Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-11-21 14:35:19    
Upaya Keras Guangdong untuk Perkembangan Ekonomi Berkelanjutan

Kantor Berita Xinhua

Guangdong, 20 November (Xinhua), mesin kekuatan ekonomi di Tiongkok selatan, sedang menghadapi "jalan macet" untuk sumber penghasilan, teknologi dan bakat dalam perkembangan berkelanjutan setelah menuntun bangsa ini ke dalam perkembangan ekonomi selama 16 tahun.

Propinsi tersebut telah menerima keuntungan besar sebagai daerah depan dalam reformasi dan keterbukaan Tiongkok terhadap dunia luar, yang diprakarsai oleh pemimpin senior terakhir Almarhum Deng Xiaoping pada tahun 1978. Guangdong merupakan tempat ketiga dari lima zona ekonomi khusus dan nilai GDPnya meluncur dari 18,585 miliar yuan RMB (sekitar 2,29 miliar dolar AS) pada tahun 1978 hingga 1,6 triliun yuan RMB (sekitar 197,77 miliar dolar AS) pada tahun 2004, satu per sembilan dari total nasional.

Guangdong telah mengadakan hubungan perdagangan dengan lebih dari 200 negara dan daerah di seluruh dunia, dan menghasilkan sebesar 357,1 miliar dolar AS untuk perdagangan luar negeri pada tahun 2004, hampir satu pertiga dari total nasional.

Tapi para pengkritik mengatakan, bahwa Guangdong telah mengembangkan ekonominya pada biaya-biaya sumber penghasilan yang besar, yang tidak disangkal oleh beberapa orang pejabat provinsi tersebut.

"Guangdong telah memakai sejumlah besar sumber penghasilan bagi pertumbuhan ekonominya selama beberapa tahun yang lalu, tapi sesungguhnya itu hanya merupakan sumber penghasilan yang kecil," kata Tang Hao, wakil sekjen dari pemerintah provinsi Guangdong.

Pada tahun 2004, pemakaian energi Guangdong sepadan dengan 152,1 juta ton batu bara standar, atau 7,7 per sen dari total Tiongkok, menurut Departemen Statistik Provinsi tersebut

Sementara itu, statistik menunjukkan, bahwa cadangan per kapita energinya, kurang dari lima per sen dari rata-rata nasional.

Provinsi Guangdong hanya memiliki luas per kapita lahan yang dapat ditanami sekitar 0,027 hektar i, kurang dari setengah tingkat rata-rata nasional, dan nilai rata per kapita sumber penghasilan airnya sekitar 1,390 kubik meter, 68 per sen dari nilai nasional.

Dan kemacetan lainnya, di bidang teknologi, atau teknologi pembaharuan sendiri, yang juga menghalangi perkembangan berkelanjutan dari provinsi tersebut, kata Tang, meskipun Guangdong telah menggunakan modal asing berjumlah besar di Tiongkok.

Menjelang tahun 2004, Guangdong telah menarik modal asing langsung lebih dari 150 miliar dolar AS. Sampai sejauh ini perusahaan dari 100 negara dan daerah telah datang untuk menanamkan modalnya di Guangdong, dan 500 konglomerat dunia juga telah berinvestasi di Guangdong dengan mendirikan lebih dari 400 cabang perusahaan di sini.

"Sebetulnya Guangdong hanya memiliki kelebihan di bidang industri, tidak di bidang teknologi," kata Tang. "Banyak perusahaan Tiongkok di Guangdong, baik kecil dan menengah, mereka pada khususnya lemah di bidang inovasi teknologi."

"Kebanyakan beberapa teknologi inti dan peralatan utama telah diimpor dari luar negeri atau telah didominasi oleh para kontraktor asing," tambahnya. Selain itu Guangdong juga belum memiliki bakat yang tinggi di bidang ini, kata Tang.

Menurut Gubernur Provinsi Guangdong, Huang Huahua, Guangdong saat ini sedang memikirkan beberapa langkah untuk mengurangi kemacetan tadi, untuk mencapai pertumbuhan yang dapat dipertahankan.

"Guangdong akan membuat beberapa usaha besar untuk mengembangkan ekonomi yang dapat diperbaharui dan secara aktif memperkenalkan mode penghematan sumber penghasilan dan perkembangan lingkungan yang ramah, sehingga dapat membangun suatu lingkungan masyarakat yang harmonis," katanya.

"Sementara itu, Guangdong akan menganjurkan kepada para perusahaan lokal untuk memperbaiki inovasi teknologinya dan mencari kemajuan di bidang industri, sedangkan pemerintah akan membantu perkembangan pendidikan, khususnya di antara penduduk pedesaannya, untuk menangani masalah kekurangan sumber penghasilan manusia," kata Huang pada Konferensi Konsultatif Internasional untuk Perkembangan Masa Depan Ekonomi Guangdong, hari Jumat yang lalu.

Sekitar dua belas orang penasihat asing hadir dalam konferensi tersebut, kebanyakan adalah eksekutif dari perusahaan multinasional, spesialis industri dan para sarjana.

Guangdong telah meminta bantuan dari beberapa penasihat asing untuk perkembangan sosial dan ekonominya sejak tahun 1999.