Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-11-15 18:48:22    
Langkah Strategis Terhadap Keharmonisan Sosial

cri

Dengan per kapita produk domestik bruto (PDB) mencapai lebih dari seribu dolar AS pada tahun 2004, Tiongkok lebih memfokuskan diri pada keharmonisan sosial dari pada menekankan pikiran pada pertumbuhan ekonomi.

Pembangunan masyarakat yang harmonis diinisiasikan oleh Presiden Hu Jintao, agar pemerintah dan para pemimpin partai lebih mengutamankan keharmonisan sosial dalam agenda kerja mereka.

Hu mengatakan, "suatu masyarakat yang rukun sebaiknya mengutamakan demokrasi, pemerintahan yang berdasarkan hukum, kesetaraan, keadilan, ketulusan, persahabatan dan vitalitas."

Perubahan fokus ini tepat pada waktunya, sebagaimana beberapa pengamat mengatakan, pada saat Tiongkok dihadapi dengan pergolakan sosial yang mungkin semakin gawat disebabkan oleh perkembangan dan distribusi, ketidaksetaraan, ketidakadilan, dan korupsi, meskipun semua itu ada, namun pertumbuhan ekonomi berkembang pesat.

" Keharmonisan masyarakat, secara inisiatif telah membendung kesadaran terhadap beberapa masalah sosial yang muncul dalam proses perkembangan tersebut, yang mungkin mencegah kemajuan negara dan menimbulkan krisis sosial yang nyata, jika mereka tidak diperlakukan secara khusus," kata Dr. Ding Yuanzhu, ahli sosiologis terkemuka dari Akademi Peneliti Makro-ekonomi di bawah Komisi Perkembangan dan Reformasi Negara.

Kenyataannya, kata Ding, Tiongkok tidak pernah menempatkan " keharmonisan social " di atas kemajuan ekonomi. " Gagasan mengenai beberapa harmoni sosial menunjukkan tekad bulat dari pemerintah pusat untuk mengatasi beberapa masalah sosial yang pelik disebabkan oleh beberapa keputusan kebijakan yang kurang memadai dan perkembangan ekonomi yang pesat."

Sekitar 26 tahun yang lalu, Tiongkok, dengan reformasi dan keterbukaannya terhadap dunia luar, kelihatannya harus menciptakan suatu keajaiban ekonomi dengan pertumbuhan GDP pada suatu nilai yang baik, yaitu sekitar 9,5 persen setiap tahunnya.

Gambaran tersebut dikeluarkan oleh Biro Statistik Negara yang menunjukkan bahwa jumlah total GDP berada pada 13,65 miliar yuan RMB (1 dolar AS sekitar 8,11 yuan RMB) pada tahun 2004.

Kemajuan ekonomi yang gemilang, tidak berarti akan menjanjikan kestabilan sosial. Dr. Ding mengatakan, " krisis sosial yang paling hebat sering meledak waktu jangkauan ekonomi berada pada tahap yang paling tinggi." Dengan tidak menyenangkan, di balik pertumbuhan kestabilan makro-ekonomi saat ini, tingkat elemen sosial negatif muncul secara dramatis. Beberapa hal ini termasuk perbedaan jenjang antara kaya dan miskin yang sangat mencolok dan antara penduduk kota dan para petani, keadaan ekosistem yang terus memburuk."

Konflik-konflik sosial seperti yang ditunjukkan secara jelas bahwa, " masyarakat Tiongkok telah memasuki suatu periode yang tidak seimbang," kata Dr. Ding. " Diketahui ketidaksamarataan sosial dan ketidakadilan telah menjadi hal yang sangat penting. Tidak hanya persoalan etik saja. Persoalan tersebut telah menjadi masalah stabilitas sosial dan politik."

