Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-11-21 14:43:13    
Ketergantungan Tiongkok akan Permintaan Dalam dan Luar Negeri Tidak Seimbang

Kantor Berita Xinhua

BEIJING, 20 Nov. (Xinhua) ? Dalam sepuluh bulan pertama, volume perdagangan luar negeri tahunan Tiongkok melonjak 24 persen ke angka 1.148,61 milyar dolar Amerika. Hal ini menjadikan Tiongkok sebagai sebuah negara besar yang langka karena bergantung sedemikian besar kepada permintaan luar negeri.

Pertumbuhan ekspor yang kokoh menunjukkan penurunan permintaan domestic yang terus-menerus dan pentingnya meingkatkan lingkungan konsumsi domestik serta menyesuaikan kebijakan ekspor. Hal ini dinyatakan Bisnis Modern Beijing dalam sebuah artikel.

"Tiongkok menghadapi ketidakseimbangan yang parah dalam ketergantungannya akan permintaan domestik dan luar negeri," tulis artikel tersebut.

Lebih dari 70 persen ekonomi Tiongkok sekarang bergantung pada perdagangan internasional, yang telah berkembang 30 persen pertahun.

Volume retail barang-barang sosial diharapkan untuk bertumbuh sebesar 12,8 persen tahun ini. Perkembangan ini akan merupakan pertumbuhan tercepat sejak tahun 1997, tetapi masih tetap lebih lambat daripada pertumbuhan ekspor. Hal ini dikatakan dalam sebuah laporan dari Kementrian Perdagangan.

Problem terlalu banyaknya produksi industri domestik masih sangat dominant di seluruh penjuru Tiongkok, sehingga pabrik-pabrik berfokus ke pasar internasional.

Pasar domestik yang tidak aktif juga merupakan salah saktu faktor kenaikan impor yang sangat lambat. Dalam 10 bulan pertama, nilai impor Tiongkok hanya bertambah 16,7% menjadi 534,12 milyar dolar Amerika, dengan surplus perdagangan bertotal sejumlah 80,37 milyar dolar Amerika.

Ekspor bersih tahun ini akan membawa pertumbuhan ekonomi sebesar 35 persen bagi Tiongkok, lebih tinggi daripada tahun sebelumnya. Hal ini disampaikan oleh Pusat Informasi Negara dalam laporan terakhirnya.

Ketergantungan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang berlebihan pada permintaan internasional sangat berbahaya. Laporan Pusat Informasi Negara memperingatkan hal ini dalam laporannya. Jumlah yang sangat besar dari keuntungan dagang akan menjadi peningkatan yang tidak normal dalam cadangan devisa Tiongkok, mendorong RMB untuk terus naik, serta menyebabkan konflik dagang internasional. Hal ini juga dinyatakan dalam laporan tersebut.

Perkembangan perdagangan luar negeri Tiongkok yang sangat cepat sekarang ditantang dengan ketidakpastian ekonomi dunia dan proteksi dagang internasional.

Selain itu, meskipun volume dagang luar negeri Tiongkok sangat besar, keuntungan yang sebenarnya diambil oleh negara masih terbatas.

Hanya kurang dari 10 persen komoditas ekspor Tiongkok dilabeli dengan merek Tiongkok. Pertumbuhan dagang Tiongkok terutama bergantung pada barang-barang baku yang murah, sehingga dasar daya saing dan kemampuan untuk bebas dari resiko kurang.

Ekspansi permintaan domestic sekarang adalah jalan paling efisien untuk mengurangi keuntungan dagang. Demikian dikatakan bulan lalu oleh Zhou Xiaochuan, Gubernur Bank Sentrak Tiongkok.

Pemerintah Tiongkok telah berjanji untuk mengelola suatu pertumbuhan ekonomi yang cepat sambil beralih ke pasar domestik, terutama konsumsi supaya ketergantungan terhadap ekspor bisa dikurangi.

Model yang diatur oleh permintaan ditekankan dalam proposal petunjuk untuk rencana lima tahunan ke sebelas 2006 ? 2010), yang diperkirakan akan memiliki efek langsung pada pertumbuhan konsumsi setiap tahun. Enditem.