang yang berambisi dan pandai memanfaatkan tenaga ahli, khususnya pemimpin yang pandai mengambil hati rakyat, yang pada akhirnya merebut kekuasaan negara.