Beberapa orang petani mungkin secara antusiasi merasa bahwa masalah ketidakadilan lebih dari pada kelompok-kelompok masalah yang lain. Dalam proses perkembangan urbanisasi yang pesat, jutaan orang petani telah kehilangan lahan untuk bertani, sehingga keadaan kini menjelma menjadi tenaga buruh yang surplus dan pendapatan yang kecil dalam pertumbuhan ekonomi. Dalam mengejar kehidupan yang lebih baik, mereka melakukan urbanisasi ke beberapa kota, mencari kerja serabutan dengan bayaran yang kecil.

Di antara mereka adalah Zhang Yong dan istrinya, yang berasal dari desa pegunungan barat daya, yang berurbanisasi ke Beijing, ibu kota Tiongkok, sejak lima tahun yang lalu. Mata pencaharian mereka di sini ialah menjual sayur-sayuran di daerah perumahan penduduk di bagian barat kota Beijing.

Orang tua yang memiliki dua orang anak remaja ini, setiap hari memulai aktivitasnya sejak pukul dua dini hari, untuk mendapatkan sayur-sayuran yang segar dengan harga yang murah di pasar borongan. Zhang yang berusia 35 tahun, mengeluh, bahwa mereka harus bekerja setidaknya selama 17 jam sehari dengan pendapatan hanya 800 yuan RMB per bulan. Tidak ada uang untuk hiburan dan hal yang terbaik adalah kami hanya dapat libur satu hari saja.

Walaupun begitu, istrinya mengatakan, " kehidupan di sini jauh lebih baik dari pada waktu kami masih tinggal di desa, di mana kita tidak akan mendapatkan apa pun jika cuaca tidak mengizinkan. Di Beijing, kita masih bisa memiliki sejumlah uang di tangan pada setiap akhir tahun."

Tiongkok saat ini memiliki lebih dari pada 120 juta tenaga buruh surplus di daerah perkotaan, yang juga dikenal sebagai pekerja migran. Dan ada sekitar 30 juta lainnya penduduk yang tidak memiliki mata pencaharian alias pengangguran, termasuk para pekerja yang terkena PHK. Orang-orang tersebut melambangkan suatu gambaran penting dari keharmonisan sosial, DR. Ding memperingatkan. Sekitar lebih dari 70% para petani seperti Zhang Yong dan istrinya dari jumlah keseluruhan penduduk Tiongkok yaitu 1,3 miliar dapat ditemukan, katanya. "Jika mereka tidak dapat menikmati kemakmuran ekonomi ini, rasa ketidakpuasan mereka akan meningkat yang akhirnya mungkin akan menimbulkan masalah sosial yang mengejutkan."

Kemungkinan Zhang sebagai penjual sayur-sayuran ini tidak akan paham maksud dari keharmonisan sosial. Seperti Chang'anjie, yang dulunya bekerja di pabrik baja, dan kini hanya sebagai pembantu lalu lintas di jalan raya di Beijing percaya, bahwa kesamarataan dan keadilan harus menjadi inti. Tanpanya, tidak ada orang yang bisa berharap dapat hidup secara selaras."

Saat ini, konflik-konflik dari berbagai jenis kepentingan ekonomi pokok di antara beberapa kontradiksi internal. Jing Tiankui, direktur untuk Institut Sosiologi pada Akademi Ilmu Pengetahuan Sosial Tiongkok mengatakan, " Membangun masyarakat yang harmonis merupakan suatu proyek jangka panjang dan sistematis. Menyeimbangkan kepentingan-kepentingan yang berbeda tidak dapat ditunda lebih lama lagi." Dia menambahkan bahwa pemerintah sebaiknya melakukan koordinasi dengan beberapa kelompok yang memiliki kepentingan yang berbeda dari pada berebut keuntungan.

Pemerintah Tiongkok sedang bekerja keras untuk menjamin hak-hak dan minat-minat orang yang disampaikan. Untuk memperbaiki situasi pengangguran yang sulit ini, pemerintah telah memutuskan untuk mengalokasikan dana sebesar 10,9 miliar yuan RMB untuk mempekerjakan mereka kembali, dan tiga miliar yuan RMB lainnya untuk memperbaiki keamanan industri, khususnya bagi para buruh tambang batu bara.

Sementara itu, pemerintah telah menjanjikan untuk membebaskan sekitar 730 juta petani dari pajak pertanian, dan menyediakan subsidi untuk menjamin semua anak di daerah pedesaan yang miskin dengan pendidikan wajib sembilan tahun.

Pendidikan dan kesehatan merupakan hal utama dalam upaya untuk membangun masyarakat yang selaras di daerah pedesaan Tiongkok. Suatu penelitian yang dilakukan oleh Federasi Pelajar Tiongkok menunjukkan, bahwa biaya rata-rata pendidikan penuh di universitas selama empat tahun sekitar 38.500 yuan RMB, sama halnya dengan pendapatan yang diperoleh oleh para petani dari pedesaan termiskin di bagian barat Tiongkok selama 40 tahun. Ini berarti, banyak anak di daerah pedesaan tersebut tidak dapat menikmati pendidikan yang penuh.

Begitu pula halnya dengan kesehatan, menurut Kementerian Kesehatan Tiongkok, di beberapa wilayah, jaminan kesehatan sedikitnya di bawah 10 persen dari 900 juta penduduk pedesaan, meskipun sekitar 80 hingga 90 persen telah ditangani oleh suatu sistem kerja sama kesehatan yang diorganisir sebelum tahun 1979. Seorang pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan, bahwa banyak orang yang telah terperosok ke dalam kemiskinan karena disebabkan oleh hutang yang menumpuk, karena untuk membiayai pengobatan yang tinggi bagi penyakit kronis seperti kanker.

Menyadari bahwa masalah kesehatan merupakan hal yang penting bagi keharmonisan sosial di beberapa daerah pedesaan, pemerintah pusat telah mengeluarkan " Asuransi Kesehatan Kerjasama Negara Yang Baru ", yang bertujuan untuk menanggulangi biaya kesehatan seluruh masyarakat pedesaan menjelang tahun 2010. Program tersebut, yang dianggap sebagai suatu bantuan untuk menanggulangi kegagalan sistem kesehatan yang telah difungsikan di daerah pedesaan Tiongkok sejak awal tahun 1980-an, yang baru saja ditempatkan selama dua tahun. Para petani yang ingin bergabung dengan program ini, hanya dipungut biaya minimum 10 yuan per tahun, digabungkan dengan subsidi lain dari pemerintah pusat dan lokal sebesar 20 yuan.

Menjelang akhir tahun 2004, hampir 80 juta orang petani yang telah bergabung dengan program tersebut, sementara sekitar 41,94 juta orang petani telah menerima pembayaran kembali untuk biaya pengobatan sebesar 1.394 miliar yuan untuk keseluruhannya. Dr. Ding Yuanzhu yakin bahwa pemerintah sedang melakukan pemindahan ke arah yang benar.

" Penduduk pedesaan memainkan suatu peran yang penting dalam membantu perkembangan suatu masyarakat yang harmonis," katanya. "Hanya jika beberapa petani miskin dapat hidup dengan baik, maka diharapkan keseluruhan masyarakat dapat hidup dengan selaras dan stabil."

Selanjutnya, dia mengatakan, " hal tersebut merupakan suatu persyaratan bagi kebijakan-kebijakan pemerintah untuk menyediakan lingkungan yang sama dan seimbang, di mana warga miskin dapat mengecap beberapa pelayanan umum yang pokok, seperti kesehatan, perumahan, dan pendapatan minimum."

Ide membangun suatu masyarakat yang harmonis menandakan bahwa kedewasaan dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) sebagai partai yang berkuasa dengan melayani orang-orang sebagai garis pemandunya. Dr Ding mengatakan, " kebijakan-kebijakan ini membuat suatu kerangka teoritis untuk mendorong perkembangan sosial yang baik, pertumbuhan ekonomi yang mantap, dan kesejahteraan sosial yang kaya dalam tahun-tahun yang akan datang. Jika kita mematuhi mereka, maka keharmonisan sosial mungkin dapat diwujudkan."

(Bebby)